Pakasa Cabang Jepara Siapkan Pameran “Tosan Aji”, Pakasa Pati Akan Gelar Haul Nyai Ageng Wotan

  • Post author:
  • Post published:May 20, 2024
  • Post category:Regional
  • Reading time:7 mins read
You are currently viewing Pakasa Cabang Jepara Siapkan Pameran “Tosan Aji”, Pakasa Pati Akan Gelar Haul Nyai Ageng Wotan
DESAIN PETA : KRA Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Cabang Jepara), sedang mengarahkan kalangan panitia penyelenggara "Pameran dan Bursa Tosan Aji" yang sedang menyusun desain peta stand pameran di Pendapa Kabupaten Jepara, kemarin. Pameran dan bursa akan digelar dalam seminggu ini. (foto : iMNews.id/dok)

Pakasa Cabang Pacitan Keluarkan “Maklumat” untuk Memaknai Peringatan “Hari Kebangkitan Nasional”

JEPARA, iMNews.id – Pengurus cabang organisasi Pakasa Kabupaten Jepara sedang bersiap-siap untuk menggelar acara Pameran dan Bursa Tosan-Aji di Pendapa Kabupaten Jepara serta kirab budaya ritual “Sedekah Bumi” Desa Ngabul, Kecamatan Tahunan, dalam minggu ini. Karena kesibukan itu, Pakasa Cabang Jepara hanya mengirim utusan abdi-dalem “Kanca Kaji” ke Pati.

KRA Bambang S Adiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang Jepara, saat dimintai konfirmasi iMNews.id, kemarin menyatakan, pengurus cabang kini sedang sibuk mempersiapkan dua acara di tempat berbeda, tetapi waktunya berurutan dalam seminggu ini. Yaitu mempersiapkan Pameran dan Bursa Tosan Aji di pendapa kabupaten dan kirab budaya “Sedekah Bumi” di Desa Ngabul.

“Kebetulan pakasa Jepara juga sedang memperiapkan dua acara yang akan digelar dalam seminggu ini. Pameran dan Bursa Tosan Aji di pendapa kabupaten dan kirab budaya Sedekah Bumi di Desa Ngabul. Jadi, undangan dari Pakasa Cabang Pati untuk haul Nyai Ageng Wotan, kami hanya bisa mengirim abdi-dalem Kanca Kaji 20-an orang,” ujar KRA Bambang S Adiningrat.

Seperti tahun-tahun lalu, tradisi ritual “Sedekah Bumi” yang digelar masyarakat Desa Ngabul, Kecamatan Tahunan, mendapat dukungan penuh Pakasa Cabang Jepara, berupa 150-an orang pasukan Bregada Prajurit Nguntara Praja untuk memandu kirab budaya. Dukungan juga diberikan saat gelar wayang kulit dari siang, malam hingga pagi dengan dua dalang sekaligus.

KELUARKAN MAKLUMAT : Pakasa Cabang Pacitan memiliki cara sendiri untuk ikut memperingati Hari Kebangkitan Nasional. KRAT Heru Arif Pianto Widyanagoro selaku ketuanya, mengeluarkan maklumat terbuka untuk publik secara luas tentang peran dan jasa Kraton Mataram Surakarta terhadap keberadaan NKRI, untuk memaknai peringatannya. (foto : iMNews.id/dok)

Sementara itu, pengurus Pakasa Cabang Pati juga sudah menyebarkan undangan kepada para pengurus “Tiga Serangkai Pakasa Cabang” (Kudus, Pati, Jepara) bahkan ditambah Pakasa Demak secara perorangan karena kepengurusan cabangnya “bubar”. Isi undangan itu antara lain, pengurus makam Nyai Ageng Wotan akan menggelar haul wafatnya, Kamis Kliwon, 23 Mei lusa.

Undangan yang juga ditandatangani KRAT Mulyadi Puspopustoko selaku Ketua Pakasa Cabang Pati sebagai “yang mengetahui”, Azis Barokah (Ketua Pengurus Makam) dan H Madekur (Kades Wotan), Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, sudah diterima KRA Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Jepara) dan KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro (Ketua Pakasa Cabang Kudus).

“Saya juga sudah menerima undangan dari panitia haul Nyai Ageng Wotan (putri Sunan Prawoto) yang diantar RT Syahroni (Bendahara Pakasa). Kami baru bisa menentukan jumlah rombongan yang akan hadir nanti malam, karena ada pertemuan dengan para santri Majlis Taklim dan pengurus cabang,” ujar KRA Panembahan Didik yang dihubungi secara terpisah, siang tadi.

Ritual haul tokoh leluhur Dinasti Mataram yaitu Nyai Ageng Wotan atau Kanjeng Rara Ayu Mas Prihatin di kompleks makamnya di Desa Wotan, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati seperti tertulis dalam undangan juga akan dimeriahkan dengan kirab budaya. Tetapi, kali ini tidak didukung Prajurit Nguntara Praja Jepara seperti kirab haul Bupati Juwana 1-13, 5 Mei lalu.

TUGAS TUGUR : Ketua Harian Pakasa Cabang Ngawi (Jatim) bersama rombongannya 6 orang sedang menjalani tugas “Tugur” di teras Nguntarasana Kraton Mataram Surakarta, Senin (20/5) mulai petang ini. Seperti yang sudah berjalan, secara periodik diisi sajian tembang Macapat dan “wedarannya” oleh yang ditugasi kantor Sasana Wilapa. (foto : iMNews.id/dok)

Sementara itu, Pakasa Cabang Pacitan (Jatim) mengadakan peringatan “Hari Kebangkitan Nasional” secara khusus versi organisasi seni budaya elemen Lembaga Dewan Adat (LDA) Kraton Mataram Surakarta itu. Peringatan itu berupa penyampaian maklumat secara lisan dari ketuanya, KRAT Heru Arif Pianto Widyonagoro untuk publik secara luas, khususnya warga Pakasa.

“Pakasa sebagai bagian bangsa Indonesia, harus menghargai sejarah berdirinya bangsa ini. Semangat berbangsa harus terus dikobarkan untuk memaknai Hari Kebangkitan Nasional. Sebagi abdi-dalem, harus memahami bahwa Mataram Surakarta sebagai cikal-bakal NKRI. Karena itu, Pakasa ‘Bhumi Wengker’ harus tetap menjaga kraton, karena ikut mendirikan negara ini”.

Menurut KRAT Heru Arif Pianto, maklumat terbuka itu juga untuk mengingatkan semua pihak agar berhati-hati terhadap upaya oknum-oknum tertentu yang sengaja ingin mengaburkan sejarah, terutama yang berkait dengan jasa-jasa kraton terhadap NKRI.  Menurutnya, Sinuhun PB X, XI dan PB XII adalah para tokoh yang banyak berjasa terhadap keberadaan NKRI.

Sementara itu, Ketua Pakasa “Bumi Wengker” ini juga menambahkan, pengurus dan warga cabang akan segera bergabung dengan masyarakat Desa Gondosari, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan untuk menggelar ritual “Sedekah Bumi” atau “Bersih Desa”. Paranpara Pakasa Pacitan asal Kabupaten Klaten, KRRA H Haryanto (Bendahara Pakasa Klaten), diharapkan juga bisa hadir.

MALAM JUMAT : Tiap Kamis malam Jumat, di Bangsal Smarakata digelar latihan seni karawitan religi Santiswaran atau Laras Madya, di antara pesertanya bahkan ada anak usia SD. Kesempatan ini bisa menjadi materi edukasi “wedar karya” bagi para warga Pakasa cabang dan elemen lain yang sela-sela tugas “Tugur”nya. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Di tempat terpisah, Ketua Harian Pakasa Cabang Ngawi (Jatim) KRT Suyono Sastroredjo menyebutkan, warga cabangnya sementara waktu hanya menjalankan tugas rutin seperti “Tugur” di kraton yang dalam bulan Mei ini sudah dua kali dijalani, termasuk Senin (20/5) malam ini. Kegiatan ritual tradisi ada beberapa, waktunya masih beberapa bulan lagi.

Sementara itu, peneliti sejarah dari Lokantara pusat di Jogja, Dr Purwadi memandang, tugas “Tugur” perlu dikembangkan ke level apresiasi seni selain gelar tembang Macapat dan “wedarannya”. Bentuknya bisa sajian tari, karawitan, pedalangan dalam format mirip workshop di tempat khusus, yang penekanannya pada “sesorah” atau “wedarannya”. (won-i1).