Pakasa Ponorogo, Magetan dan Ngawi Gelar “Aksi Demo Reog” di Lapangan Bekonang, Sukoharjo
MAGELANG, iMNews.id – Setelah Pakasa Cabang Kudus selesai menunaikan hajad event ritual “Mapag Wulan Siyam” yang baru kali pertama baru dilaksanakan mulai tahun ini (iMNews.id, 4/3), giliran berikut yang menggelar ritual nyadran adalah Pakasa Cabang Magelang dan Pakasa Banjarnegara, pada Rabu-Kamis (6-7/3) besok.
Seksi Kebudayaan Pakasa Cabang Magelang, MAyT Dra Eni Sendang Lestari yang dihubungi iMNews.id, kemarin menjelaskan, panitia “Nyadran 25 Ruwah” sudah mendahului kegiatan ritual menyambut bulan Pasa/Ramadhan tahun ini dengan kerja-bhakti bersama di kompleks makam dalam beberapa hari lalu.
“Kemarin sudah didahului dengan kerja-bhakti bersama, antara panitia dan unsur-unsur lain terutama dari masyarakat adat setempat. Bersih-bersih kompleks makam dan memasang spanduk publikasi kegiatan di sekitar makam. Besok tinggal pelaksanaan acaranya,” ujar MAyT Eni.
Menurutnya, selain acara inti upacara nyadran yang diisi dengan doa, tahlil dan tausiyah juga dibacakan karya sastra “Serat Sastra Mirudha” yang isinya tata-cara mendalang dan penjelasan tentang wayang kulit purwa, madya, gedhog, wasana. Setelah upacara dilanjutkan dengan tabur bunga dan diisi lomba mewarnai untuk siswa SD.
Lomba mewarnai yang diinisiasi dan diorganisasi kerjasama antara panitia nyadran dan Unit Seni Rupa UGM (Jogja), akan diikuti sekitar 100 peserta dari kalangan siswa SD di Desa Paremono, Kecamatan Mungkid. Sedangkan Serat Satra Mirudha adalah karya KP Kusumodilaga, seorang Pujangga Kraton Mataram Surakarta.
Ritual nyadran juga sudah disiapkan di Astana Pajimatan Adisara, Desa Glempang, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara dengan tema “Grebeg Sadran Agung Adisara”, yang akan digelar selama dua hari, 6-7 Maret mulai besok. Di ritual “Ruwahan” ini, Pakasa Cabang Jepara akan mendukung kirab dengan menerjunkan 50-an pasukan.
Dukungan Pakasa Cabang Jepara yang akan dipimpin langsung ketuanya, KRA Bambang S Adiningrat sebagai “manggala” kirab, berupa Bregada Prajurit Nguntara Praja dan Bregada Korsik Drumband Sura Praja. Kirab akan diikuti sejumlah elemen lebih 200 orang, berangkat dari rumah juru-kunci makam menuju kompleks makam.
KRAT Eko Budi Tirtonagoro selaku Ketua Pakasa Cabang Banjarnegara menjelaskan, persiapan panitia sudah dilakukan selama beberapa hari hingga hari ini, termasuk persiapan para prajurit dari Pakasa Cabang Jepara. Di tempat terpisah, KRA Bambang S Adiningrat membenarkan, para prajurit berlatih serius sebagai persiapan.
“Para prajurit yang akan mendukung kirab Grebeg Sadran Agung Adisara, sudah berlatih dalam beberapa hari ini di basecamp, SMK Bhakti Praja, Jepara. Nanti, kalau sampai di lokasi event di Banjarnegara, perlu berlatih untuk menyesuaikan medan. Kami sudah punya pengalaman lumayan tampil di berbagai event,” ujar KRA Bambang.
Sementara beberapa Pakasa cabang masih sibuk mempersiapkan ritual nyadran di daerah masing-masing, Pakasa Cabang Ponorogo, cabang Kabupaten Ngawi dan cabang Kabupaten Magetan (Jatim) punya kegiatan sendiri selepas acara “Ruwahan”. Yaitu beranjangsana ke Bekonang, Sukoharjo, untuk menggelar “demo seni reog” bersama.
“Kunjungan persaudaraan” tiga Pakasa cabang di Jatim itu, termasuk unik, menghibur sekaligus mengedukasi dan menggugah semangat berkesenian. Karena, anjangsana itu dilakukan untuk acara inti “jagong” di keluarga KRT Cahyo, seorang badi-dalem prajurit yang tinggal di Desa Laban, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.
KRT Cahyo yang habis menerima anak lelaki, lalu disambut dengan ritual religi dan disumbang kehebohan “demo seni reog” kerjasama Pakasa cabang dari tiga kabupaten di Jatim itu. Tentu saja, masyarakat sekitar lapangan Cangkol, Bekonang yang dekat kediaman KRT Cahyo, Minggu siang (3/3) itu gempar sekali.
Ketua Harian Pakasa Cabang Ngawi, KRT Suyono Sastroredjo menyebut, masyarakat sekitar lapangan Bekonang berhamburan keluar rumah, saat 50-an seniman dari tiga Pakasa cabang itu mendukung aksi 8 dadak-merak di jalan desa menuju lapangan. Menurut KRT Cahyo, sejak tahun 2000 masyarakat Bekonang sudah tidak mengenal seni reog.
Kedatangan para seniman reog yang memeriahkan hajadan “aqiqah” keluarga KRT Cahyo, jelas menghebohkan kampung sekitar lapangan Cangkol, Bekonang. Karena 7 unit seni reog dari tiga Pakasa cabang itu beraksi ganas. KRRA MN Gendut Wreksodiningrat (Ketua Pakasa Ponorogo) berucap, agar warga Bekonang kembali mengenal seni reog. (won-i1).