Sekretaris Pengurus Makam Mengundurkan Diri, Tokoh Ketua Bukan Warga Rendeng
KUDUS, iMNews.id – Event kirab budaya “bertema” nama besar (Mbah) Kyai Glongsor yang sudah empat kali dirintis bejalan 4 kali di Desa Rendeng, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, berpotensi “batal” digelar di tahun 2025 ini. Karena, Reza selaku Sekretaris Pengurus Makam Kyai Glongsor mengundurkan diri, yang membuat pengurus tak punya kelengkapan organ untuk menginisiasi event tersebut.
Pengunduran diri Reza itu diterima KRRA Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro selaku Ketua Pengurus Makam Kyai Glongsor, beberapa waktu lalu. Sementara, dalam beberapa hari ini organ pengurus yang tersisa sulit mencari pengganti secara definitif untuk mengisi kekosongan posisi Sekretaris. Padahal, KRRA Panembahan Didik Singonagoro merasa sudah bukan warga Desa Rendeng.
“Saya agak bingung ini. Karena, event kirab budaya itu sudah berjalan 4 kali (tahun) berturut-turut, tepat di tanggal 17 Agustus. Jadi, event berbasis budaya ini, sudah menjadi satu sebagai ekspresi untuk menyemarakkan peringatan Prokalamasi Kemerdekaan 17 Agustus warga Desa Rendeng. Padahal, peristiwa kirab budaya 17-an tinggal beberapa hari. Tidak mudah mencari figur penggantinya”.
“Waktu yang sangat sempit menjelang 17-an, sulit mencari pengganti Reza (figur Sekretaris) dan menetapkannya secara definitif. Karena, syaratnya harus warga Desa Rendeng. Sedangkan saya (Ketua), sudah berKTP atau warga desa lain. Kurang pas, kalau tanpa Sekretaris, tetapi saya mengurus proses persiapan sampai ke Desa Rendeng,” ujar KRRA Panembahan Didik Singonagoro, siang tadi.

Ketua Pakasa Cabang Kudus yang juga Ketua Pamong Makam Kyai Glongsor itu, saat dimintai konfirmasi iMNews.id, Rabu (13/8) siang tadi juga menyatakan agak sedih dengan mundurnya Reza dari posisi sebagai Sekretaris Pamong Makam Kyai Glongsor. Karena, event kirab budaya itu sudah mulai ditanyakan warga Desa Rendeng sejak dua minggu lalu, bahkan sempat ditanyakan dari pihak Pamong Desa Rendeng.
Sementara itu Reza yang dimintai konfirmasi secara terpisah siang tadi membenarkan dirinya sudah meminta izin kepada ketua (KRRA Panembahan Didik Singonagoro) untuk mengundurkan diri. Dirinya mengajukan permohonan mengundurkan diri, karena ingin menjadi anggota/warga biasa saja. Reza mengaku dirinya tidak berkompeten untuk menjadi Sekretaris, karena kurang bisa berkomunikasi.
“Iya pak, saya mengajukan permohonan pengunduran dari dari posisi Sekretaris. Saya ingin menjadi anggota/warga biasa saja. Saya merasa tidak kompeten karena kurang bisa berkomunikasi. Tetapi saya juga merasa sayang, event yang sudah dirintis 4 kali dan saya senang ikut terlibat dalam kirab budaya itu, harus absen di tahun 2025 ini. Padahal, meriah bersamaan merayakan 17-an,” ujar Reza.
Reza juga mengungkapkan, karena dirinya sudah mengundurkan diri, tidak mengetahui lagi kalau ada pertemuan antara Pamong Makam Kyai Glongsor dengan Pamong Desa dan warga Rendeng Timur ( 2 RW) dan Rendeng Utara (7 RW). Sementara itu, KRRA Panembahan Didik Singonagoro mengaku mendengar ada keinginan warga Rendeng Timur agar kembali digelar kirab, tetapi ajakan resmi untuk itu belum ada.

“Jadi, ajakan resmi secara organisasi memang belum datang dari manapun kepada saya selaku Ketua Pamong Makam Kyai Glongsor. Sementara, saya sudah bukan warga Desa Rendeng dan tinggal di desa itu sejak tahun 1990-an. Tetapi seandainya ada ajakan atau permintaan resmi kepada Pamong Makam Kyai Glongsor jauh sebelum waktunya dekat, kami masih bisa berpikir dan berupaya menggelar kembali”.
“Karena, terus terang, selama 4 kali menggelar event itu dan semakin banyak warga yang tertarik bergabung, kami biayai secara swadaya mandiri. Dan untuk merintis kirab sampai 4 kali itu, saya mengerahkan warga Pakasa Cabang Kudus yang notabene anggota 4 Majlis Taklim saya. Dan sebenarnya memang harus ada kejelasan, soal dukungan desa terhadap kegiatan ini,” Juru-Kunci makam pangeran Puger itu.
Kejelasan yang dimaksud, adalah mana dukungan yang berasal dari desa untuk warga yang hanya menginginkan kirab budaya bertema 17-an, dan mana dukungan untuk menginisiasi kirab budaya bertema Kyai Glongsor. Karena, dalam 4 kali penyelenggaraan antara dua potensi pesertanya kurang transparan. Pakasa cabang yang banyak mengeluarkan dukungan, tetapi yang menikmati/mendapatkan pengakuan pihak lain.
Sebagai perintis event kirab budaya, KRRA Panembahan Didik Singonagoro juga sangat menyayangkan event kirab budaya bersamaan dengan perayaan 17-an batal di tahun 2025 ini. Apalagi, sudah ada rintisan di sisi lain yang bisa menyemarakkan event itu maupun potensi kegiatan lain bertema Kyai Glongsor. Karena, lembaga Kantor PUPR Kudus sudah mengizinkan makam Adipati Tirtakusuma dibersihkan.

Di bagian lain disebutkan, Pakasa Cabang Kudus sudah berhasil membentuk organisasi Putri Narpa Wandawa Cabang Kudus, belum lama ini. Susunan pengurus itu terdiri Ketua (Nyi Ng Dyah Kurnia Wijayanti), Sekretaris (Nyi Suhartatik) dan Bendahara (Nyi L Nita Ayu). Selain tiga organ inti, ada pengurus harian yang melibatkan Nyi Ng Ngadinah, KMT Emmy, Nyi Ika Isnawati, Nyi Ng Nuryanti dan Nyi Ng Yuniarsih.
KRRA Panembahan Didik Singonagoro sangat mendukung terpilihnya Nyi Ng Dyah Kurnia Wijayanti sebagai Ketua Putri Narpa Wandawa cabang Kudus, karena selain sudah punya pengalaman organisasi di Pakasa cabang, juga dinilai sangat rajin “sowan” kraton. Namun diakui, pengembangan organisasi Putri Narpa ke depan disebut cukup berat, karena tidak mudah mendapatkan anggota yang “berani bersanggul”.
Di tempat terpisah, Pakasa Cabang Jepara dan Pakasa Cabang Ngawi kini sedang bersiap-siap untuk bertemu dalam sebuah event kirab budaya dalam rangka “Grebeg Mulud” yang digelar bersama Pakasa Cabang Jepara, 26-30 Agustus ini. Rencana puncak rangkaian event “ekspo” yang akan digelar di tengah kota itu, antara lain melibatkan Pakasa Cabang Ngawi sebagai pemeriah kirab budaya, seperti tahun lalu.
KRT Suyono S Adiwijoyo selaku Ketua Harian Pakasa Cabang Ngawi yang dimintai konfirmasi iMNews.id, siang tadi menyebutkan, pihaknya sudah menerima informasi awal dari KP Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Cabang Jepara) selaku bagian dari panitia penyelenggara. Informasi itu menyebutkan, Pakasa Cabang Ngawi akan diminta dukungan reog antara 2-6 unit plus seniman yang jumlahnya antara 60-90 orang.

“Kalau jumlah finalnya kami masih menunggu kabar dari Kanjeng (KP) Bambang (S Adiningrat). Mudah-mudahan minggu depan sudah final. Agar kami bisa menentukan jumlah personel dan armada angkutannya. Unit reognya antara 2-6. Personelnya antara 60-90 orang, termasuk penari Jathilan, Bojang Ganong dan pemusik atau iringan karawitannya,” ujar KRT Suyono S Adiwijoyo yang dihubungi iMNews.id siang tadi.
Lebih lanjut Ketua Harian Pakasa Cabang Ngawi itu menyebutkan, kantor Sekretariat Pakasa cabang yang belum lama selesai dibangun, sudah beberapa kali digunakan berbagai kegiatan. Termasuk menjamu kehadiran Ir H Budi Sulistyono, mantan Bupati Ngawi 2 periode (2010-2015 dan 2016-2021) yang menjadi anggota DPR RI (Fraksi PDIP) periode 2024-2029, saat melakukan kunjungan Dapil, Sabtu (9/8). (won-i1)