Tiap Tahun Digelar di Desa Gondangmanis, di Dekat Sekretariat Pakasa Kudus
KUDUS, iMNews.id – Dua rombongan masyarakat adat Pakasa cabang dari Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara bertemu di ajang ritual haul (khol) Adipati Citrasoma, yang digelar di Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Minggu (8/6). Keduanya hadir membawa berbagai atribut properti kirab, sangat mewarnai jalannya ritual yang digelar Minggu pagi kemarin.
Ada rombongan berisi 20-an orang yang dibawa KRRA Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro dari kediamannya di Desa Gondangmanis, masih satu desa dan sama-sama di wilayah Kecamatan Bae, dan hanya berjarak sekitar 1 KM dengan lokasi makam Adipati Citrasoma. Sebagian besar mengenakan busana adat Jawa dan membawa properti kirab khas Kudus, payung susun.
Sementara, rombongan dari Pakasa Cabang Jepara yang dipimpin langsung KP Bambang S Adiningrat berisikan 68 orang yang terbagi dalam personel abdi-dalem “Kanca Kaji”, Bregada Prajurit Nguntara Praja dan Bregada Prajurit Korsik Sura Praja. Kehadiran cirikhas dua cabang Pakasa yang “kaya warna” ini, sungguh memberi sentuhan estetika citra visual kirab ritual itu.
KRRA Panembahan Didik Singonagoro selaku Ketua Pakasa Kudus menyatakan, informasi yang diterimanya menyebutkan bahwa ritual khol Adipati Citrasoma itu sudah berjalan rutin tiap tahun sejak 2018. Sementara, pengurus Pakasa Cabang Kudus baru terbentuk sekitar 3 tahun dan dirinya dipercaya sebagai “Plt Ketua” dan setahun kemudian ditetapkan sebagaui Ketua Cabang.

Dari informasi yang diterimanya, ritual khol Adipati Citrasoma keturunan Adipati Citrosoma I itu sudah berjalan sejak 2018. Tetapi dirinya tidak pernah mendengar kabar tentang kegiatan spiritual religi tradisi masyarakat di makam desa itu, karena dirinya jarang tinggal di kediaman Desa Gondangmanis, melainkan lebih banyak di Desa Singocandi, Kecamatan Kota.
“Undangan dari panitia khol juga baru datang Sabtu (7/6) petang, jadi kami tak punya banyak persiapan. Karena, pengurus sudah terlanjur berbagi tugas, sebagian harus menengok RT Masrukin ke RSU Rembang (iMNews.id, 7/6). Jadi, ya agak terbatas rombongan yang kami bawa dalam kirab. Karena sebagian saya tugaskan berangkat ke Rembang,” ujar KRRA Panembahan Didik.
KRRA Panembahan Didik Singonagoro yang dimintai konfirmasi iMNews.id, siang tadi, menyebutkan, karena dirinya baru sekitar 3 tahun memimpin Pakasa Cabang Kudus, belum begitu memahami riwayat lahirnya ritual khol Adipati Citrasoma itu. Diakui, pengurus Pakasa cabang baru kali pertama di tahun 2025 ini, diundang untuk mendukung kirab ritual khol Minggu pagi itu.
Namun seterusnya, pada kesempatan ritual yang sama tahun-tahun mendatang ada undangan untuk Pakasa Kudus dengan jarak waktu yang cukup, pengurus akan mengutus rombongan lebih banyak. Apalagi jika ritual khol digelar pada hari libur, karena hampir semua anggota dan pengurus Pakasa cabang, rata-rata karyawan di berbagai perusahaan yang ada di Kabupaten Kudus.

“Ini bisa menjadi awal kerjasama dan sinergi yang baik bagi Pakasa Cabang Kudus. Ke depan, beberapa lokasi yang menggelar ritual serupa bisa dikoordinasikan untuk saling mengundang dan saling mendukung. Kesempatan khol Adipati Citrasoma, Minggu kemarin, juga menjadi ajang silaturahmi Pakasa Kudus dan Pakasa Jepara. Ini sangat positif,” ujar KRRA Panembahan Didik.
Di tempat terpisah, KP Bambang S Adiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang Jepara juga menyambut baik saat diundang panitia haul Adipati Citrosoma di Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae. Karena, selain sebagai ajang silaturahmi, kegiatan ritual itu menjadi kesempatan yang baik untuk memperkenalkan Pakasa cabang dan tugas pelestarian Budaya Jawa yang bersumber dari kraton.

KP Bambang S Adiningrat juga mengakui, dirinya yang menjabat Ketua Pakasa Cabang Jepara dalam sekitar 4 tahun berjalan ini baru kali pertama diundang ikut menyemarakkan kirab dalam rangka ritual khol Adipati Citrasoma itu. Karena, baru kali pertama pula pengurus Pakasa Jepara menginiasi ritual khol Adipati Citrasoma Bupati Jepara I-VII yang makamnya di Jepara.
Menurut KP Bambang, trah Adipati Citrasoma yang turun-temurun menjabat Bupati Jepara 1-7, juga punya kaitan trah sedarah dengan Adipati Citrasoma yang makamnya di Kabupaten Tuban Jatim dan rutin dia ziarahi. Ia juga bisa menerima penjelasan Soemarko, salah saeorang kerabat trah yang menyebut, Adipati Citrasoma di Kudus adalah keturunan Adipati Citrasoma I.

Trah keturunan Adipati Citrasoma yang menjabat Bupati Jepara berganti sampai 7 kali, disemayamkan di kompleks makam Desa Sendang, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara yang masih satu kecamatan dengan kompleks makam Ratu Kalinyamat, pendiri sekaligus Bupati Jepara pertama. Adipati Citrasoma I menjabat Bupati Jepara pada zaman Mataram Kartasura dipimpin PB I.
Bagi KRRA Panembahan Didik Singonagoro selaku Ketua Pakasa Cabang Kudus, kegiatan ritual khol Adipati Citrasoma itu merupakan hal baru bagi diri dan kelembagaan yang dipimpinnya. Tetapi, selaku trah darah-dalem Sunan Muria, diri dan keluarganya tidak asing dengan nama RM Singoproyo dan sebutan mbah Jolo Sutro yang disebut sebagai Adipati Citrasoma II.
“Karena, kakek dan para leluhur saya sering menceritakan soal nama itu. Ada nama salah seorang murid Sunan Muria yang bernama Singoproyo. Tetapi, apakah Singoproyo yang pertama disebut Mbah Jolo Sutro itu atau keturunannya, saya kurang tahu. Kalau ternyata masih ada hubungannya dengan Adipati Citrasoma Bupati Jepara, itu sangat menggembirakan”.
“Karena, pasti akan menambah dukungan eratnya kembali tali silaturahmi antara masyarakat Kabupaten Jepara dan Kabupaten Kudus. Dan itu sangat masuk akal, karena Sunan Muria punya banyak murid yang menyebarkan agama, dan wilayah sekitar Gunung Muria jelas menjadi sebaran terdekat kalangan murid dan trah keturunannya,” ujar salah seorang trah keturunan Sunan Muria itu.

Sementara itu disebutkan, jalannya kirab budaya untuk kali pertama didukung Pakasa Cabang Jepara dan Pakasa Kudus itu berlangsung meriah. Kirab yang dilepas dari halaman Kantor Balai Desa Gondangmanis oleh Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Mutrikah SH menempuh jarak sekitar 2 KM menuju finish di Masjid Jami’ Almujahidin, disaksikan warga di sepanjang rute.
Antusias masyarakat untuk menyaksikan kirab dengan sentuhan Budaya Jawa yang bersumber dari Kraton Mataram Surakarta itu cukup besar, karena dukungan dua cabang Pakasa baru kali pertama ini terjadi. Ritual khol yang dilengkapi dengan kirab, berlangsung sejak 2018, tetapi mulai 1998 khol sudah digelar tanpa kirab. (won-i1)