Utusan Unsarwi Tamansiswa Jogja “Menikmati” Ritual Hajad-dalem Malem Selikuran

  • Post author:
  • Post published:March 21, 2025
  • Post category:Regional
  • Reading time:4 mins read
You are currently viewing Utusan Unsarwi Tamansiswa Jogja “Menikmati” Ritual Hajad-dalem Malem Selikuran
BARU TIBA : Sekitar pukul 21.40 WIB, arak-arakan kirab prosesi yang membawa segala macam uba-rampe hajad-dalem "Malem Selikuran", baru tiba di kagungan-dalem Masjid Agung untuk didoakan. Rombongan Gusti Moeng dan sebagian jajaran Bebadan Kabinet 2004, termasuk rombongan Dr Iskandari FT Unsarwi, mendahului ke masjid agung. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Sambil Mencermati Makna Filosofis Karya-karya Arsitektur Sinuhun PB II

SURAKARTA, iMNews.id – Enam orang utusan Universitas Sarjana Wiyata (Unsarwi/USW) Tamansiswa, Jogja, (Kamis, 20/3) semalam ikut sowan “menikmati” ritual hajad-dalem “Malem Selikuran”. Menjelang tanggal 21 Pasa/Ramadhan semalam, malam yang tepat antara kalender Masehi dan Jawa/Hijriyah, Kraton Mataram Surakarta menggelar upacara adat malam “Lailathul Qadar”.

Hadirnya rombongan dari Unsarwi Tamansiswa Jogja yang dipimpin Dekan Fakultas Teknik (FT), Dr Ir Iskandar Yasin ST MT CIPM IPM Asean Eng, menambah makna sisi lain gelar upacara adat hajad-dalem menyambut “Malam Seribu Bintang” itu. Karena, ada beberapa hal penting yang disampaikan Dr Iskandar kepada Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa/Pengageng LDA.

CINDERA-MATA : Gusti Moeng menyerahkan buku “Profil Gusti Moeng” yang disusun Dr Purwadi, kepada Dr Iskandar Yasin yang membawa rombongan FT Unsarwi Jogja, sekaligus berfoto bersama KPH Edy Wirabhumi, penulis buku dan rombongan, menjelang dimulainya kirab hajad-dalem Malem Selikuran, Kamis (20/3) semalam. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Menindaklanjuti surat permohonannya untuk beraudiensi, rombongan Unsarwi yang diantar Dr Purwadi diterima Gusti Moeng dan KPH Edy Wirabhumi di ruang tamu di Kori Sri Manganti. Ada beberapa hal yang menjadi materi kerjasama yang akan dilakukan antara Unsarwi dan kraton, disampaikan semalam, dan akan ditindaklanjuti dalam waktu dekat dengan penandatangan kerjasama.

Hanya dalam waktu sekitar 10 menit, audiensi itu berlangsung, lalu dilanjutkan dengan penyerahan buku “Profil Gusti Moeng” (karya Dr Purwadi) sebagai cinderamata kepada Dr Iskandar atas nama FT Unsarwi. Audiensi diakhiri dengan foto bersama di ruang itu, sementara di Bangsal Smarakata yang berdekatan, sudah semakin banyak yang “sowan” mengikuti ritual.

SAAT AUDIENSI : Gusti Moeng (Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa LDA) saat beraudiensi dengan rombongan FT Unsarwi Jogja yang dipimpin Dr Iskandar yang didampingi Dr Purwadi, di ruang tamu Kori Sri Manganti, menjelang pemberangkatan kirab hajad-dalem Malem Selikuran, Kamis (20/3) semalam. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Sehubungan akan ada kerjasama antara Universitas Sarjana Wiyata dengan kraton, kami ingin sowan bersilaturahmi dan beraudiensi dengan Gusti Moeng. Pusat Studi Teknik Kapujanggan yang kami miliki di kampus, akan melakukan penelitian dan kajian di kraton. Terutama data-data yang ada di kepustakaan kraton dan wujud fisik bangunannya”.

“Kami ingin mempelajari ragam teknik arsitektur bangunan Kraton (Mataram) Surakarta yang didirikan pada 20 Februari 1745 itu. Kami juga akan mempelajari karya-karya arsitektur Sinuhun PB II selaku ‘Pendiri’ Kraton (Mataram) Surakarta. Karena, terkesan keahliannya dalam tata kota, yang memadukan antara arsitektur Eropa, Romawi, Timur-tengah, Melayu dan Jawa”.

SAMBIL MENUNGGU : Rombongan FT Unsarwi yang dipimpin Dr Iskandar (Dekan FT) dan Dr Purwadi, saat berada di kagungan-dalem Masjid Agung sempat berbincang-bincang, sambil menunggu kedatangan arak-arakan prosesi hajad-dalem Malem Selikuran yang sedang kirab mengelilingi lingkar dalam Baluwarti, Kamis (20/3) semalam. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Dr Iskandar menjelaskan beberapa hal di atas, baik saat bertemu Gusti Moeng maupun menjawab pertanyaan iMNews.id, semalam. Selebihnya dikatakan, dia bersama rombongannya juga ingin mempelajari karya-karya Pujangga Jawa, yang memasukkan makna filosofis simbolik dalam teknologi kerajaan, yaitu unsur logika, etika, estetika atau cipta, rasa, karsa.

Menurutnya, Pusat Studi Teknik Kapujanggan juga sangat perlu mempelajari kearifan lokal yang terbalut dalam berbagai upacara adat di Kraton (Mataram) Surakarta. Misalnya yang terdapat dalam hajad-dalem Malem Selikuran, Garebeg Mulud Sekaten, ritual Nyadran, Sesaji Raja Wedha Mahesa Lawung dan masih banyak lagi, juga karya-karya tulis para Pujangga. (won-i1)