Sejak Dulu, Setiap Celah Selalu Dimanfaatkan Untuk Mendelegitimasi Mataram

  • Post author:
  • Post published:January 10, 2025
  • Post category:Regional
  • Reading time:3 mins read
You are currently viewing Sejak Dulu, Setiap Celah Selalu Dimanfaatkan Untuk Mendelegitimasi Mataram
SANGAT LANGKA : Tokoh sejarah Kraton Mataram Islam Surakarta yaitu Sinuhun Paku Buwana (PB) I yang bertahta di Ibu Kota Kartasura (1704-1719), termasuk tokoh leluhur bangsa yang nyaris tak dikenal karena sangat langka wajahnya terpublikasi di berbagai media termasuk pelajaraN sejarah. Di belakang museum kraton, foto itu terpampang. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Makam Sinuhun Amangkurat III di Kampung Gedong, Setono, Kediri Lebih Rasional

SURAKARA, IMNews.id – Informasi tentang makam Sinuhun Amangkurat III yang ada di kompleks makam di Jawatte, Colombo, Srilanka, di satu sisi melahirkan citra tentang kebesaran Raja Jawa yang berjasa melahirkan kawasan masyarakat muslim di Srilanka. Informasi ini diharapkan bisa memberi manfaat dan menambah pengetahuan bagi bangsa Indonesia di Tanah Air.

Tetapi, soal infomasi makam Sinuhun Amangkurat Mas ini, Dr Purwadi punya hasil kajian yang berbeda. Dalam bukunya berjudul “Kerajaan Mataram” dia menyebut, putra Sinuhun Amangkurat II atau Amral itu dimakamkan di Astana Pajimatan Setono Gedong, Jalan Daha Kediri itu wafat akibat wabah penyakit yang melanda di tahun 1708.

PENDIRI SURAKARTA : Pemerintah NKRI ini termasuk abai dalam mendidik bangsanya untuk memperkenalkan para tokoh sejarah, terutama dari Dinasti Mataram sejak dari Kutha Gedhe hingga Surakarta. Wajah Sinuhun PB II sebagai “pendiri” Kota Surakarta, nyaris tak dikenal bangsa dan warga Kota Surakarta ini. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Penggalian informasi yang bisa mencerahkan masyarakat generasi kini dan selanjutnya, sangat perlu dilakukan. Terutama bagi para tokoh yang hingga kini latarbelakang sejarahnya kurang jelas, atau malah simpang-siur sengaja dibelokkan. Karena, bagi saya makam di Srilanka itu kurang kuat alasannya. Lebih masuk akal yang di Kota Kediri (Jatim) itu”.

“Menurut saya, lebih baik kita kembangkan narasi yang mengakomodasi alasan-alasan yang rasional, dari pada yang bisa membuat sesat. Karena, pembentukan opni soal makam di Srilanka itu, mirip yang terjadi untuk bagian-bagian lain informasi tentang Mataram yang ingin dibelokkan. Kalau pembelokan opini tentang Sinuhun Amangkurat III itu, ada tujuan lain”.

BAPAK PERDAMAIAN : Raja Mataram Islam Surakarta Sinuhun PB III (1749-1788) adalah tokoh besar dari Mataram Surakarta yang layak dinobatkan sebagai “Bapak Perdamaian”. Karena dia adalah Raja yang mulai menghindari pertumpahan darah di antara keluarga Dinasti Mataram. Tetapi sayang, negara ini tidak pernah mengedukasi tentang itu. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Karena yang di-blow-up’ masalah Sinuhun Amangkurat III yang tidak punya keturunan laki-laki, maka opini yang berkembang bisa membenarkan pihak lain (Dinasti Mataram) merasa berhak menggantikan tahta Mataram. La, kalau Amangkurat III tidak punya keturunan langsung dan dianggap buntu, ‘kan bahaya. Semua penerusnya bisa dianggap tidak sah,” ujar Dr Purwadi.  

Sementara itu, tahapan persiapan menjelang tingalan jumenengan di kraton terus dilakukan. Tetapi kewajiban kraton memenuhi undangan masyarakat adat yang menggelar haul para tokoh leluhur Dinasti Mataram, juga tetap dilakukan. Sabtu pagi ini, kraton mengirim rombongan ke makam Syeh Djangkung, demikian pula utusan Pakasa Cabang Kudus dan Jepara. (won-i1)