“Bebadan Kabinet 2004” Membagikan Daging Kurban Setelah Prosesi Garebeg Besar

  • Post author:
  • Post published:June 20, 2024
  • Post category:Regional
  • Reading time:4 mins read
You are currently viewing “Bebadan Kabinet 2004” Membagikan Daging Kurban Setelah Prosesi Garebeg Besar
NGALAB BERKAH : Suasana bagian akhir berlangsungnya ritual prosesi gunungan Garebeg Mulud di halaman Kamandungan dan topengan (teras) yang sudah tidak berhias janur karena habis diperebutkan pengunjung, beberapa tahun lalu. Pada ritual Garebeg Besar, kemarin, kerumunan yang tampak tidak ada separonya dan hiasan janur masih utuh. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Janur di Teras Kamandungan Utuh, Karena Pengunjung Datang Tidak untuk “Ngalab Berkah”

SURAKARTA, iMNews.id – Jajaran “Bebadan Kabinet 2004” yang dipimpin GKR Wandansari Koes Moertiyah membagi-bagikan daging kurban kepada lebih 300 abdi-dalem garap dan sentana-dalem garap, Rabu siang (19/6). Pembagian daging dilakukan setelah berlangsung ritual gunungan Garebeg Besar yang dipimpin GKR Timoer Rumbai Kusumadewayani di Masjid Agung, pagi kemarin.

Dari pantauan iMNews.id menyebutkan, prosesi gunungan Garebeg Besar untuk memperingati dan merayakan hari besar Idhul Adha di tahun Jimawal 1957/1445 Hijriyah itu, tampak ada pengunjung yang datang, baik di halaman kagungan-dalem Masjid Agung maupun di halaman Kamandungan. Tetapi, kedatangan mereka tidak untuk “ngalab berkah” gunungan.

SEBELUM BERLANGSUNG : topengan/teras Kori Kamandungan yang masih berhias janur pada ritual Garebeg Besar, beberapa tahun lalu. Pada ritual serupa yang digelar Rabu (19/6) kemarin. Ketika seluruh rangkaian ritual sudah selesai sekitar pukul 14.00 WIB, janur masih utuh sampai mengering, karena tidak ada yang “ngalab berkah”. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Walau ada pengunjung, kedatangannya hanya untuk menyaksikan saja, baik jalannya prosesi dari kraton menuju masjid dan ketika satu di antara sepasang gunungan “diperebutkan” di halaman masjid. Begitu pula saat sisa satu dari pasangan gunungan dibawa ke halaman Kamandungan, para pengunjung sebagian besar hanya menyaksikan isis gunungan “diperebutkan”.

Dan dari pemandangan “perebutan” isi gunungan yang di halaman masjid maupun di halaman Kamandungan, sebagian besar yang “berebut” justru para “abdi-dalem” petugas yang mengusung dan mengiring serta mengawal prosesi. Sebagian besar dari pengunjung hanya menyaksikan dengan ekspresi yang tampak “awam”, bukan “ngalab berkah” dengan ikut berebut.

MENERIMA HAKNYA : “Bupati Juru-Kunci” Astana Pajimatan Imogiri (Bantul, DIY), KPH Bimo Djoyo Adilogo, menerima haknya berupa daging kurban dari “Bebadan Kabinet 2004” dalam rangkaian perayaan Idhul Adha seusai ritual Garebeg Besar tahun 2024. Daging kurban dibagikan kepada 300-an abdi-dalem dan sentana-dalem di Bangsal Marcukunda. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Sementara, siang setelah seluruh rangkaian prosesi gunungan selesai, Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat membagikan daging kurban kepada 300-an abdi-dalem garap dan sentana-dalem garap di Bangsal Marcukunda. Pembagian simbol “Lebaran Haji” itu, ditangani belasan abdi-dalem jajaran lintas Bebadan, di antaranya lembaga yang mengurusi prajurit.

Karena hari pembagian daging kurban bukan hari libur, layanan dibuka di Bangsal Marcukunda dibuka hingga sore. Banyak abdi-dalem yang menjadi karyawan di berbagai instansi di luar kraton. Di antara antrean prajurit yang mendaftar, tampak “Bupati Juru-Kunci” Imogiri, KPH Bimo Djoyo Adilogo dan Wakil Pengageng Sasana Prabu KRMH Suryo Kusumowibowo.

BELASAN PETUGAS : Belasan petugas dari lintas kantor Pengageng Bebadan menjadi panitia pembagian daging kurban yang digelar “Bebadan Kabinet 2004” di Bangsal Marcukunda, Rabu siang (19/6) dari pukul 11.00 WIB hingga selesai. Tampak KRMH Suryo Kusumo Wibowo (Wakil Pengageng Sasana Prabu) juga tampak mengambil haknya. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Berlangsungnya upacara adat prosesi gunungan Garebeg Besar tahun 2024 ini, tidak jauh berbeda dengan suasana ritual serupa untuk perayaan Idhul Adha pada satu dekade terakhir. Yaitu terjadinya penurungan jumlah pengunjung yang “ngalab berkah” ritual itu, yaitu isis sepasang gunungan maupun hiasan janur yang dipasang di topengan Kori Kamandungan.

Kemarin tampak, hiasan janur di teras Kori Kamandungan, bahkan yang ada di kanan-kiri pos penjagaan Kori Brajanala Lor, masih tampak utuh walau seluruh rangkaian ritual garebeg Besar sudah lewat beberapa jam dari pukul 12.00 WIB. Suasana itu mengesankan, yang berkunjung kemarin adalah generasi baru yang hanya sekadar menonton, bukan untuk “ngalab berkah”. (won-i1).