Kalau KGPH Hangabehi Tanam “Wijaya Kusuma”, Pakasa Ngawi Tanam Bibit Sawo Kecik

  • Post author:
  • Post published:February 14, 2025
  • Post category:Regional
  • Reading time:7 mins read
You are currently viewing Kalau KGPH Hangabehi Tanam “Wijaya Kusuma”, Pakasa Ngawi Tanam Bibit Sawo Kecik
"KANCA-KAJI" : Para abdi-dalem "Kanca-Kaji" berbaris untuk memasuki cungkup makam Sinuhun Amangkurat Agung di Astana Pajimatan Tegalarum, Kabupaten Slawi. Mereka diutus KP Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Jepara) untuk mendukung ritual nyadran agenda kraton yang dipimpin KGPH Hangabehi, Kamis (13/2). (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Ritual Nyadran, Ruwahan dan “Sedekah Bumi”, Aktivitas Warga Pakasa di Berbagai Cabang

NGAWI, iMNews.id – Kalau putra mahkota KGPH Hangabehi menanam bibit pohon “Wijaya Kusuma” di Astana Pajimatan Tegalarum, Desa Pasarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Slawi, Kamis (13/2), di hari yang sama warga Pakasa Cabang Ngawi (Jatim) menanam 1000-an batang bibit pohon “Sawo Kecik” di lingkungan makam Bupati Ngawi, KRTA Kertonagoro di Desa Sine.

Kedua peristiwa upacara adat di dua lokasi dan waktu berbeda itu, adalah ritual tradisi Jawa dengan tatacara Kraton Mataram Surakarta di bulan Ruwah/Sya’ban tahun Je 1958. Ritual menyambut datangnya bulan Ramadhan itu juga dilakukan di berbagai cabang Pakasa, hampir di semua daerah yang pernah menjadi wilayah “negara” Mataram Surakarta tahun 1745-1945.

“Kemarin 300-an warga Pakasa Ngawi juga mengadakan ritual ‘Sedekah Bumi’ di area makam Bupati Ngawi, KRT Adipati Kertanagara dan Ki Ageng Jagaraga. Selain nyadran, juga diadakan penanaman 1000-an bibit pohon Sawo Kecik, Ringin, Kepel, Ketapang Kencana dan sebagainya. Sekaligus, penyerahan dua kekancingan dari kraton untuk dua abdi-dalem juru-kunci”.

MAKAM RA KARDINAH : Setelah mengikuti ritual nyadran yang digelar kraton makam Sinuhun Amangkurat Agung di Astana Pajimatan Tegalarum, Kabupaten Slawi, para abdi-dalem “Kanca-Kaji” utusan pengurus Pakasa Cabang Jepara sempat menziarahi makam RA Kardinah, kakak kandung RA Kartini, Kamis (13/2). (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Nyadran dan Sedekah Bumi di Desa Sine, Kecamatan Sine kemarin itu yang pertama bagi Pakasa Cabang Ngawi. Kami berharap, Ruwahan ini, bisa menjadi agenda rutin Pakasa Ngawi. Mudah-mudahan, Ruwahan tahun depan bisa dirawuhi Gusti Wandan (Gusti Moeng), KPH Edy Wirabhumi dan KGPH Hangabehi. Syukur bisa bersama-sama,” harap KRT Suyono Sastroredjo menjawab iMNews.id.

Dalam beberapa kali percakapan, KRT Suyono Sastroredjo selaku Ketua Harian Pakasa Cabang Ngawi (Jatim) itu lebih lanjut mengatakan, acara perdana Pakasa Ngawi melaksanakan agenda “Nyadran” atau Ruwahan itu, juga dihadiri Wakil Bupati (Wabup) Ngawi. KRT Dr Dwi Rianto Jatmiko Wreksonagoro MH MSi (Wabup), hadir menyerahkan bibit tanaman dan partisara kekancingan.

Secara simbolis, Wabup yang juga Ketua Umum Pakasa Cabag Ngawi menyerahkan bibit pohon “Sawo Kecik” kepada KRT Suyono Sastroredjo, kemudian diteruskan kepada beberapa abdi-dalem yang bertugas menanam. Termasuk para anggota SAR Elpeje (Elinga Pepadhane Jejalma) yang jumlah keseluruhan sekitar 300-an orang, karena areal yang ditanami seluas 3 KM lebih.

BIBIT TANAMAN : KRT Suyono Sastroredjo (Ketua Harian Pakasa Cabang) menerima penyerahan secara simbolis seribuan bibit berbagai jenis pohon dari Wabup Ngawi yang juga Ketua Pakasa Cabang Ngawi, untuk ditanam bersama 300 warga Pakasa dalam ritual nyadran atau Ruwahan sekaligus “Sedekah Bumi” di makam KRTA Kertanegara, Kamis (13/2). (foto : iMNews.id/Dok)

Pakasa Cabang Ngawi, adalah cabang yang masih muda tetapi memiliki anggota aktif sekitar 300-an orang dan punya potensi  besar di bidang seni dan keahlian khusus di bidang SAR. Potensi besar dan keahlian khusus itu, sudah dibuktikan saat HUT Pakasa, kerja bhakti massal resik-resik kraton dan dukungan SAR saat digelar ritual Labuhan di pantai Parangkusuma.

Di tempat terpisah, KP MN Gendut Wreksodiningrat (Ketua Pakasa Cabang Ponorogo) melaporkan kepada iMNews.id, bahwa tugas “nyadran” yang diberikan KGPH Hangabehi kepada dua abdi-dalem juru-kunci petilasan “Sunan Kumbul” sudah dilaksanakan.  KRT Ismani Joyo Mustiko dan KRT Darmanto Hadinagoro, langsung nyekar di petilasan PB II di Desa Sawo, Kecamatan Sawo itu.

Penugasan nyekar diberikan saat KGPH Hangabehi memimpin rombongan nyadran di makam Kyai Muhammad Besari di Desa Tegalsari, Selasa (11/2), karena dirinya diminta “mampir” ke rumah dinas Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko. Maka, sore itu pula KGPH Hangabehi dan rombongan kecil diantar KP MN Gendut, beraudiensi dengan Bupati Ponorogo di rumah dinas.

DIAJAK JAGONGAN : Putra mahkota KGPH Hangabehi dan dua adiknya, diajak mampir ke rumah dinas Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko. Jagongan gayeng itu dilakukan seusai ritual nyadran di 4 lokasi makam leluhur Dinasti Mataram di Kabupaten Ponorogo, Selasa (11/2), yang diantar KP MN Gendut (Ketua Pakasa Ponorogo) dan rombongan. (foto : iMNews.id/Dok)

“Bupati sempat ngaturi mampir Gusti Behi (KGPH Hangabehi), agar bisa jagongan nyaman di rumah dinas. Jagongan sampai kupul 5 sore (17.00 WIB-Red), banyak berbincang-bincang soal pusaka Kabupaten Ponorogo yang sering dijamasi dalam event ‘Grebeg Suro’. Kebetulan, pak Bupati juga suka keris,” ujar KP MN Gendut saat dihubungi di tempat terpisah, siang tadi.

Cabang Pakasa lain yang sedang mempersiapkan agenda kegiatannya, adalah Pakasa Cabang Kudus yang akan menggelar kirab budaya “Mapag Wulan Siyam” pada Minggu (23/2). KRRA Panembahan Didik Singonagoro selaku ketua cabang saat dihubungi iMNews.id siang tadi menyebutkan, rencana itu tidak berubah dan sepenuhnya ditangani panitia grup Kafari.

Seperti yang sebelumnya dijelaskan, Pakasa Cabang Kudus akan menggelar kirab budaya menyambut datangnya bulan Ramadhan atau “Mapag Wulan Siyam”, Minggu (23/2). Tetapi, pelaksanaan kirab akan diadakan di lingkungan lokasi markas usaha grup Kafari di Desa Margorejo, Kecamatan Dawe, yang akan diikuti 1000-an orang dan keliling desa menempuh rute sekitar 4 KM.

TUGAS MENGGANTIKAN : Sejumlah abdi-dalem warga Pakasa Cabang Ponorogo sedang nyadran menggantikan tugas rombongan dari kraton yang dipimpin KGPH Hangabehi. Nyadran di petilasan “Sunan Kumbul” PB II di Desa Sawo, Kecamatan Sawo ini, dipimpin abdi-dalem jurukunci KRT Ismani Joyo Mustiko dan KRT Darmanto Hadinagoro, Selasa (11/2) sore. (foto : iMNews.id/Dok)

“Karena ini bukan acaranya Desa Rendeng, pusaka terompet (Kyai Glongsor) tidak dikeluarkan. Beberapa keris pusaka, termasuk dari batu dan lima replika keris jumbo yang beratnya 120-an kg, akan dikeluarkan semua. Alqur’an lama berukuran jumbo dari kulit kerbau, dauh Tal dan dari kulit pohon murbei, malah akan dikirabkan semua,” ujar KRRA Panembahan Didik.

Untuk Pakasa Cabang Jepara, hingga bulan Ruwah menginjak pertengahan, belum ada agenda Nyadran atau Ruwahan di makam-makam yang berkait dengan leluhur Dinasti Mataram di lingkungan terdekat. Tetapi, pengurus Pakasa cabang aktif membawa “Kanca Kaji” mengikuti agenda Nyadran kraton yang dipimpin Gusti Moeng di beberapa lokasi makam di Kabupaten Pati, Minggu (9/2).

Kemudian, agenda Nyadran di makam Sinuhun Amangkurat Agung di Astana Pajimatan Tegalarum, Kabupaten Slawi, Kamis (13/2), 8 abdi-dalem “Kanca Kaji” utusan Jepara hadir. KP Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Jepara) dari tempat tugas di Jakarta mengabarkan, selain mendukung ritual kraton, utusannya bisa berziarah makam RA Kardinah (kakak RA Kartini) dan sebagainya. (won-i1)