Event Grebeg Suro Hari Jadi Ponorogo Bisa Jadi Contoh Kemitraan Pemkab dan Pakasa Cabang

  • Post author:
  • Post published:July 6, 2024
  • Post category:Regional
  • Reading time:8 mins read
You are currently viewing Event Grebeg Suro Hari Jadi Ponorogo Bisa Jadi Contoh Kemitraan Pemkab dan Pakasa Cabang
MENYERAHKAN PUSAKA : KRRA MN Gendut Wreksodiningrat (Ketua Pakasa Cabang Ponorogo) sehabis "Bedhol Pusaka" dari suang penyimpanan, menyerahkan pusaka tombak kepada Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, sebelum diserahkan kepada 4 petugas "ngampil" yang akan membawa dalam kirab menuju makam Bupati Bathra Katong, semalam. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Antusiasme Masyarakat Menyaksikan Luar Biasa, Didominasi Generasi Muda di Bawah Usia 40 Tahun

PONOROGO, iMNews.id – Event “Grebeg Suro” yang digelar sedikitnya 5 kali dalam rangka peringatan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo
sampai tahun 2024 ini, tampak sekali terjadi penonjolan dari sisi animo pengunjung dan penikmatnya, saat kirab pusaka “Bedhol Pusaka” berlangsung yang dipusatkan di pendapa Pemkab setempat, Jumat malam (5/7) hingga Sabtu (6/7) dini hari tadi.

Semalam, kirab “Bedhol Pusaka” digelar dalam upacara adat khas mirip yang terjadi di Kraton Mataram Surakarta. Ritual yang melibatkan ribuan peserta dari berbagai elemen dan daerah lintas provinsi itu, sudah cukup menarik lebih dari 5 ribu  warga yang juga dari daerah “tetangga” Kabupaten Ponorogo. Terlebih, di saat bersamaan ada beberapa jenis acara di lain tempat.

Misalnya, pameran dan bursa tosan aji khususnya keris serta batu mulia di sisi timur halaman Pemkab Ponorogo. Bahkan di dekatnya, disajikan proses kerja pembuatan keris dan jenis karya tosan aji lainnya yang sering disebut “besalen”. Proses produksi keris benar-benar ditunjukkan dengan cara menempa, yang dilakukan beberapa orang memerankan tokoh Empu.

“Pertunjukan live” proses pembuatan keris itu berlangsung menarik, karena terlihat ada kobaran api dari tungku pembakar logam bahan keris yang akan ditempat. Demo tempa keris itu semalam kelihatan tidak banyak yang menyaksikan, begitu pula suasana pameran keris di pendapa Pemkab, yang salah satunya dihiasi keris “berkelas” koleksi presiden terpilih Prabowo Subiyanto.

BERJEJAL-JEJAL : Begitu para prajurit Kraton Mataram Surakata yang memandu barisan kirab pusaka tiba di gerbang makam Bupati Bathara Katong, semalam, masyarakat yang menyaksikan berjejal-jejal di depan gapura dan sepanjang gang menuju makam yang ada di Desa Setono, Kecamatan Jenanagan, Kabupaten Ponorogo itu. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Bersamaan dengan persiapan kirab, bursa dan pameran tosan aji di dua tempat serta demo tempa pembuatan keris, ada pula pasar malam di “Aloon-aloon” (Alun-alun-Red) Ponorogo. Akrivitas ini menyajikan aneka produk dan jasa yang didominasi nuansa tradisi, terutama kuliner dan karya kerajinannya sebagai daya dukung sinergik dengan Festival Reog Nasional Grebeg Suro 2024.

Festival reog yang diikuti 70-an grup peserta dari berbagai provinsi seperti DKI dan Lampung selain provinsi-provinsi di Jawa, sungguh mencengangkan. Karena sampai hari terakhir festival semalam, ditonton oleh rebuan orang yang mayoritas adalah usia muda di bawah 40 tahun, bahkan dari kelompok usia itu didominasi generasi “Z” atau milenial.

“Tiket masuknya mulai dari Ro 20 ribu, sampai jutaan rupiah. Yang VVIP itu selain tiket masuk juga mendapatkan produk karya ikonik khas Grebeg Suro Ponorogo. Misalnya T-Shirt, jaket, dan beberapa produk khusus ikonik lainnya. Hampir tiap malam sejak sajian hari pertama, lebih 500 kursi terisi penuh. Yang menonton, banyak yang datang dari luar Ponorogo”.

“Seluruh acara ada 26 item yang digelar sejak 18 Juni dan berakhir Sabtu 6 Juli. Kami mendapat laporan, tiap hari hingga malam, ada lebih 5 ribu yang datang menyaksikan berbagai kegiatan seni yang digelar selama Grebeg Suro. Di sejumlah titik lokasi yang menyajikan kegiatan dalam rangka itu,” ujar KRAT Gagug Hadinagoro, KRT Andrik Dwi Kuswoyo dan KRT Dwi Cahyo.

DI DEPAN GERBANG : Suasana saat para prajurit Kraton Mataram Surakarta yang memandu kirab pusaka Kabupaten Ponorogo tiba di depan gerbang makam Bupati Bathara Katong, masyarakat yang menyambut dan menyaksikan penuh sesak. Pemandangan seperti ini sudah berlangsung dalam Grebeg Sura Hari Jadi Ponorogo sejak beberapa tahun lalu. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Ketiga figur masing-masing abdi-dalem anggota Pakasa Cabang Ponorogo dan abdi-dalem anggota prajurit Kraton Mataram Surakarta itu, semalam sempat menengok panggung Festival Reog Nasional di “Aloon-aloon” Ponorogo, sekitar pukul 20.00 WIB. Dari pandangan iMNews.id, penontonnya luar biasa, begitu pula yang mengunjungi stand-stand dagang kuliner dan kerajinan seni.

Menginjak pukul 10.00 WIB, konsentrasi pengunjung mulai terpesah, sebagian besar mulai merapat ke tempat upacara “Behdol Pusaka” dan pelepasan kirabnya yang dipusatkan di pendapa Pemkab. Sementara, untuk memberi ilustrasi membangun suasana ajang pameran keris “berkelas” yang bersebelahan dengan ritul “Bedhol Pusaka”, disajikan tembang “macapat” secara bergantian.

Suara tembang “Macapat” yang mengambil sejumlah karya-karya para Pujangga Kraton Mataram Surakarta, misalnya “Sekar Gambuh”, dikumandangkan lewat sound system yang bisa terdengar luas. Apalagi, juru pambiwaranya yang mengatur ampilanya para penyumbang tembang, juga sering menyebut urutan acara kirab dan ritual Bedhol Pusaka”, bahkan memberi isyarat mulainya.

Oleh sebab itu, begitu menginjak pukul 22.00 WIB sang juru pambiwara menyebutkan ada “gladi bersih bedhol pusaka” dari ruang pusaka di rumah dinas bupati, begitu cepat halaman kompleks Pemkab penuh manusia. Baik barisan utusan perwakilan elemen dan Pakasa cabang peserta kirab yang sudah ditentukan urutannya, maupun masyarakat yang ingin menyaksikan dari dekat.

BARU PUSAKANYA : Setelah barisan prajurit Kraton Mataram yang ada di bagian paling depan memasuki halaman kompleks makam Bupati Bathara Katong, giliran empat petugas yang “ngampil” pusaka satu-persatu memasuki gerbang makam di Desa Setono, Kecamatan Jenanagan, Kabupaten Ponorogo, Sabtu (6/7) sekitar pukul 02.00 dini hari tadi. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Tak ketinggalan, sekitar 20 prajurit Bredaga Tamtama dan Korsik Prajurit Tamtama Kraton Mataram Surakarta yang sudah siap di tempat upacara sejak pukul 20.00 WIB. Tak kurang dari seribuan orang dari berbagai elemen dan utusan Pakasa cabang “tetangga” dekat bahkan dari cabang Kabupaten Jepara pimpinan KRA Bambang S Adiningrat, ikut bergabung dalam barisan kirab semalam.

Tak hanya warga Pakasa Cabang Jepara yang dipimpin KRT Anam Setyodipuro yang tampak dalam barisan malam itu, di ruang lobi rumah dinas bupati juga tampak KRRA MN Gendut Wreksodiningrat, tuan rumah yang sibuk mengurus beberapa pusaka yang akan dibawa kirab. Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko juga sudah bersiap mengikuti upacara, walau baru tampak pukul 10.30 WIB.

Di situ tampak KRAT Seviola Ananda Reksobudoyo (Ketua Pakasa Cabang Trenggalek), KRAT Heru Arif Pianto (Ketua cabang) dan rombongan pengurus dari Pakasa Cabang Pacitan, KRT Suyono Sastroredjo (Ketua Harian Cabang) dan rombongan Pakasa Ngawi ikut menyaksikan tatacara “Bedhol Pusaka” yang dilakukan KRRA MN Gendut dan diserahkan kepada Bupati Sugiri Sancoko.

Sebelum itu, terlebih dulu Bupati Ponorogo dan istri mengalungkan untaian melati dan untaian “Gajah Ngoling” kepada 4 orang yang akan “ngampil” (membawa-Red) pusaka. Setelah empat pusaka andalan Kabupaten Ponorogo dikeluarkan KRRA MN Gendut dan tim petugas, lalu diserahkan Bupati Sugiri Sancoko kepada 4 petugas “ngampil”.

SAJIAN PESERTA : Dengan menampilkan 5 dhadhak-merak sekaligus beraksi di panggung, salah satu peserta Festival Reog Nasional yang digelar dalam rangka “Grebeg Suro” hari Jadi Kabupaten Ponorogo di “Aloon-aloon”, semalam menjadi daya tarik luar biasa terhadap antusias penonton yang selalu penuh tiap malamnya hingga semalam. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Begitu empat pembawa pusaka sudah masuk barisan, aba-aba pelepasan kirab diberikan dan para prajurit Kraton Mataram Surakarta yang menjadi pemandu kirab sekaligus simbol eksistensi Kabupaten Ponorogo itu, mulai bergerak. Suara Korsik Drumband yang dikenal dengan “Baris Terik Tempe” itu berkumandang, berada di bagian paling depan diikuti semua elemen peserta kirab.

Pukul 23.00 WIB seluruh peserta berisan bergerak keluar dari halaman Pemkab dan dipandu Bregada Prajurit Tamtama Kraton Mataram Surakarta, berjalan menyusuri rute kirab sejauh “belasan” KM menuju makam Bupati Bathara Katong. Dalam suasan lampu kota dipadamkan, masyarakat menyambut kirab sepanjang jalan, prosesi tiba di makam sekitar pukul 02.00 WIB, dini hari tadi. (won-i1).