Kraton Mataram Surakarta Tanam Pohon “Sarwa Becik” di Kompleks Candi Borobudur

  • Post author:
  • Post published:May 29, 2023
  • Post category:Budaya
  • Reading time:5 mins read
You are currently viewing Kraton Mataram Surakarta Tanam Pohon “Sarwa Becik” di Kompleks Candi Borobudur
"SARWA BECIK" : Jagongan santai di halaman Pendapa Sasana Sewaka yang penuh pohon "Sarwa Becik" di malam menjelang upacara adat "tingalan jumenengan", 16 Februari 2023, memberi inspirasi untuk menyebar "kabecikan" dengan menanam bibit pohon "Sawo Kecik" itu di Taman Maha Bodhi, kompleks Candi Borobudur, 3-4 Juni. (foto : iMNews.id/dok)

Wujud “Tri Prasetya” Sultan Agung dan Pengayom yang “Rahmatan Lil ‘Alamin”

SURAKARTA, iMNews.id – Peristiwa kembalinya Gusti Moeng menjalankan tugas penuh sebagai Pengageng Sasana Wilapa mulai 17 Desember 2022, dijadikan momentum untuk semakin menegaskan Kraton Mataram Surakarta sebagai penerus Mataram Islam yang “rahmatan lil ‘alamin” atau mengayomi siapa saja tanpa memandang suku, agama, ras, parpol dan golongan dalam masyarakat. Bersamaan dengan itu, juga menegaskan sikap untuk mewujudkan “Tri Prasetya” yang pernah ditegaskan Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma.

“Prasetya yang pertama adalah ‘Hamemayu hayuning bawana’. Pernyataan sikap sekaligus peringatan perintah untuk tetap menjaga wewaler, harus benar-benar dilaksanakan secara patuh. Yaitu, harus selalu menjaga keseimbangan dan keindahan jagat yang gumelar ini. Dijaga dari apa?, Tentu saja dijaga dari sifat-sifat yang merusak bumi yang kita tinggali bersama ini,” tandas Gusti Moeng menjawab pertanyaan iMNews.id, siang tadi, berkait dengan rencana Kraton Mataram Surakarta ambil bagian dalam “bhakti sosial” di Candi Borobudur, 3-4 Juni dalam rangka peringatan Hari Waisak.

MELALUI BUKU : Buku berjudul “Pramoda Wardani” yang mengisahkan sumbangan kemakmuran kehidupan abad IX atau yang sering disebut “Mataram Kuno” kepada penerus Mataram, ditulis Dr Purwadi dan dipersembahkan CEO PT Meccaya KP Ricky Suryo Prakoso kepada Gusti Moeng, menjelang ritual tingalan, 15 Februari 2023. (foto : iMNews.id/dok)

“Bumi atau jagat yang kita tinggali ini harus dijaga keseimbangan alamnya, agar sepanjang manusia hidup sampai akhir zaman, bumi tetap menjadi lingkungan yang nyaman, aman dan memberi kehidupan kepada manusia yang tinggal di atasnya. Jadi, harus dihindari hal-hal yang bisa merusak bumi atau menimbulkan mala-petaka terhadap manusia, baik kini atau generasi anak-cucu kita nanti. Prasetya pertama ini, menjadi salah satu alasan yang logis ketika kraton akan menyumbangkan bibit pohon ‘Sarwa Becik’ atau ‘Sawo Kecik’ untuk ditanam di kompleks Candi Borobudur, 3-4 Juni,” tandasnya lagi.

Menurut Pengageng Sasana Wilapa yang juga Ketua Lembaga Dewan Adat itu, sudah menjadi tugas dan kewajiban Kraton Mataram Surakarta untuk menyambut baik gagasan dan ajakan ikut ambil bagian dalam peringatan Hari Waisak ke-2567 Be yang sudah ditetapkan pemerintah menjadi hari libur nasional yang jatuh tanggal 4 Juni. Karena landasan tugas dan kewajiban secara kultural serta dalam kerangka itulah, Kraton Mataram Surarakat akan ikut menyemarakkan kegiatan perayaan Hari Waisak dengan kegiatan bhakti sosial, menanam sejumlah bibit pohon “Sarwa Becik”.

SAJIAN TARI : Dalam berbagai kesempatan untuk memaknai sikap memuliakan kebersamaan dengan warga MUNI (Walubi) dalam aktivitas doa bersama Kraton Mataram Surakarta, Gusti Moeng mengekspresikannya dengan simbol sajian tari “Suka Mulya” di Pendapa Cepuri Pesanggrahan Parangkusuma, (12/8/2022). (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Kebetulan menjelang acara tingalan jumenengan yang lalu, Kanjeng Ricky (KP Ricky Suryo Prakoso) dan rombongan ke kraton. Saat jagongan di halaman dekat Pendapa Sasana Sewaka, tempat upacara adat tingalan itu, banyak membahas pohon Sawo Kecik yang jumlahnya banyak, memenuhi halaman. Ketika ditanya apa makna pohon itu, saya jawab bahwa Sawo Kecik itu simbol kata atau makna harafiah dari ‘Sarwa Becik’ atau selalu baik dari makna selalu berbuatlah baik. Hidup di dunia ini, selalu berusahalah berbuat kebajikan atau meninggalkan hal-hal yang baik,” jelas Gusti Moeng.

Karena penjelasan dan fakta riil yang dirasakan saat bersantai di halaman Pendapa Sasana Sewaka dalam suasana malam yang teduh dan damai, lanjut Gusti Moeng, seorang pengusaha yang menjabat CEO pada PT Meccaya bernama KP Ricky Suryo Prakoso itu belum lama ini mengajak Kraton Mataram Surakarta untuk berbhakti-sosial bersama di kompleks Candi Borobudur, Magelang. Bhakti sosial berupa penanaman sejumlah bibit pohon Sarwa Becik itu direncanakan di lahan Taman Maha Bodhi, kompleks candi, Sabtu, 3/6, sehari sebelum puncak acara Hari Waisak dilaksanakan di pelataran candi, 4/6.

AKTIVITAS DOA : Setelah doa, tahlil dan dzikir dipanjatkan rombongan Kraton Mataram Suraakarta yang dipimpin MNg Irawan Wijaya Pujodiprojo, gantian dipanjatkan doa dari rombongan warga MUNI (Walubi) untuk mengantar ritual “labuhan” di bibir pantai “Segara Kidul” Parangkusuma, Bantul, DIY, (12/8/2022). (foto : iMNews.id/dok)

Dalam bhakti-sosial kraton bersama rombongan MUNI sebuah organisasi di bawah Wali Umat Budha Indonesia (Walubi) yang dipimpin KP Ricky Suryo Prakoso itu, Gusti Moeng tidak sendiri dalam menanam pohon Sarwa Becik Sabtu (3/6) itu, melainkan juga putra mahkota tertua KGPH Hangabehi, KPH Edy Wirabhumi dan sejumlah tokoh dari MUNI dan Walubi serta Raja Peliatan, Bali. Esoknya, tepat pada perayaan Hari Waisak, Minggu pagi (4/6), kraton akan menurunkan sekitar 30 prajurit dari berbagai Bregada, termasuk Bregada Korsik Drumband dan mementaskan tari “Golek Sri Rejeki”.

Menurut Gusti Moeng, kerja-sama dalam aktivitas spiritual dengan warga Walubi dan MUNI, sudah didahului pada bulan Agustus 2022 lalu dengan menggelar doa bersama di pantai Parangkusuma “Segara Kidul” (laut selatan), Bantul, DIY yang disertai ritual “labuhan”. Waktu itu, ada seratusan warga dari MUNI (Walubi) yang mengikuti doa dengan agama Budha, bergantian dengan rombongan dari kraton yang dibawa Gusti Moeng, memanjatkan doa, tahlil dan dzikir yang dipimin abdi-dalem jurusuranata MNg Irawan Wijaya Projodipuro. (won-i1)