Destinasi Wisata “Grebeg Sadran Agung Adisara”, “Disumbang” Prajurit Korsik Drumband Pakasa Jepara

  • Post author:
  • Post published:March 8, 2024
  • Post category:Regional
  • Reading time:6 mins read
You are currently viewing Destinasi Wisata “Grebeg Sadran Agung Adisara”, “Disumbang” Prajurit Korsik Drumband Pakasa Jepara
MANGGALA KIRAB : KRA Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Cabang Jepara) selaku "Manggala" kirab, mendapat aba-aba untuk membawa barisan prosesi kirab berangkat menuju kompleks Astana Pajimatan Adisara, tempat ritual "Grebeg Sadran Agung Adisara" digelar, Kamis (7/3) kemarin. (foto : iMNews.id/dok)

Rute Kirab Jalan Desa Berhias Pepohonan Hijau dan Suara Aliran Air yang Mengesankan

BANJARNEGARA, iMNews.id – Jarak dari rumah abdi-dalem juru-kunci makam, RT Suwaryo di Desa Glempang, Kecamatan Mandiraja menuju kompleks Astana Pajimatan Adisara, kompleks petilasan “Sunan Kalijaga, hanya sekitar 2 KM. Tetapi melewati gang-gang yang di kanan-kirinya penuh pepohonan hijau yang enak dipandang.

Sepanjang rute kirab budaya event ritual “Grebeg Sadran Agung Adisara” itu, terdengar gemericik aliran sungai kecil yang semakin membuat rasa nyaman mengikuti jalannya prosesi kirab dalam rangka nyadran di bulan Ruwah, yang digelar bersama Pakasa Cabang Banjarnegara dengan berbagai elemen masyarakat Banjarnegara.

“Suasananya benar-benar nyaman saat kami bersama para prajurit Bregada Nguntara Praja dan Korsik Sura Praja Pakasa Jepara, memandu kirab Grebeg Sadran Adung Adisara, kemarin. Selain pepohonan yang tampak hijau menyehatkan mata, suara gemericik air sungai-sungai kecil di sepanjang rute, bikin nyaman di hati”.

“Ini jelas bisa menambah daya tarik wisata religi di makam Adisara di bulan-bulan nyadran atau yang lain. Ini jelas bisa mendatangkan income dan manfaat ekonomis masyarakat di sini. Kami senang, alamnya masih terjaga dengan baik,” ujar KRA Bambang S Adiningrat, menjawab pertanyaan iMNews.id, siang tadi.

PIMPIN UPACARA : KEAT Eko Budi Tirtonagoro (Ketua Pakasa Cabang Banjarnegara), memimpin upacara pelepasan kirab yang dipandu prajurit Bregada Nguntara Praja dan Korsik Drumband Sura Praja, “sumbangan” Pakasa Cabang Jepara untuk mendukung “Grebeg Sadran Agung Adisara”, Kamis (7/3) kemarin. (foto : iMNews.id/dok)

Dihubungi iMNews.id di kediamannya, Desa Sukodono, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Ketua Pakasa Cabang Jepara itu mengaku punya kesan sendiri saat kali pertama hadir di event “Grebeg Sadran Agung Adisara” dalam posisi memimpin kirab. Menurutnya, sensasinya berbeda dibanding kehadirannya dalam posisi hanya menyaksikan.

Disebutkan, dirinya membawa lebih 50 orang warga Pakasa Cabang Jepara untuk hadir mendukung jalannya kirab budaya event ritual religi di bulan “Ruwah” itu. Rombongan sebanyak itu, adalah para prajurit Bregada Nguntara Praja dan Korsik Sura Praja, yang memandu kirab jalan kaki untuk membawa “abon-abon” nyadran.

Prosesi kirab sejauh kurang-lebih 2 KM itu, berawal (start) dari kediaman abdi-dalem juru-kunci petilasan, RT Suwaryo, yang dimulai dengan tatacara upacara penyerahan “abon-abon” nyadran berisi langse/selambu, oleh abdi-dalem juru-kunci kepada KRAT Eko Budi Tirtonagoro selaku Ketua Pakasa Cabang Banjarnegara.

Selesai upacara kecil di halaman rumah RT Suwaryo, aba-aba pemberangakatan diberikan KRA Bambang S Adiningrat untuk memulai berjalan menuju kompleka makam Astana Pajimatan Adisara. Ada berbagai elemen masyarakat yang jumlahnya di atas 200 orang, bergabung dalam kirab dipandu Korsik Drumband Sura Praja.

ABON-ABON NYADRAN : Kotak berisi “Abon-abon: nyadran berupa langse/selambu, diserahkan prajurit yang membawa kepada KRAT Eko Budi Tirtonagoro (Ketua Pakasa Banjarnegara), sesampai di Astana Pajimatan Adisara untuk segera dibawa masuk cungkup petilasan Sunan Kalijaga, Kamis (7/3) kemarin. (foto : iMNews.id/dok)

Kirab yang berdurasi sekitar 30 menit itu, tiba di halaman kompleks makam Adisara Desa Glempang, Kecamatan Mandiraja sekitar pukul 11.00 WIB. Tiba di sini, kembali ada upacara kecil penyerahan “abon-abon” nyadran yang dibawa prajurit dengan dipikul, diserahkan kepada KRAT Eko Budi Tirtonagoro, untuk dibawa masuk makam.

Tak lama kemudian, doa dan tahlil dikumandangan dan disertai tabur bunga di dalam cungkup petilasan Sunan Kalijaga. Setelah doa selesai, dilanjutkan dengan mengganti selubung petilasan atau “Liru Langse”. langse itu menjadi bagian dari “abon-abon” nyadran, yang dibawa dengan dipikul para prajurit.

Bersamaan dengan penggantian selubung petilasan di dalam cungkup, suasana di luar kompleks makam juga terdengar meriah. Karena, di kanan-kiri sepanjang jalan masuk makam, warga yang sudah menggelar bekal bawaan berupa menu makanan nasi dengan lauknya di situ, bersama-sama menyantapnya karena sudah didoakan.

Tak lama kemudian, ada pentas Festival “Ebeg” sejenis “jaran kepang”, yang diikuti beberapa kelompok kesenian di kabupaten itu. Berikut, adalah sajian tari “Lengger Banyumasan”, yang mirip tarian “Tayub” di wilayah Jateng bagian utara hingga Jatim. Penampilan keduanya, disajikan di halaman kompleks makam.

DISERAHKAN KEMBALI : Peti berisi “Abon-abon” nyadran diserahkan kembali KRAT Eko Budi Tirtonagoro kepada RT Suwaryo, untuk mengganti langse/selambu petilasan yang lama di dalam cungkup petilasan Sunan Kalijaga, sebagai puncak ritual “Grebeg Sadran Agung Adisara” yang digelar, Kamis (7/3) kemarin. (foto : iMNews.id/dok)

Ketua Pokdarwis, Sudarmono menyatakan, Desa Glempang, Kecamatan Mandiraja sudah menjadi desa wisata yang akan terus dikembangkan dengan event ritual “Grebeg Sadran Agung Adisara” sebagai sajian utama dan pusat kegiatannya. Menurut Ketua Pakasa Banjarnegara, KRAT Eko Budi Tirtonagoro, event ini sudah 4 kali berjalan.

“Kebetulan, pemusatan event ini di kompleks Adisara. Sebenarnya, juga ada kegiatan nyadran di kompleks makam Sunan Geseng di Desa Gumelem. Tetapi, panitia banyak yang terkonsentrasi di sini. Karena, juga ada pameran tosan aji, pentas musik Ngapak dan parade hadrah,” jelas KRAT Eko menjawab iMNews.id. (won-i1).