Pakasa Ponorogo Larung Langse, Cabang Jepara Bawa Prajurit Dukung Acara Pakasa Banjarnegara
GROBOGAN, iMNews.id – Agenda ke-5 safari “Tour de Makam” untuk “Nyadran” para tokoh leluhur Dinasti Mataram, semalam (Senin malam, 26/2) dilakukan rombongan dari Kraton Mataram Surakarta yang dipimpin GKR Timoer Rumbai Kusumadewayani di Kabupaten Grobogan. Ada 4 titik lokasi makam yang saling berjauhan, diziarahi rombongan sekitar 20-an orang dari pagi hingga malam.
Rombongan pertama sekitar 15 orang dengan satu minibus berisi para sentana-dalem, sentana garap dan para abdi-dalem garap yang berangkat pagi sekitar pukul 08.00 WIB dari kraton. Lokasi makam yang diziarahi adalah kompleks makam Kyai Ageng Katong di Desa Katong dan makam Kyai Ageng Getas Pendowo di Desa Kuripan di wilayah yang sama, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan.
Selain dua titik lokasi di satu kecamatan itu, juga diziarahi petilasan Bondan Kejawen yang masih keluarga besar Kyai Ageng Sela (Selo-Red), yang lokasinya juga di Desa Kuripan. Tiga titik lokasi makam dan petilasan itu, diziarahi rombongan kraton memakan waktu hingga lewat tengah hari. Karena, di tiap titik lokasi juga penuh peziarah yang nyadran di bulan Ruwah/Sya’ban.

Selesai di tiga titik lokasi, rombongan menuju ke makam Kyai Ageng Tarub yang ada di Desa Tarub, Kecamatan Tawangharjo dan sekitar pukul 15.00 WIB ritual “Ruwahan” di kompleks makam tokoh leluhur Dinasti Mataram yang dikenal dengan nama “Jaka Tarub” itu selesai. Rombongan bersiap-siap untuk menuju lokasi terakhir, makam Kyai Ageng Sela untuk nyadran sekaligus haul.
“Nyadran di makam Kyai Ageng Sela giliran terakhir, karena sekalian ikut ritual khol (haul-Red) yang diadakan di situ. Ritual haul dimulai pukul 20.00 WIB, dan selesai sekitar pukul 22.00 WIB. Yang memimpin doa, tahlil dan syahadat Quresh serta shalawat Sultanagungan, KPP Hernowo Wijoyo Adiningrat. Karena, tidak mengajak abdi-dalem juru-suranata”.
“Sampai ritual haul dimulai, rombongan Gusti Timoer belum rawuh. Ternyata mobil yang ditumpangi ‘kebanan’ (ban kempes/bocor). Jadi, doa dan tahlil hampir selesai, Gusti Timoer baru tiba. Tetapi, ada tugas tambahan yang bisa selesai lancar. Yaitu mengambil api abadi yang ada di belakang cungkup makam, untuk dibawa ke kraton,” ujar KPP Haryo Sinawung, tadi pagi.

Sentana-dalem trah darah-dalem dari Sinuhun PB IX itu saat dimintai konfirmasi iMNews.id menyebutkan, api abadi yang diambil Gusti Timoer bersama adiknya, GRAy Devi Lelyana Dewi (Pengageng Museum Kraton Surakarta), akan digunakan untuk menyalakan lentera dan lampu yang ada di kompleks dapur umum kraton “Koken” dan Bangsal Keputren serta satu tempat lagi di kraton.
Penerangan dari api abadi “Mrapen” Kabupaten Grobogan yang ada di belakang cungkup makam Kyai Ageng Sela itu, selalu diambil dan digunakan untuk menyalakan lampu penerangan klasik kuno di tiga lokasi di dalam kraton, untuk keperluan melengkapi uba-rampe persiapan upacara adat tingalan jumenengan, sebelum 6 Februari 2024 lalu.
Namun, beberapa hari lalu api tiga lampu di tiga lokasi terpisah itu padam menjelang tingalan jumenengan, sehingga Gusti Timoer (Pengageng Keputren/Wakil LDA) ditugasi untuk memimpin rombongan safari “Tour de Makam” nyadran sekaligus mengambil api abadi itu. Pengambilan itu juga diakui Gusti Timoer yang memberi kabar lewat nomer WA-nya ke iMNews.id, semalam.

Di tempat terpisah, KRAT Suro Agul-agul selaku Wakil Ketua Pakasa Cabang Ponorogo menyebutkan, dirinya memimpin ritual “larung langse” ke laut selatan di pantai Parangkusuma, Bantul (DIY), kemarin sore (Senin, 26/2). Langse (bungkus) yang dilarung atau dihanyutkan, adalah bekas penutup “maijan” makam Eyang Djajengrana (Jayengrono-Red) yang habis disadran.
Ada rombongan beranggotakan 20-an orang yang dipimpin KRAT Suro Agul-agul itu, berangkat dari Kabupaten Ponorogo (Jatim) menuju pantai Parangkusuma, kemarin. Di dalamnya, ada dua orang utusan dari Kraton Mataram Surakarta dan KRT Suroso Hadinagoro, juru-kunci makam Eyang Jayengrono yang juga Kepala Desa Pulung, yang memimpin doa sebelum melarung langse.
Di Kabupaten Ponorogo, menjadi target safari nyadran “Bebadan Kabinet 2004” yang dipimpin Gusti Moeng, Minggu (25/2). Karena suasana sedang musim banyak hujan, rombongan dari kraton itu hanya nyadran di makam Bupati Ponorogo pertama, Bathara Katong di Desa Setono, Kecamatan Jenangan dan makam Kyai Ageng Muhammad Besari di Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis.

Gusti Moeng sudah berunding dengan KRRA MN Gendut Wreksodiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang Ponorogo, mengingat cuaca buruk. Nyadran di makam Eyang Jayengrono, Bupati Pedanten pertama sebelum kabupaten beralih nama Ponorogo itu, diserahkan pada Pakasa setempat untuk mengirim utusan. Begitu pula nyadran di petilasan Sunan Kumbul di Desa Sawo, Kecamatan Sawo.
Di tempat terpisah, KRA Bambang S Adiningrat mengaku sedang bersiap membawa rombongan Pakasa Cabang Jepara untuk mendukung kirab budaya “Grebeg Nyadran Agung”, di makam Sunan Kalijaga Astana Pajimatan Adisara, Desa Glempang, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara. Rombongan prajurit Korsik Surapraja 50-an orang akan dipimpin untuk menyemarakkan kirab budaya itu.
KRAT Eko Budi Tirtonagoro (Ketua Pakasa Banjarnegara) yang dihubungi iMNews.id pagi tadi menjelaskan, ritual “Grebeg Nyadran Agung” itu akan digelar, 6-7 Maret, juga mengundang kraton. Di Kabupaten Magelang, MAyT Dra Eni Sendang Lestari (Si-Kebud Pakasa Magelang) menyebut, Pakasa cabang juga akan menggelar nyadran di kompleks makam Ki Ageng Paremono, 6 Maret. (won-i1).