Pakasa Kudus dan Rombongan Ikut Kirab, Korsik Sura Praja Pakasa Jepara Beraksi
PATI, iMNews.id – Para pamong makam dan yayasan pengelola makam sejumlah “Bupati Juwana” pada zaman Mataram Islam hingga Mataram Surakarta, menggelar ritual khol wafat para tokoh itu di Astana Pajimatan Jatisari, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Minggu (16/2). Ritual didahului kirab budaya, didukung beberapa Pakasa Cabang “tetangga dekat” yang diundang.
Di antara rombongan Pakasa cabang “tetangga terdekat” yang hadir, adalah belasan orang warga Pakasa Cabang Kudus yang dipimpin ketuanya, KRRA Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro. Sementara, KP Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Jepara) tidak hadir tetapi mengutus 85 warganya dalam formasi Bregada Korsik Sura Praja dan pangombyong kirab.

“Saya tidak bisa datang ke Juwana, karena kebetulan ada tugas. Tetapi saya mengutus 55 orang Korsik Bregada Sura Praja dan 30 abdi-dalem warga cabang menjadi pangombyong kirab. Sabtunya, saya malah ada waktu, yang kebetulan kedatangan ‘Duporo’ (Dulur Ponorogo-Jeporo/Red). Kami bertamu ke Bendowangen (Jepara), diskusi soal keris dengan Empu Tumaji”.
“Di antara yang kami diskusikan, selain keris yang sedang dikerjakan, juga beberapa karya keris dan tombak yang dibuat di Besalen Bendowangen. Termasuk yang pernah kami persembahkan sebagai cinderamata ke Pemkab Ponorogo dan diterima Bapak Bupati, beberapa waktu lalu. Diskusinya banyak hal, soal pamor, dapur dan sebagainya,” ujar KP Bambang S Adiningrat.

Ketua Pakasa Cabang Jepara yang dihubungi Senin (17/2) kemarin juga menyebutkan, utusan Pakasa Jepara yang mengikuti kirab budaya di ajang ritual khol para Bupati Juwana itu, dipimpin KRT Anam Setyodipuro. Setelah beberapa kali menjadi daya dukung khol para Bupati Juwana itu, kirab budaya tahun ini dipercayakan kepada MNg Rakha Rejendra selaku “manggala”.
Sementara itu, KRRA Panembahan Didik Singonagoro yang menjadi satu-satunya Ketua Pakasa Cabang (Kudus) yang hadir di ritual khol itu menyatakan, dirinya mengajak belasan anggota rombongan untuk ikut kirab. Namun, baru berjalan beberapa ratus meter dari jarak rute kirab sekitar 4 KM, hujan deras dan angin tiba-tiba turun dan barisan kirab bubar berteduh.
“Baru berjalan beberapa ratus meter langsung hujan deras dan angin, barisan kirab, ya, bubar. Semua mencari tempat berteduh, termasuk rombongan Pakasa Kudus. Tetapi sekitar 13 menit kemudian hujan reda dan habis, langit kembali cerah. Perjalanan kirab dilanjutkan lagi. Tetapi, katanya hanya 2,6 KM jarak rute, kok sampai 1 jam baru sampai finish?”.
“Kelihatannya ada kesalahan mengukur. Perkiraan saya, jarak rute ini lebih dari 4 KM. Karena kami punya pengalaman, dengan jalan santai 1 jam bisa menempuh jarak 4,8 KM. Yang membawa songsong bersusun itu, biasanya baru diganti kalau sudah jalan 6 KM. Kemarin itu belum terasa capai, tetapi kok cuma 2,6 KM,” ujar KRRA Panembahan Didik Gilingwesi.

Ketua Pakasa Cabang Kudus yang juga Ketua Pamong Makam Kyai Glongsor di Desa Rendeng, Kecamatan Kota, Kudus, menyatakan merasa “sendirian” di acara khol para Bupati Juwana itu. Dia tidak melihat KP Bambang S Adiningrat yang ternyata sudah minta izin tidak hadir, bahkan Ketua Pakasa Cabang Pati yang bertandatangan dalam surat undangan juga tidak tampak hadir.
Dari unsur Pakasa cabang yang bertandatangan dalam surat undangan dan tampak hadir, hanyalah H Samudi Hadipuro selaku Ketua Yayasan Wirowikromo Juwana dan RT Supar Hadipuro selaku ketua panitia khol. KRAT Mulyadi Puspopustoko selaku Ketua Pakasa Cabang Pati sekaligus pihak pengundang, disebutkan tidak kelihatan hadir saat itu.

Meski disela hujan deras dan angin beberapa menit, tetapi acara khol yang bersamaan dengan tradisi Nyadran di bulan Ruwah ini berjalan lancar dan sukses. Penampilan Korsik Drumband Bregada Sura Praja pakasa Jepara sangat memukau para penonton yang menunggu di gang-gang yang dilalui barisan kirab. Termasuk warga Pakasa Kudus yang membawa payung bersusun, simbol khasnya.
Tak lama lagi, Pakasa Cabang Kudus akan menggelar agenda kegiatan menyambut bulan Ramadhan. Tradisi ritual dirangkai kirab budaya bertema “Mapag Wulan Siyam” itu, akan digelar Minggu (23/2) mulai pukul 13.00 WIB. Menurut KRRA Panembahan Didik, kegiatan ini akan digelar di Desa Margorejo, Kecamatan Dawe agar warga setempat kembali mengenal Budaya Jawa. (won-i1)