Ungkapkan Rasa Syukur dengan Nyadran Ki Ageng Henis

  • Post author:
  • Post published:March 31, 2021
  • Post category:Regional
  • Reading time:2 mins read

SOLO, iMNews.id – Karena telah menerima kekancingan paringdalem gelar sesebutan ”Bupati Sepuh”, KRT Hendri Rosyad Wrekso Puspito (62) mengungkapkan rasa syukurnya dengan caranya sendiri, yang mungkin berbeda dengan orang lain. Yaitu dengan berziarah ke makam tokoh leluhur Dinasti Mataram, kompleks makam Ki Ageng Henis yang berlokasi di Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan, Solo, belum lama ini.

Ziarah yang dilakukannya itu, sekaligus sebagai simbol kebanggaan dan rasa hormatnya kepada para pendiri dinasti, sekaligus tokoh yang ikut membangun peradaban Jawa. Karenanya, KRT Wrekso Puspito terlebih dulu melakukan sholat Duhur di masjid setempat, sebelum berdoa dan nyekar atau tabur bunga di atas batu nisan kubur Ki Ageng Henis.

”Itulah cara saya mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan YME, atas apa yang belum lama saya terima. Saya bersama 9 orang teman, sholat dan berdoa di kompleks makam Ki Ageng Henis. Kebetulan, ini bulan Ruwah, sekaligus nyadran para tokoh yang ‘sumare’ di sana,” ujar KRT Wrekso Puspito, menjawab pertanyaan iMNews.id, tadi siang.

Paringdalem kekancingan berisi gelar sesebutan ”Bupati Sepuh” itu, diterima KRT Hendri Rosyad sekitar sebulan lalu yang diserahkan langsung oleh GKR Wandansari Koes Moertiyah (Gusti Moeng) selaku Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Mataram Surakarta. Gelar sesebutan itu diberikan, karena saya dianggap berjasa, telah mengabdi diri di keraton sejak awal tahun 2000.

KRT Hendri Rosyad menyatakan, dirinya mengabdi di bidang spiritual kebatinan, karena keinginannya ikut melestarikan budaya Jawa dan menjaga eksistensi Keraton Mataram Surakarta. Pengabdiannya dilakukan karena meneladani kakeknya, yang pernah ‘suwita’ di keraton dan diberi tugas sebagai abdidalem ulama di Masjid Kepatihan, di saat Sinuhun Paku Buwono (PB) X jumeneng nata (1893-1939).

”Saya ingin terus mengabdikan diri di keraton sesuai bidang saya. Dan saya akan mendukung langkah Gusti Moeng dalam upaya menjaga eksistensi keraton dan pelestarian budaya Jawa. Saya ingin menjalankan tugas-kewajiban, sesuai ‘gawa-gawene’ atas gelar ‘Bupati Sepuh’ yang saya terima,” tandas pemerhati budaya Jawa dan keraton dari sisi spiritual kebatinan itu. (won)