Menteri Kebudayaan yang Diharapkan Bisa Menjelaskan Soal Itu Tidak Hadir
SURAKARTA, iMNews.id – Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang diharapkan bisa hadir bersama Menteri ATR BPN Agus Harimurti, di acara Seminar Kerajaan Nusantara yang digelar DPP MAKN di Ballroom Tower UNS Surakarta, Minggu (15/12) pagi, tidak ada satupun yang hadir. Keduanya hanya mewakilkan dan berbicara mengenai hal di luar esensi yang tidak dibutuhkan para raja.
Seminar itu sebagai acara terakhir rangkaian Festival Seni Budaya Kraton Nusantara selama tiga hari (13-15 Desember) tahun 2024 di Surakarta, yang dihadiri sebagian besar dari 58 anggota DPP Majlis Adat Kraton Nusantara (MAKN). Dua hari sebelumnya diisi kegiatan welcome party, musyawarah agung dan kirab budaya bersama semua kontingen Pakasa cabang.
“Dengan seminar ini, semula kami berharap Bapak Menteri Kebudayaan bisa menjelaskan tentang arah pembangunan kebudayaan di Tanah Air. Tetapi, semua (Menteri Kebudayaan dan Menteri ATR-BPN) tidak hadir dan hanya mewakilkan utusannya. Pebicaraannya hanya soal kemajuan-kemajuan yang berhasil di bidang kebudayaan. Raja-raja tidak hanya itu yang diinginkan”.
“Para raja menginginkan mendengar kebijakan pemerintah tentang arah pembangunan di bidang kebudayaan. Karena, sudah 79 tahun NKRI yang mereka dirikan, termasuk di dalamnya Kraton Mataram Surakarta, tetapi yang dialami dan dirasakan kok semakin jauh dari cita-cita dan harapan ketika ikut mendirikan NKRI dulu. Yaitu negara baru yang menjadi wadah bersama”.
“Cita-cita dan harapan lahirnya sebuah negara baru (NKRI-Red) yang menjadi wadah semua kerajaan, agar bisa bersama-sama menikmati rasa keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan dalam persatuan dan kesatuan. Tetapi, yang terjadi dan dirasakan selama 79 tahun NKRI, kok jalannya tidak seperti yang dicita-citakan dan diharapkan bersama-sama”.
“Bahkan, selama ini kerajaan-kerajaan itu mengalami degradasi yang luar biasa. Selama 79 tahun, para raja berusaha mencari posisi yang tepat, untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan antara kerajaan-kerajaan itu dengan negara baru tersebut. Karena bagaimanapun, mereka itu dulunya negara-negara yang sudah ratusan tahun ada sebelum NKRI”.
KPH Edy Wirabhumi (Penanggungjawab FSBKN 2024) selaku Ketua DPP MAKN itu menegaskan beberapa hal yang menjadi esensi seminar di tersebut, saat menjawab pertanyaan dalam wawancara dengan para awak media di sela-sela seminar di lingkungan kampus UNS, Kentingan, Jebres, Surakarta, Minggu (15/12) kemarin. Hal serupa sebelumnya disinggung di dua acara terpisah.
Dua acara terpisah sebelumnya, yaitu sambutan yang diberikan saat melepas kirab budaya peringatan HUT ke-93 Pakasa di Plaza Taman Sriwedari, Sabtu (14/12) siang, karena KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Pakasa Punjer. Kemudian sambutan di acara musyawarah agung dan dinner para raja anggota MAKN di “gedhong” Sasana Handrawina, Sabtu malam Minggu (14/12).
Rangkaian acara FSBKN 2024 berakhir di acara seminar di kampus UNS, Minggu pagi (15/12), sedangkan rangkaian acara peringatan HUT ke-93 Pakasa berakhir Minggu malam (15/12) di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa. Penutup acara HUT Pakasa itu adalah pentas wayang kulit yang disajikan duet dalang Ki KRT Rawang Gimilar Lebdodipuro dan Ki Amar Pradopo.
Sebelum pentas wayang kulit yang disajikan duet abdi-dalem Keparak Mandra Budaya dan anak bungsu almarhum dalang kondang Ki Dr Warseno Slenk itu, selama sehari disajikan pentas kesenian tradisional yang disuguhkan masing-masing kontingen Pakasa cabang dari berbagai daerah. Di antaranya adalah tari Jaranan Pegon suguhan Pakasa Cabang Trenggalek (Jatim).
Pentas kesenian tradisional khas daerah Pakasa cabang itu, sudah dimulai sejak Sabtu siang saat berlangsung kirab budaya. Sabtu Malamnya, ditutup sajian wayang kulit suguhan Pakasa Cabang Ngawi dan Pakasa Cabang Jepara. Sedangkan grup Laras Madya Ngesti Swara dari Desa Jatisobo, Kecamatan Polokarto (Pakasa Cabang Sukoharjo) bertugas menyambut tamu dinner MAKN.
Sementara itu, suasana mendung dan hujan terus menghiasi langit Kota Surakarta dan sekitarnya, bahkan sampai wilayah yang lebih luas lagi. Tetapi, Sabtu (14/12) sejak sekitar pukul 11.00 WIB hujan yang sudah turun sejak pukul 04.15 WIB bisa benar-benar berhenti. Karena, tugas Pakasa Cabang Kudus menahan hujan dan mengalihkannya ke tempat lain dikabulkan.
Menurut KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro (Ketua Pakasa Cabang Kudus), tugas Pakasa Cabang Kudus berdoa memohon kepada Allah SWT agar hujan ditahan atau dialihkan ke tempat lain sudah dikabulkan. Tetapi, bisa ditahan sehari (Sabtu, 14/15) sudah cukup, karena ada orang lain masih butuh hujan yang kemudian mulai turun Minggu sore hingga malam. (won-i1)