Di Sela-sela Ritual Jamasan Makam Sinuhun Amangkurat I
TEGAL, iMNews.id – Rombongan berisi belasan pengurus dan warga Pakasa Cabang (Kabupaten) Jepara yang dipimpin KMT Susanti Purwaningrum “melacak” jejak leluhur masyarakat adat Mataram sampai ke Kabupaten Slawi/Tegal, dan menziarahinya di sela-sela mengikuti upacara adat jamasan/larap selambu makam penerus raja Mataram Islam, yaitu Sinuhun Amangkurat I (Agung) yang ada di kompleks Astana Pajimatan Tegalarum, Desa Paseban, Kecamatan Adiwerna, Selasa siang (23/8). Sebelum menziarahi makam adik RA Kartini, yaitu RA Kardinah yang berada di kompleks pemakaman itu, perjalanan pelacakan berhenti di RSUD Kardinah dan beramah-tamah dengan drg Agus Dwi Sulistyantono selaku direktur rumah sakit itu.
“Rumah sakit ini menjadi monumen jasa-jasa leluhur warga peradaban. Termasuk masyarakat adat Mataram, terutama warga Pakasa Jepara. Karena, RA Kardinah yang diperistri Bupati Tegal Reksonagoro (1908-1930), meninggalkan karyanya berupa sekolah Pemudi di situ. Hingga namanya diabadikan sebagai nama rumah sakit (RSUD) Tegal. Adik RA Kartini ini, dimakamkan pada satu kompleks dengan makam Sinuhun Amangkurat Agung, di Astana Pajimatan Tegalarum. Sudah lama kami ingin melakukan perjalanan mencari jejak leluhur. baru sekarang bisa terwujud,” ujar KMT Susanti Purwaningrum yang dibenarkan calon guru besar di FIB UNY (Jogja) Dr. Purwadi menjawab pertanyaan iMNews.id, ketika sama-sama mengikuti ritual jamasan dan larab selambu makam Sinuhun Amangkurat Agung, Selasa siang (23/8) itu.
Menurutnya, siapapun warga Kabupaten Jepara khususnya warga Pakasa cabang atau warga peradaban lebih luas lagi, bisa memahami apa yang sudah ditinggalkan para leluhur peradaban yang pernah dilahirkan atau berjasa bagi masyarakat Kabupaten Jepara. Selain Ratu Kalinyamat dengan nama besar serta nilai-nilai spiritual religius yang diajarkan, ada beberapa nama leluhur yang telah berjasa bagi masyarakat Jepara, di antara RA Kartini dan adiknya, RA Kardinah, meskipun jasa-jasanya juga dinikmati masyarakat daerah lain dan jasadnya dimakamkan di luar Kabupaten Jepara.
Kalau RA Kartini dan RA Kardinah, sama-sama berjasa dalam pergerakan merintis kemerdekaan, karena keberadaannya dalam wilayah otoritas “nagari” Mataram Surakarta ketika Sinuhun Paku Buwana X jumeneng nata atau menjadi “kepala pemerintahan” sekaligus “kepala negara” di tahun 1893-1939 yang banyak “menyeponsori” berbagai pergerakan untuk mewujudkan lahirnya NKRI. Sedangkan Ratu Kalinyamat yang beberapa waktu lalu diusulkan menjadi Pahlawan Nasional oleh masyarakat Jepara, hidup pada zaman antara Kraton Pajang yang dipimpin Sultan Hadijaya dan Kraton Mataram yang dipimpin Panembahan Senapati, abad 15-16. (won-i1)