Sebanyak 300 Sesepuh Peduli Budaya Jadi Warga Pakasa Ponorogo

  • Post author:
  • Post published:October 30, 2022
  • Post category:Regional
  • Reading time:4 mins read

Diserahkan di Pondok Pesantren Tanfidzul Qur’an

PONOROGO, iMNews.id – Sebanyak 300 sesepuh masyarakat yang kebanyakan dari lingkungan pondok pesantren di Kabupaten Ponorogo (Jatim), dikukuhkan menjadi “Kasepuhan Peduli Seni Budaya” yang menjadi salah satu elemen organisasi Pakasa Cabang di kabupaten setempat. Putra tertua Sinuhun PB XIII yaitu KGPH Mangkubumi, menyerahkan SK pengukuhan yang sekaligus melantik pengurus Kasepuhan Peduli Seni Budaya itu, dalam sebuah upacara yang berlangsung di Pondok Pesantren Tanfidzul Qur’an, Kecamatan Pulosari, Ponorogo, Sabtu (29/10/2022).

Setelah penyerahan dan pelantikan pengurus “Kasepuhan Peduli Seni Budaya” yang jumlahnya 300 orang lebih, dilanjutkan dengan penyerahan kekancingan bagi anggota Pakasa baru, yang di antaranya adalah para sesepuh dari elemen baru di Pakasa yang baru saja dikukuhkan itu. KGPH Mangkubumi selaku Wakil Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA), melakukan wisuda dan menyerahkan kekancingan gelar kekerabatan itu, bergantian dengan KPHA Sangkoyo Mangunkusumo (Pengangeng Karti Praja) yang membacakan dasar-dasar aturan serta mengambil sumpah kepada para wisudawan.

Kehadiran KGPH Mangkubumi yang didampingi sejumlah sentanadalem siang itu, karena mendapat tugas dari Gusti Moeng selaku Ketua LDA yang sedang melakukan perjalanan ke Surabaya untuk mengikuti acara penandatanganan MoU kerjasama yang dilakukan antara Pengurus Majlis Adat Kraton Nusantara (MAKN) dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang berlangsung, Minggu pagi tadi (30/10/2022). Ketua Pakasa Cabang Ponorogo, KRRA MN Gendut Wreksodiningrat menyebutkan, warga masyarakat kabupaten sudah “tumpleg-bleg” (tumpah-ruah) di depan memenuhi kompleks Pondok Pesantren hingga area sekitarnya untuk melihat kehadiran Gusti Moeng, yang ternyata ada perubahan acara hingga batal hadir di Ponorogo dan langsung meluncur ke Surabaya.

MoU KERJASAMA : Ketua BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar dan Sekjen MAKN Bunda Yani (Kraton Sumenep) memperlihatkan MoU kerjasama yang habid ditandatangani bersama, disaksikan KPH Edy Wirabhumi selaku Ketua Umum MAKN, di Surabaya, Minggu tadi pagi (30/10/2022). (foto : iMNews.id/dok)

“Sebenarnya Gusti Moeng sudah ditunggu-tunggu warga, tetapi karena ada perubahan mendadak, kami sangat bisa memaklumi. Yang jelas, kami mendapat obat ketika mendengar cerita mantan Bupati Ponorogo, Bapak Amin, ketika memberi sambutan. Saya sampai mbrebes-mili mendengar kisah kedekatan masyarakat Ponorogo dengan Kraton Mataram Surakarta. Ikatan batin dan paseduluran ini lo, yang tidak mudah dilepaskan antara masyarakat Ponorogo dengan Mataram Surakarta,” jelas KRRA MN Gendut menjawab pertanyaan iMNews.id, tadi sore.

Acara yang berlangsung di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an, terutama adanya informasi rencana kehadiran Gusti Moeng dan rombongan dari Kraton Mataram Surakarta di lingkungan sekitar pondok yang ada di Kecamatan Pulosari, bahkan lebih luas lagi. Kabarnya sudah menyebar beberapa hari sebelumnya, walau nyaris tanpa publikasi yang berarti, hingga ribuan orang datang memadati ruang yang ada di kompleks pondok dan sekitarnya, apalagi saat menyambut kedatangan rombongan dari Surakarta itu, disambut dengan aksi heboh 11 dhadhak-merak dan semua kelengkapan seni reog Ponorogo.

Di tempat terpisah, KPH Edy Wirabhumi selaku Ketua Umum MAKN saat dihubungi iMNews.id siang tadi menyebutkan dirinya harus menghadiri upacara penandatanganan MoU kerjasama antara MAKN dengan BNPT, yang disaksikan pula oleh Gusti Moeng selaku Sekjen FKIKN bersama perwakilan lembaga masyarakat adat anggota FKIKN yang menjadi pengurus MAKN. MoU ditandatangani Komjen Pol Boy Rafli Amar selaku Ketua BNPT dan KPH Edy selaku Ketua Umum MAKN, sebagai bentuk kerjasama untuk membantu menanggulangi pengaruh potensi radikalisme dan intoleransi di kalangan masyarakat dengan memperkuat kekuatan budaya. (won-i1)