Tugas Pakasa Cabang Jepara Sebagai Duta Menjalankan “Diplomasi”
CIREBON, iMNews.id – Pengurus Pakasa Cabang Jepara (Jateng) telah membuktikan dharma-bhaktinya baik sebagai duta masyarakat Kabupaten Jepara maupun sebagai tangan panjang Kraton Mataram Surakarta, untuk mengeratkan kembali ikatan silaturahmi antara masyarakat peradaban Jawa di Kesultanan Kacirebonan yang masuk wilayah Jabar dan di Kabupaten Jepara yang masuk wilayah Jateng.
Simbol-simbol kebhinekaan peradaban itu yang diharapkan kedua pihak bisa mempersatukannya, karena Pakasa Cabang Jepara juga menjadi duta Kraton Mataram Surakarta sebagai sumber budaya Jawa yang direpresentasikan dalam cinderamata wayang kulit tokoh Prabu Kresna dan Prabu Baladewa serta sajian fragmen tari Srikandi-Mustakaweni yang dipersembahkan dalam “pisowanan” Milad ke-215 Kesultanan Kacirebonan, Minggu siang (12/3) itu.
“Pakasa Jepara mengucapkan terima kasih kepada Sultan Kacirebonan Pangeran Raja Abdul Gani Natadiningrat bersama keluarga besar kesultanan, karena telah menerima tugas misi seni budaya yang kami jalankan. Dan tentu saja kepada Pengageng Sasana Wilapa/Ketua LDA dan Pangarsa Pakasa Punjer yang telah mengizinkan dan memberi doa restu, sehingga tugas menjalankan misi seni budaya untuk memperkuat tali silaturahmi ini bisa sukses, lancar dan aman,” jelas KRA Bambang Setiawan Adiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang Jepara sekaligus pemimpin rombongan dari Kabupaten Jepara yang jumlahnya lebih dari 100 orang itu, menjawab pertanyaan iMNews.id, di Bangsal Prabayaksa, Kesultanan Kacirebonan, Minggu siang.
Event Milad ke-215 Kesultanan Kacirebonan terkesan menjadi peristiwa yang kembali dikenal masyarakat Kota Cirebon (Jabar), terutama yang tinggal di sekitar kompleks Kesultanan Kacirebonan. Karena menurut KRA Bambang Setiawan Adiningrat yang mengikuti serangkaian rapat persiapan dengan panitia, juga beberapa praktisi budaya setempat yang terlibat dalam kepanitiaan milad, kegiatan peringatan ulang tahun atau milad Kesultanan Kacirebonan secara kelembagaan sudah lama sekali tidak ada.
Maka, ketika aktivitas milad kembali diselenggarakan Sultan Kacirebonan ke-9 Pangeran Raja (PR) Abdul Gani Natadiningrat yang melibatkan Pakasa Cabang Jepara, menjadi peristiwa budaya yang menarik dan kembali dikenal masyarakat sekitar Kota Cirebon. Sebab itu, kirab budaya yang diperkuat Pakasa Cabang Jepara, utusan Kesultanan Kasepuhan, Kesultanan Kanoman dan Kesultanan Keprabonan serta berbagai elemen masyarakat setempat, langsung disambut baik oleh Wali Kota Cirebon, yang secara remsi melepas kirab dari halaman Balai Kota Cirebon, Minggu pagi sektar pukul 10.00 WIB.
Ada sekitar 400-an peserta kirab dari berbagai elemen, termasuk Pakasa Cabang Jepara sekitar 100-an orang yang diperkuat dari Pakasa Cabang Pati yang membawa rombongan belasan orang dan dipimpin langsung KRAT Mulyadi Puspo Pustoko selaku Ketua Cabang, menjadi arak-arakan menarik masyarakat sekitar saat berjalan dari halaman balai Kota menuju Kraton Kacirebonan yang jaraknya sekitar 1 KM. Selain kirab, ada berbagai acara pemeriah milad yang digelar sejak tanggal 9 hingga Senin (13/3), hari ini.
Warna-warni busana dan bentuk seragam busana adatnya, yang lengkap dengan panji-panji simbol identitas lembaga masyarakat adatnya terutama Pakasa Sura Praja Jepara, cukup mengundang perhatian masyarakat Kota Cirebon karena sudah lama tidak pernah ada perayaan milad. Simbol-simbol yang dibawa Pakasa Sura Praja lengkap dengan Bregada Prajurit Korp Musik yang dipimpin langsung KRA Bambang Setiawan Adiningrat selaku “Manggala” (komandan), mengesankan menambah
keragaman khas Cirebon, Surakarta dan Jepara sebagai simbol kebhinekaan.
Kedatangan kirab di halaman Bangsal Praba Yaksa sebagai pusat upacara pisowanan milad di Ksultanan Kacirebonan, diterima Sultan ke-9 PR Abdul Gani Natadiningrat bersama permaisuri dan para pengageng kesultanan. Bersamaan dengan itu, hadir perwakilan dari Kesultanan Kasepuhan, Kanoman dan Keprabonan. Sedangkan datangnya putra mahkota sudah lebih dulu, yang sama-sama disambut dengan tari Topeng Kelana Cirebon, tari Sekar Keputren, hiburan tari Tayub yang dimeriahkan dengan “sebaran uang sawer” di tengah pisowanan oleh salah seorang tamu undangan.
Selaku “Manggala” kirab, KRA Bambang Setiawan memberi laporan jalannya kirab kepada Sultan ke-9 PR Abdul Gani Natadiningrat selaku tuan rumah, yang disaksikan sejumlah tamu undangan, di antaranya unsur-unsur yang mewakili Forkopimda. Sebagai wujud tugas “duta” yang menjalankan diplomasi seni budaya, Pakasa Cabang Jepara menyerahkan cinderamata wayang tokoh Prabu Kresna dan Prabu Baladewa, serta persembahan tari Srikandi-Mustakaweni, sebagai representasi budaya Jawa dan dari Mataram Surakarta untuk mengeratkan ikatan tali persaudaraan itu.
Tak ketinggalan, peneliti sejarah dari Lokantara Pusat di Jogja, Dr Purwadi, juga mendapat kesempatan tampil untuk mengungkap serajah singkat eksistensi Kesultanan Kacirebonan dan peradaban Jawa masa lampau dan kini, serta berbagai manfaat keberadaannya untuk warga peradaban secara luas. Sehabis pisowanan, Sultan dan permaisuri diikuti para pengageng kesultanan keluar istana untuk menuju panggung yang disediakan di jalan raya depan kraton, untuk menyaksikan pergelaran Tari Sintren massal 500 orang yang digelar di sepanjang jalan itu. (won-i1)