Kerja Bhakti Resik-resik Keraton Berlanjut dengan Tenaga Teknis

  • Post author:
  • Post published:July 7, 2021
  • Post category:Regional
  • Reading time:4 mins read

SOLO, iMNews.id – Kegiatan kerja bhakti resik-resik keraton yang digerakkan Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Mataram Surakarta menjelang Ramadan lalu, begitu memasuki bulan puasa hingga selepas Lebaran tidak nampak berlanjut sesuai rencana semula. Situasi dan kondisi pandemi Corona yang kian menggila selepas Lebaran hingga kini, memaksa LDA selaku penyelenggara dan komunitas relawan #Lestarikan Keraton yang diketuai Rian D’Masiv hanya bisa melibatkan tenaga teknis yang jumlahnya kurang dari 10 orang dan menyebar di beberapa tempat.

”Karena harus patuh protokol kesehatan, ya biar tenaga teknis saja yang terlibat. Jumlahnya tiap hari kurang dari 10 orang dan menyebar di beberapa tempat. Tetapi, secara umum mulai dari gapura Gladag, lingkar Alun-alun Lor dan seputar kompleks Pendapa Pagelaran sudah berubah jadi enak dipandang. Mulai kelihatan bersih. Begitu juga alun-alun. Meski belum sepenuhnya bisa direnovasi,” ujar KPH Edy Wirabhumi selaku koordinator lapangan kerjabhakti resik-resik keraton, menjawab pertanyaan iMNews.id, tadi siang.

Disebutkan, di kawasan pintu masuk gapura Gladag yang tadinya kumuh dan kotor karena dijadikan tempat pembuangan sampah, kini sudah tampak bersih dan buying clen online in uk terry crews julius plays indah dipandang. Meskipun, masih ada beberapa pekerjaan rumah (PR) yang belum bisa dikerjakan, karena berkait dengan bidang tugas atau otoritas pihak lain seperti Telkom (jaringan kabel dan tiang), PLN (lampu penerangan), juga renovasi bangunan/saluran yang perlu dikoordinasikan dengan Pemkot.

Waktu itu,nyaris tiap hari selama hampir sebulan penuh sampai menjelang bulan puasa, ratusan relawan dari berbagai elemen LDA dan dari luar lembaga yang dipimpin GKR Wandansari Koes Moertiyah gayung-bersambut bersama-sama resik-resik bekerjabhakti. Mulai dari mengerok lumut dinding pagar, mengeruk selokan, mencabut rumput dan menebang pepohonan dari Gapura Gladag hingga seputar alun-alun, diteruskan menyapu dan mengepel lantai Pendapa Pagelaran dan Sitinggil Lor.

Namun, waktu sebulan dan dikeroyok relawan tiap hari 200-an orang, rupanya masih tidak cukup untuk membuat separo kawasan Keraton Mataram Surakarta dari pintu masuk Gladag
hingga kawasan alun-alun dan kompleks Sitinggil Lor itu benar-benar bersih dan indah. Karena, diperlukan tenaga teknis yang ahli untuk merenovasi tembok pagar yang terkelupas, retak dan pagar yang terputus di sejumlah titik, serta biaya yang cukup.

”Karena segalanya sedang terbatas akibat pandemi, ya sedikit demi sedikit dikerjakan. Capaiannya ya tidak perlu muluk-muluk. Kita realistis saja. Tetapi, secara umum mulai dari Gapura Gladag sampai jalan Supit Urang timur dan barat, ‘kan sudah berubah pemandangannya. Sudah enak dilihat dibanding sebelumnya. Tinggal yang di dalam Sitinggil Lor, pengerjaannya belum tuntas sudah digembok,” ujar KPH Edy Wirabhumi.

Idealnya, kerjabhakti sebagai tindak lanjut gerakan #Selamatkan Keraton yang dipimpin Gusti Moeng selaku Ketua LDA, harus dilanjutkan sampai tuntas dan menurut agendanya berakhir di bulan September. Namun, pihaknya sangat realistis dengan situasi dan kondisinya, yang belakangan level pandeminya malah makin meningkat, yang membuat tidak bisa mengerahkan relawan banyak-banyak dan daya dukung juga makin terbatas.

Namun, lanjut pimpinan Lembaga Hukum Keraton Surakarta (LHKS) itu, pihaknya mendapat kabar Pemkot berencana meneruskan membangun Kota Solo setelah situasi pandemi Corona mereda. Dalam kerangka itu, Pemkot memberi sinyal akan mengajak pihak Keraton Mataram Surakarta untuk bekerjasama, karena sasaran yang diperbaiki dan diperindah termasuk kawasan keraton.

”Ya kita sambil menunggu kesempatan bekerjasama dengan Pemkot tiba, kita tetap mengerjakan yang ada. Misalnya yang di sekitar Sitinggil ini. Nanti pada saatnya, kita bisa memperbaiki banyak tempat yang rusak di dalam kompleks Sitinggil Lor,” jelas Ketua Pengurus Pusat Pakasa itu. (won)