Gladen Baris Prajurit Kraton Mataram Surakarta, Bersiap Dukung Grebeg Suro di Ponorogo

  • Post author:
  • Post published:July 2, 2023
  • Post category:Regional
  • Reading time:7 mins read
You are currently viewing Gladen Baris Prajurit Kraton Mataram Surakarta, Bersiap Dukung Grebeg Suro di Ponorogo
TUGU PEMANDENGAN : Barisan defile prajurit Kraton Mataram Surakarta sedang melewati Tugu Pemandengan sebagai titik garis tegak lurus dari arah kraton yang berada tepat di depan Balai Kota Surakarta, untuk berjalan kembali ke finish di halaman Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, Minggu (2/7) pagi tadi. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Kirab Pusaka Malem 1 Sura tak menggunakan Pasukan Prajurit

SURAKARTA, iMNews.id – “Gladen baris” atau latihan baris-berbaris kembali dilakukan sejumlah Bregada Prajurit Kraton Mataram Surakarta, yang dilepas GKR Wandansari Koes Moertiyah dari halaman Kamandungan, Minggu (2/7) pagi tadi, mulai pukul 08.00 WIB hingga selesai. Latihan defile ini untuk menjaga stamina sekitar 60-an prajurit yang dikelola KRMH Joyo Adilogo selaku “Manggala” dan KRT Arwanto Darpodipuro sebagai korlap yang ditugasi Kantor Pengageng Sasana Wilapa, sekaligus sebagai sajian di hari libur untuk menyambut para wisatawan yang berkunjung ke kraton dan Kota Surakarta pada umumnya.

“Gladen Baris” atau defile yang digelar Minggu pagi tadi, melibatkan Bregada Prajurit Tamtama beserta Bregada Korsik drumband, Bregada Prajurit Jayeng Astra, Prajurit Prawira Anom, Prajurit Sarageni, Prajurit Jaya Sura dan Bregada Prajurit Baki yang dipimpin KRT Alex Pradnjana Reksoyudo selaku “manggala” gladen kirab. Setelah dilepas dari depan topengan Kori kamandungan, barisan kirab lalu bergerak keluar dari Kori Brajanala Lor atau Lawang Gapit Lor, melewati Jalan Supit Urang Kulon ke utara lalu melewati sisi barat Alun-alun Lor untuk menuju perempatan Gladag.

BELAKANG PATUNG : Para prajurit kraton yang sedang berlatih defile dengan rute kraton-balai kota p/p Minggu (2/7) pagi tadi, tampak lewat di belakang patung seorang “pahlawan” di tengah perempatan Gladag, untuk kembali masuk gapura pintu masuk Kraton Mataram Surakarta sebagai titik finish. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Seperti diketahui, pasukan prajurit kraton yang semuanya terdiri dari 9 bregada, sejak 2004 hingga 2017 selalu menggelar apel pagi, defile dan “gladen baris kirab” tiap hari Minggu pagi, sebagai upaya untuk menambah daya tarik objek wisata kraton sekaligus sebagai tugas kewajiban di luar mengawal keperluan berbagai upacara adat yang digelar kraton. Namun sejak 2017, sebagian besar prajurit memilih mengikuti Gusti Moeng (Pengageng Sasana Wilapa/Ketua Lembaga Dewan Adat) di luar kraton, karena ikut menjadi “korban” peristiwa “insiden mirip operasi militer” 15 April 2017.

Meski ikut “berjuang” berada di luar bersama Gusti Moeng, namun para prajurit yang setia ini justru banyak terlibat di berbagai acara kirab resmi yang digelar pemerintah dan pengurus Pakasa cabang di berbagai daerah yang menggelar hari jadi, ritual haul, dan sebagainya. Sejak peristiwa 17 Desember 2022, para prajurit ikut kembali masuk kraton saat Gusti Moeng kembali memegang otoritas penuh sebagai Pengageng Sasana Wilapa sekaligus Ketua Lembaga Dewan Adat. Meskipun, sampai lebih setengah tahun, ada kelompok prajurit yang tetap memisahkan diri karena “dioperasikan” saat ada dana hibah dari Pemkot/Pemprov.

MEMASUKI GAPURA : Para prajurit mulai memasuki gapura pintu masuk utara kawasan Kraton Mataram Surakarta, setelah menjalani gladen defile dari depan balai kota untuk kembali ke halaman Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa sebagai titik finish, Minggu (2/7) padi tadi. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Dalam catatatan iMNews.id, para prajurit yang dikelola di bawah Kantor Pengageng Mandra Budaya itu, semakin sibuk menjalankan tugas yang semakin meningkat frekuensinya sejak dikelola bersama oleh KRMH Joyo Adilogo, KRT Arwanto Darpodipuro dan KRT Alex Pradnjono Reksoyudo. Karena, selain menjalankan tugas-tugas mengawal upacara adat di dalam kraton, prajurit kraton juga semakin sering diminta organisasi masyarakat dan pemerintah untuk keperluan mendukung berlangsungnya upacara adat dan peringatan hari jadi, hari besar nasional di berbagai daerah.

“Untuk permintaan dari Madiun (Pemkot-Red) dan Ponorogo (Pemkab), sudah kami jawab. Intinya, kraton bisa mengizinkan. Dan kebetulan, untuk kirab pusaka malam 1 Sura, kraton tidak menggunakan. Biasanya, hanya ada dhawuh timbalan sowan kepada semua sentana dan abdi-dalem, termasuk para prajurit. Untuk prajurit, bukan mengenakan kostum dinas prajurit, melainkan busana Jawi biasa sesuai kepangkatannya. Karena, kirab pusaka sejak dulu tanpa dikawal prajurit berseragam dinas. Semuanya busana adat,” tegas GKR Wandansari Koes Moertiyah saat dihubungi iMNews.id, siang tadi.

MELINGKARI ALUN-ALUN : Rute gladen defile para prajurit Kraton Mataram Surakarta sekembali dari titik Tugu Pemandengan di depan balai kota, berjalan melingkari sisi timur Alun-alun Lor untuk menuju titik finish di halaman Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, Minggu (2/7) pagi tadi. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Di tempat terpisah, staf Kantor Pengageng Sasana Wilapa KRT Arwanto Darpudipuro yang juga koordinator lapangan (korlap) prajurit menyebutkan, sampai kini baru ada permintaan dari Pemkot Madiun dan Pemkab Ponorogo (Jatim) melalui pengurus Pakasa Cabang Ponorogo, yang mengajukan permohonan untuk meminjam prajurit kraton guna keperluan kirab dalam rangka hari jadi masing-masing daerah. Pemkab Ponorogo mengagendakan kirab yang akan digelar pada event “Grebeg Suro” dalam rangka peringatan Hari Jadi ke-527 Kabupaten Ponorogo dengan dukungan prajurit kraton pada tanggal 17 Juli, untuk “bedhol pusaka”.

Sedangkan Pemkot Madiun, lanjut KRT Arwanto, akan meminjam prajurit kraton untuk mendukung kirab dalam rangka menyambut Tahun Baru Jawa Jimawal 1957 yang akan digelar pada tanggal pada tanggal 27 Juli, sedangkan Pakasa cabang Trenggalek belum mengajukan permohonan untuk acara kirab serupa “Sedekah Bumi” yang sudah diagendakan. Sebelumnya, Pemkot Madiun meminjam prajurit kraton untuk mengawal rangkaian peringatan Hari Jadi ke 105 kota tersebut, 21 Juni lalu (iMNews.id, 22/6) dan Pakasa Cabang Trenggalek mendapat dukungan prajurit kraton untuk kirab “Tirta Belik” Desa Sumbergedong, 17 Juni (iMNews.id, 19/6).  

HALAMAN PAGELARAN : Para prajurit Kraton Mataram Surakarta mengakhiri gladen defile dengan membubarkan diri sesampai di titik finish di halaman Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, Minggu (2/7) pagi tadi. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Di tempat terpisah, KRA Bambang S Adiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang Jepara yang dihubungi menyatakan pihaknya siap untuk ikut mendukung kirab busaya “bedhol pusaka” yang akan digelar Pemkab Ponorogo bersama Pakasa Cabang Kabupaten Ponorogo pada event “Grebeg Suro” dalam rangka Hari Jadi ke-527 Kabupaten Ponorogo. Seperti “Grebeg Suro” (Sura-red) tahun 2022 lalu, rangkaian kegiatan dalam rangka hari jadi akan digelar di berbagai tempat mulai dari mediao Juli hingga pertengahan Agustus, dan berbagai Pakasa cabang termasuk Jepara dan Kraton Mataram Surakarta akan ikut mendukung dalam acara kirab budaya.

“Kami akan menginap di Ponorogo dua malam. Karena, akan ikut kirab yang digelar tanggal 17 dan 18 Juli. Kami hampir tiap hari berlatih baris-berbaris, karena dukungan Pakasa Cabang Jepara berupa pasukan Bregada Prajurit Nguntara Praja dan Prajurit Korsik Sura Praja yang akan ikut mengawal kirab ‘bedhol pusaka’. Kami sudah menunggu-nunggu peristiwa bersejarah yang bisa menjalin tali silaturahmi di antara keluarga besar masyrakat adat Kraton Mataram Surakarta. Juga silaturahmi antar sesama keluarga Pakasa cabang. Kami berharap bisa bersilaturahmi dengan utusan Pakasa cabang lain,” harap KRA Bambang. (won-i1)