Warga Pakasa Cabang Pati Sangat Membanggakan Penampilan KGPH Hangabehi
SURAKARTA, iMNews.id – Warga Pakasa Cabang Pati dan Cabang Kabupaten Kudus sangat membanggakan penampilan putra mahkota KGPH Hangabehi saat memimpin prosesi puncak Sekaten 2023, mulai dari memimpin utusan-dalem sampai selesainya doa wilujengan pada prosesi hajad-dalem Gunungan Garebeg Mulud, Kamis pagi hingga siang (28/9/2023) tadi. Selain kalangan pengurus Pakasa Cabang yang hadir untuk merasakan kali pertama “Sekaten Damai” pada peristiwa luar biasa tahun 2023 ini, banyak relawan muda juga bergabung untuk ikut bergotong-royong bersama abdi-dalem “pasukan Semut Ireng” mengusung gamelan dan Gunungan.
“Dari foto-foto peristiwa puncak Garebeg Mulud di Masjid Agung yang sudah beredar luas melalui medsos, banyak warga Pakasa cabang kami (Kabupaten Pati) dan juga dari cabang (Kabupaten) Kudus, dengan spontan memberi kesan bersemangat, antusias dan bangga melihat penampilan putra mahkota KGPH Hangabehi memimpin prosesi Garebeg Mulud. Lebih-lebih, Pakasa Cabang Pati mendapat ‘timbalan’ secara khusus untuk memperkuat abdi-dalem ‘Kanca Kaji’ dan juru suranata, kepercayaan itu sangat membanggakan bagi kami,” tutur KRAT Mulyadi Puspopustoko, Ketua Pakasa Cabang Pati yang masih dalam perjalanan pulang saat dimintai konfirmasi iMNews.id, sore petang tadi.
KRAT Mulyadi, adalah salah satu Ketua Pakasa cabang yang sudah sejak tahun 1996 “suwita” di Kraton Mataram Surakarta, karena dirinya dianggap KPH Broto Adiningrat (alm) sebagai “petunjuk” untuk menemukan lokasi makam Kyai Ageng Ngerang di desanya, Desa Ngerang, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati yang sudah lama dicarinya. Sejak itu, pasang-surut “pasuwitan” terjadi dan sempat “putus kontak” dengan kraton beberapa tahun, dan baru menjelang tahun 2020-an keberadaannya bisa dilacak kembali oleh GKR Wandansari Koes Moertiyah yang juga ingin berziarah ke sejumlah makam leluhur Dinasti Mataram yang ada di wilayah Kabupaten Pati.
Karena “kepercayaan” kraton terhadap dirinya sudah dirasakan sejak itu, maka ketika hubungan silaturahmi dengan kraton bisa disambung kembali oleh Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat, kehadiran KRAT Mulyadi dan warga Pakasa Cabang Pati seperti menjadi “keharusan” untuk mendukung berbagai upacara adat yang digelar kraton. Oleh sebab itu, kegembiraan, kebanggaan dan kehormatan yang dirasakan Pakasa Cabang Pati disebutnya sebagai kepercayaan yang luar biasa. Hal serupa, juga dirasakan Pakasa Cabang Jepara yang dipimpin ketuanya, KRA Bambang S Adiningrat kepada iMNews.id di tempat terpisah.
“Tetapi sayang, secara pribadi saya tidak bisa sowan. Tetapi saya sudah minta izin dan kepada Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat serta Pangarsa Pakasa Punjer, bahwa saya terpaksa tidak bisa ikut sowan. Sebenarnya Kamis ini hari libur nasional, tetapi saya sedang mendapat tugas pekerjaan yang tidak bisa saya hindari. Oleh sebab itu, secara pribadi dan atas nama pengurus Pakasa, saya minta maaf. Sebagai gantinya, saya mengirim utusan 10 orang untuk bergabung dengan pasukan Semut Ireng, agar ikut mengusung gamelan atau Gunungan. Semuanya anak-anak muda, dipimpin RT Anam Setyopuro,” sebut KRA Bambang saat dimintai konfirmasi, siang tadi.
Seperti pernah disebutkan Wakil Pengageng Sasana Prabu, KRMH Suryo Kusumo Wibowo, hampir dalam setiap ada upacara adat yang digelar kraton terutama yang masuk kategori “Garebeg”, pasti membutuhkan pasukan abdi-dalem dalam jumlah banyak, apalagi hajad-dalem Garebeg Mulud yang puncaknya mengusung Gunungan dan disertai keluar-masuknya sepasang gamelan pusaka Kiai Guntur Sari dan Kiai Guntur Madu. Untuk keperluan itu, idealnya dibutuhkan 500-an tenaga abdi-dalem, yang ternyata sering banyak dibantu “relawan” Pakasa cabang Karanyanyar, Sragen, Klaten termasuk dari pakasa Cabang Jepara, yang bergabung dengan pasukan “Semut Ireng”.
Suka-cita warga Pakasa Jepara dan beberapa cabang lain yang merasakan sensasi mengusung gamelan pusaka dan Gunungan dalam upacara adat Sekaten Garebeg Mulud, juga dirasakan kalangan relawan dari wilayah Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten dan beberapa wilayah lain yang dikoordinasi Hamid Al Ichsan. Relawan asal Kecamatan Wedi yang masih berkuliah di sebuah perguruan tinggi di Jogja itu, bersama 50-an sahabatnya sebagai relawan muda di kraton, selalu hadir di saat kraton menggelar kegiatan apa saja, khususnya upacara adat dan kerjabhakti resik-resik lingkungan seperti yang dilakukannya sejak 17 Desember 2022.
“Saya bersama teman-teman sangat senang bisa ikut dalam pisowanan Garebeg Mulud seperti ini. Dan baru ini saya merasakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW, dalam suasana perayaan yang indah tapi unik, penuh dengan sentuhan budaya. Ini menunjukkan kepada kami, bahwa Kraton Mataram Surakarta adalah penerus kerajaan Mataram Islam. Sekaten ini memberi petunjuk yang menyadarkan kami untuk selalu interospeksi, selalu mencontoh keteladanan Nabi Muhammad SAW. Dan yang sangat penting, adalah ajakan untuk melestarikan budaya Jawa yang bersumber dari kraton. Pesan-pesan itu yang saya rasakan,” aku Hamid Al Ichsan di tempat terpisah.
Sementara itu, Pakasa Cabang Ponorogo yang dipimpin ketuanya, KRAA Ir MN Gendut Wreksodiningrat ST MM yang hadir bersama istri dan 20 orang anggota rombongannya dari Jatim itu, menyatakan perasaan suka-citanya bisa ikut dalam pisowanan Sekaten Garebeg Mulud 2023 ini. Kedatangannya di kraton yang juga ditemani dua dalang wayang kulit, masing-masing Ki KRT Purbosasongko dan Ki KRT Sento Redisuto, disebutkan ingin mempelajari tatacara upacara adat Sekaten Garebeg Mulud yang dinilainya sangat khas Kraton Mataram Surakarta dan unik.
Untuk keperluan itu, 20 anggota rombongannya disebar di semua titik yang menjadi daya dukung pelaksanaan upacara adat itu, karena prosesnya ada yang bermanfaat bisa dilakukan ketika menggelar hajadan religi berbasis budaya Jawa. Di sela-sela mengikuti pisowanan Sekaten, KRAA MN Gendut beserta rombongan menyempatkan berziarah di makam Kyai Gedhe Sala. Dalam kesempatan ritual Sekaten “perdana” di suasana “perdamaian” ini, Pakasa Cabang Magelang yang dipimpin KRT Bagiyono Rumeksonagoro juga tidak ketinggalan, mengajak 10 orang warga cabang ikut sowan dan mengikuti prosesi kirab dari kraton menuju Masjid Agung, siang tadi. (won-i1).