Warga Pakasa Cabang Ikut Warnai Prosesi “Boyong Ibu Kota Kabupaten” dari Berbek ke Nganjuk

  • Post author:
  • Post published:June 7, 2023
  • Post category:Regional
  • Reading time:5 mins read
You are currently viewing Warga Pakasa Cabang Ikut Warnai Prosesi “Boyong Ibu Kota Kabupaten” dari Berbek ke Nganjuk
PENGURUS DILANTIK : KRAT Sukoco selaku ketua cabang beserta organ kelengkapan organisasi pengurus Pakasa Cabang Nganjuk, saat membaca ikrar ketika ditetapkan dan dilantik secara resmi oleh Pangarsa pakasa Punjer, KPH Edy Wirabhumi, dalam sebuah upacara di Desa Kedondong, Kecamatan Kota, Kabupaten Nganjuk, Januari 2022.(foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Belum Genap 2 Tahun Berdiri, Proaktif Upaya Pelestarian Seni Budaya Jawa

NGANJUK, iMNews.id – Lebih dari 50 orang dari unsur pengurus Pakasa Cabang (Kabupaten) Nganjuk dan warganya, ikut mewarnai prosesi kirab “boyong” Ibu Kota Kabupaten dari Berbek ke Nganjuk yang menjadi kelanjutan dari peringatan Hari Jadi ke-145 Kabupaten Nganjuk, yang dirayakan pada 10 April 2023 lalu. Dalam prosesi “boyong” Ibu Kota untuk mengenang peristiwa perpindahan seluruh perangkat pemerintah pada 6 Juni 1880 itu, pengurus dan warga Pakasa secara simbolis ikut berjalan kaki bersama seluruh peserta dari start di “distrik” Berbek, lalu diangkut dengan mobil masuk tengah kota Nganjuk.

“Jarak antara ‘distrik’ Berbek ke kota Nganjuk sekitar 10 KM. Lumayan jauh untuk para peserta wanita. Jalan dari Berbek ke tengah kota juga tidak semuanya lebar. Karena ‘distrik’ Berbek memang daerah terisolir, dekat objek wisata air terjun Seduda. Tetapi dianggap kurang strategis untuk jalur lalu-lintas keperluan pemerintah kerajaan, waktu itu. Itulah yang menjadi alasan pindahnya Ibu Kota kabupaten dari Berbek ke Nganjuk yang berada di lintasan jalan saya Surakarta-Surabaya,” jelas KRAT Sukoco saat dihubungi iMNews.id, malam tadi.

MENGARAK GUNUNGAN : Barisan pengurus Pakasa Cabang dan warganya saat mengarak gunungan berisi aneka makanan kecil, pada prosesi kirab budaya, Selasa 6 Juni kemarin, untuk mengenang peristiwa 143 tahun lalu yaitu kirab “boyong” Ibu Kota kabupaten dari Berbek ke Nganjuk, 6 Juni 1880. (foto : iMNews.id/dok)

Kabupaten Nganjuk yang resmi menjadi wilayah kedaulatan “nagari” Mataram Surakarta (1745-1945) pada tanggal 10 April 1878, memiliki ciri-ciri geokultural yang kental budaya Jawa yang bersumber dari Kraton Mataram Surakarta. Bersama sejumlah wilayah kabupaten yang mulai 1945 masuk wilayah Provinsi Jatim, hingga ke timur sampai masuk wilayah yang disebut “tapal kuda” seperti Malang, memiliki kemiripan latarbelakang kultural dengan budaya Jawa yang bersumber dari kraton. Daerah-daerah seperti Nganjuk, Ngawi, Madiun, Magetan, Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, Blitar, Kediri dan sebagainya, sering disebut wilayah “Mataraman”.

Meski hari lahir Kabupaten Nganjuk ditetapkan 10 April 1878, tetapi peristiwa perpindahannya secara resmi yang ditandai dengan ritual adat Jawa waktu itu, baru dilakukan pemerintah kabupaten pada 6 Juni 1880 atas izin pemerintah “nagari” Mataram Surakarta saat Sinuhun Paku Buwana (PB) IX jumeneng nata (1861-1893). Data-data sejarah yang ditulis Peter Carey berjudul “Orang Jawa dan Masyarakat China (1755-1825) dan naskah berjudul “Sejarah Kabupaten Nganjuk” yang disusun peneliti sejarah dari Lokantara Pusat di Jogja, Dr Purwadi, menunjukkan data perjalanan sejarah yang saling melengkapi.

TUMPAH-RUAH : Masyarakat Kabupaten Nganjuk (Jatim) tumpah-ruah di jalan protokol kota untuk menyaksikan kirab budaya yang digelar Pemkab, Selasa 6 Juni, kemarin, saat barisan pengurus dan warga Pakasa Cabang Nganjuk melintas. Kirab ini untuk mengenang peristiwa “boyong” Ibu Kota kabupaten dari Berbek ke Nganjuk pada 6 Juni 1880. (foto : iMNews.id/dok)

“Ya intinya, lahirnya Pakasa Cabang Nganjuk sangat beralasan. Karena, bisa menjadi mitra Pemkab dan semua komponen masyarakat kabupaten untuk bersama-sama melestarikan budaya Jawa sebagai pembimbing arah perjalanan peradaban yang ideal, kini dan ke depan. Pakasa Cabang Nganjuk akan tetap dibutuhkan dan harus tetap eksis membimbing perjalanan warga peradaban. Karena Pakasa cabang dibentuk tujuannya untuk menjadi agen dan pelopor pelestarian budaya Jawa,” tunjuk KRAT Sukoco menjelaskan.

Karena alasan-alasan itu, sejak berdiri januari 2022 lalu, Pakasa Cabang Nganjuk langsung proaktif melakukan pendekatan dengan berbagai pihak, khususnya pemerintah kabupaten yang memiliki arah dan tujuan sama dalam menjaga ketahanan budaya masyarakatnya. Dinas Pariwisata setempat disebutkan menjadi mitra yang sangat terbuka untuk bersama-sama aktif di berbagai kegiatan yang digelar sesuai program Pemkab, dalam upaya pelestarian seni budaya Jawa.

BERFOTO BERSAMA : Seusai ikut menyemarakkan kirab budaya mengenang peristiwa “boyong” Ibu Kota kabupaten dari Berbek ke Nganjuk 143 tahun lalu yang digelar Pemkab, Selasa 6 Juni kemarin, KRAT Sukoco selaku Ketua Pakasa Cabang Nganjuk mengajak warganya berfoto bersama di pendapa Kabupaten Nganjuk (Jatim).(foto : iMNews.id/dok)

Setelah terlibat dalam peringatan Hari Jadi ke-145 yang ditandai dengan Manusuk Sima di Candi Lor pada 10 April lalu, tepat tanggal 6 Juni kemarin Pakasa Cabang dilibatkan dalam kirab “boyong” Ibu Kota, terutama dilakukan di jalan protokol tengah kota menuju Alun-alun depan Pendapa Kabupaten Nganjuk. Ada ratusan bahkan seribuan orang dari berbagai elemen dari lingkungan Pemkab, anggota Forkopimda, kalangan lembaga pendidikan, ormas dan sebagainya melakukan kirab, termasuk warga dan pengurus Pakasa cabang yang mengawal “gunungan” berisi aneka makanan kecil.

Keterlibatan dalam tugas-tugas seperti itu, menurut KRAT Sukoco akan memudahkan pengembangan organisasi Pakasa di tingkat anak cabang yang ada di setiap kecamatan. Kabupaten Nganjuk memiliki 20 kecamatan, dan kini sudah terkumpul sekitar 100 warga menjadi abdi-dalem yang terdiri berada di kepengurusan cabang dan tersebar di beberapa kecamatan yang sudah terbentuk kepengurusan anak cabang. Menurut KRAT Sukoco, usia Pakasa Cabang Nganjuk belum genap dua tahun, tetapi sudah diperhitungkan berbagai elemen masyarakat kabupaten, terutama Pemkab. (won-i1)