Makam Leluhur di Kudus, Jepara, Grobogan dan Situs di Kadilangu (Demak) Jadi Elemen Penguat
IMNEWS.ID – SETELAH dua titik lokasi makam di Kecamatan Kayen yang membuka lembaran agenda kegiatan spiritual religi haul yang rutin jatuh di bulan Rejeb/Rajab (kalender Jawa/Hijriyah) di bulan Januari tahun 2024 ini (iMNews.id, 23/1), Pakasa Cabang Kabupaten Pati akan menggelar haul wafat Sunan Prawoto di Kecamatan Sukolilo, pertengahan bulan Rejeb/Rajab ini.
Selanjutnya, hampir di setiap bulan (kalender Jawa/Hijriyah) pasti ada ritual haul peringatan wafat tokoh leluhur Dinasti Mataram di Kabupaten Pati. Karena, memang begitu banyak makam tokoh leluhur yang tersebar di wilayah kabupaten ini, terutama Pati utara, tengah dan timur, seperti yang disebut KRAT Mulyadi Puspopustoko selaku Ketua Pakasa Cabang Pati.
Setelah haul Sunan Prawoto, akan disusul ritual serupa di makam Nyai Ageng Ngerang dan Kyai Ageng Ngerang (Kecamatan Juwana), Kyai Ageng Wot Sinom dan Nyai Rara Kuning Maitan (Kecamatan Tambakromo), Pangeran Benowo I (Kecamatan Wirosari) dan haul Ki Ageng Penjawi (Kecamatan Kota) yang sudah dikemas menjadi event wisata spiritual religi, di antara sejumlah makam lainnya.
Media iMNews.id punya data perbandingan yang bervariasi dari beberapa event ritual haul yang digelar di sejumlah lokasi makam khususnya di Kabupaten Pati, setidaknya di lima lokasi makam di desa dan kecamatan secara terpisah. Data-data memang belum detail sampai menyangkut banyak hal, tetapi perbandingan skala penyelenggaraannya sudah bisa menggambarkan situasinya.
Situasi dan kondisi riil skala penyelenggaraan event ritual haul itu, bisa melukiskan banyak hal, di antaranya kekuatan potensi, pengorganisasian tatacara ritualnya serta bagaimana hubungan kerjasama antara para pamong makam dengan organisasi Pakasa cabang dan elemen-elemen lain dari pemerintahan, swasta dan masyarakat setempat.
Pencermatan terarah ke beberapa variabel itu, karena ada kebutuhan positif idealistik di kemudian hari yang akan dicapai, dalam rangka penguatan legitimatif dua arah. Peningkatan kualitas organisasi, tujuan pelestarian budaya Jawa, kelangsungan Kraton Mataram Surakarta dan aspek kesejahteraan masyarakat (secara ekonomis) sekitar makam, jadi bagian sangat penting.
Penyelenggaraan event haul yang sudah masuk skala besar untuk ukuran di Kabupaten pati, adalah haul di makam Kyai Ageng Ngerang di Astana Pajimatan Desa Trimulya, Kecamatan Juwana. Sangat mungkin, besarnya skala event itu karena ada faktor KRAT Mulyadi Puspopustoko sebagai abdi-dalem juru-kunci di situ, sekaligus sebagai Ketua Pakasa Cabang (Kabupaten) Pati.
Faktor itu sangat mempengarui dan sangat memungkinkan, event haul bisa digelar dalam skala besar yang bisa dilihat dari bebera cirinya. Di antaranya karena posisi ketua Pakasa cabang banyak mendapat kesempatan menjalankan fungsi mengorganisasi, mengkoordinasi dan mengelaborasi beberapa kebutuhan, termasuk kehadiran rombongan dari Kraton Mataram Surakarta.
Besar-kecil skala penyelenggaraan, juga bisa ditentukan kebijakan para pamong makam khususnya yayasan pengelola makam dan panitia haul, khususnya dalam menyediakan anggaran yang diperlukan untuk pengadaan segala materi event ritual haul. Mungkin saja, termasuk untuk menghadirkan prajurit Kraton Mataram Surakarta sebagai daya dukung yang rasional dan legitimatif.
Selain Kabupaten Pati yang memiliki segudang makam tokoh leluhur Dinasti Mataram, di wilayah Gunung Muria ada Kabupaten Kudus yang memiliki makam Sunan Kudus, Sunan Muria dan makam Pangeran Puger, tokoh dari zaman Sinuhun PB I dan II di Kraton Mataram saat berIbu-Kota di Kartasura. Tetapi, faktor Pakasa Cabang Kudus yang dipimpin KRA Panembahan Didik menjadi elemen penting.
“Kalau di Kabupaten Kudus, saya dan Pakasa cabang berada di luar pengurus makam Sunan Kudus dan Sunan Muria. Meskipun, saya dipercaya memimpin Pakasa cabang dan punya trah darah-dalem dari eyang Sunan Kudus. Tetapi, saya ingin mencari tahu tentang makam Pangeran Puger. Apakah Pakasa cabang diizinkan terkoneksi ke sana?,” ujar KRA Panembahan Didik menjawab iMNews.id.
KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro yang dimintai konfirmasi iMNews.id kemarin menyebutkan, Pakasa Cabang Kudus aktif menjalin hubungan silaturahmi dengan Pakasa Cabang Pati, Jepara dan Pakasa Demak yang selama ini banyak menggelar ritual haul. Kudus selalu hadir dalam rombongan untuk menyukseskan, terutama tiap ada haul tokoh-tokoh leluhur Mataram di Pati.
Walau Pakasa Cabang Kudus diibaratkan KRA Panembahan Didik “belum punya objek” yang bisa menjadi pusat kegiatan ritual religi semacam haul, tetapi dari pernyataan dan potensi semangatnya bisa menjadi dukungan kekuatan bagi Pakasa cabang Pati yang sudah begitu banyak dan sibuk serta mapan menggelar event ritual haul setiap tahunnya hingga mulai dikenal secara luas.
Kabupaten Jepara memang punya objek pusat ritual religi paling menonjol di makam Ratu Kalinyamat, tetapi Pakasa Cabang Jepara yang dipimpin KRA Bambang S Adiningrat, memilih membuka potensi kegiatan tradisi masyarakat adat di lingkungan tokoh-tokoh lokal. Misalnya haul di makam Eyang Sentono yang diberi sentuhan kirab budaya di Desa Sukodono, Kecamatan Tahunan.
Sebuah prestasi tersendiri dicapai Pakasa Cabang Jepara, karena sudah ada sekitar 10 desa dari beberapa kecamatan yang diberdayakan untuk kembali menggelar tradisi adat macam “Bersih Desa”, yang berpusat di lokasi makam tokoh cikal-bakal pendiri desa. Karena ternyata, hampir semua berkait dengan eksistensi Kraton Mataram, sejak Sultan Agung hingga Paku Buwana. (Won Poerwono-bersambung/i1).