Dari “Cepuri” Parangkusuma ke “Ndalem” Jayakusuman

  • Post author:
  • Post published:September 1, 2022
  • Post category:Regional
  • Reading time:2 mins read

SURAKARTA, iMNews.id – Selesai dipentaskan di “cepuri” Pesanggrahan Parangkusuma, Sewon, Bantul (DIY) untuk ritual “labuhan”, beberapa waktu lalu (iMNews.id, 13/8), tari Bedaya Suka Mulya dipentaskan untuk perayaan ulang tahun (ultah) seorang kerabat bernama KRAy Herniatie Sriana Munasari di “ndalem” Jayakusuman, Gajahan, Pasarkliwon, semalam (Rabu, 31/8). Pementasan itu merupakan persembahan Gusti Moeng selaku penyusun tari sekaligus Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Kraton Mataram Surakarta, sedangkan suasana acara perayaan ultahnya menjadi “njawani” dan penuh kewibawaan yang antara lain karena suguhan tari itu.

Didahului dengan doa yang dipimpin abdidalem jurusuranata MNg Irawan Wijaya Pujodiprojo, dilanjutkan dengan potong tumpeng dan kue ultah oleh yang berulang tahun bersama keluarganya, termasuk suami seorang perwira tinggi di Polri diiringi lagu-lagu ultah dengan instrumen organ tunggal. Setelah pembacaan narasi ultah oleh KP Pusputidiningrat, Gusti Moeng selaku Ketua LDA memberikan sambutan sekaligus ucapan selamat ultah, diteruskan pembacaan narasi persembahan tari Bedaya “Suka Mulya” oleh juru pambiwara, KP Handoyo Adiningrat.

Tari Bedaya “Suka Mulya” berdurasi 30-an menit menjadi sajian penutup yang menguatkan kejawaan perayaan ultah yang digelar di kompleks kediaman keluarga GPH Wijaya Kusuma (alm), salah seorang anak Sinuhun PB X (1893-1939). Di situ disebutkan, tari yang disusun Gusti Moeng itu, kali pertama digelar untuk persembahan ultah Sinuhun PB XII genap usia 80-an, sebelum 2004, yang memiliki sifat dan makna filosofi suka mengedepankan kemuliaan atau Suka Mulya. (won/i1)