Pakasa Boyolali dan Cabang Sukoharjo “Piket” Kerjabhakti Resik-resik

  • Post author:
  • Post published:February 5, 2023
  • Post category:Regional
  • Post comments:0 Comments
  • Reading time:5 mins read
Warga Pakasa Cabang Boyolali yang mendapat jatah piket kerjabhakti di Pendapa Sasana Sewaka
MEMOLES ORNAMEN : Warga Pakasa Cabang Boyolali yang mendapat jatah piket kerjabhakti di Pendapa Sasana Sewaka, memiliki kemampuan khusus untuk memoles ornamen kuningan penghias "Saka Guru" dan membersihkan tiang penyangga di kompleks bangunan tempat upacara tingalan jumenengan itu. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Bersihkan Panti Rukmi dan Poles Ornamen Tembaga “Saka Guru”

SURAKARTA, iMNews.id – Hari Minggu 5 Februari ini, giliran warga Pakasa Cabang Kabupaten Boyolali dan Cabang Sukoharjo yang menjalani “piket” kerjabhakti resik-resik di lingkungan dalam Kraton Mataram Surakarta, sejak pagi hingga siang tadi. Dua lokasi yaitu lingkungan kompleks bangunan Tasik Wulan, Panti Rukmi dan Pendapa Sasana Sewaka menjadi objek kerjabhakti, masing-masing membersihkan rumput liar dan semak di sekitar bangunan dan mengepel lantai, mengelap tiang penyangga pendukung pendapa serta memoles ornamen kuningan yang melingkar semua “saka guru” penyangga tempat upacara pisowanan agung tingalan jumenengan “raja”.

Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa kepada iMNews.id menyebutkan, warga Pakasa Sukoharjo sebanyak 15 orang yang hampir semuanya dari lingkungan situs eks Kraton Kartasura mendapat objek kerjabhakti di lingkungan sekitar bangunan Tasik Wulan dan Panti Rukmi. Sedangkan sekitar 25 warga Pakasa Cabang Boyolali semuanya mendapat jatah lokasi di bangunan Pendapa Sasana Sewaka, mulai dari mengepel lantai, mengelap tiang penyangga teras Paningrat dan Maligi serta memoles ornamen kuningan yang melingkari semua saka guru penyangga Pendapa Sasana Sewaka.

MENJANGKAU KETINGGIAN : Untuk menjangkau ketinggian tiang penyangga teras Pendapa Sasana Sewaka, para abdidalem warga Pakasa Cabang Boyolali memerlukan tangga untuk membersihkan tempat upacara adat tingalan jumenengan, karena selama 5 tahun lebih hanya dibersihkan sekenanya ketika ada ritual setahun sekali itu. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Para abdidalem Kebon Darat dan Sewaka juga bergabung di belakang (Tasik Wulan dan Panti Rukmi) dan di Pendapa Sasana Sewaka, karena kalau mengepel lantai sudah menjadi bidang tugasnya. Kalau yang harus menggunakan tangga dan bancik (scafolding), banyak dilakukan warga Pakasa Boyolali. Apalagi yang menggerinda dan memoles ornamen kuningan penghias ‘Saka Guru’, banyak dikerjakan yang punya kemampuan teknis. Mereka di antaranya dari Desa Tumang, Cepogo, Boyolali, rata-rata pengrajin segala perkakas yang terbuat dari tembaga dan perunggu,” jelas Gusti Moeng yang dihubungi iMNews.id sudah pindah ke Bangsal Smarakata untuk memimpin latiha tari Sanggar Pawiyatan Beksa Kraton Mataram Surakart, siang tadi.

Warga Pakasa Cabang Boyolali yang khusus mendapat objek kerjabhakti di Pendapa Sasana Sewaka, sudah beberapa kali mendapat “jatah piket” resik-resik di objek yang sama yaitu tempat yang akan menjadi pusat pisowanan agung upacara adat tingalan jumenengandalem pada 16 februari mendatang. Gusti Moeng menyebutkan, semua gerakan kerjabhakti resik-resik semakin diarahkan ke fasilitas lingkungan yang akan dilalui dan bangunan yang akan digunakan untuk upacara adat ulang tahun tahta ke-19 Sinuhun PB XIII itu.

SUDAH BERSIH : Lingkungan sekitar Panti Rukmi di belakang Gusti Moeng yang sebelumnya dipenuhi semak-belukar, siang tadi saat menunggui kerjabhakti warga Pakasa Cabang Sukoharo itu sudah menjadi bersih. (foto : iMNews.id/dok)

“Wah… senang saya melihatnya. Sekarang makin bersih dan kinclong. Itu, bagian hiasan kuningan dipoles jadi kinclong semua. Sudah 5 tahun (2017-2023) lebih tak dibersihkan, terus pada ngapain semua yang di dalam itu. Kalau begini, ya jelas sangat indah dipandang. Sipp…. hebat teman-teman warga Pakasa (Boyolali) itu,” ujar GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani yang sedang berlalu dari bangsal keputren, menghampiri dan menyapa warga Pakasa yang sedang bekerjabhakti di Pendapa sasana Sewaka, siang tadi. Dia akan menuju bangsal Smarakata untuk menyusul Gusti Moeng, yang sedang mempersiapkan latihan tari tiap Minggu siang.

Khusus untuk kerjabhakti yang titik lokasinya di belakang Pendapa Sasana Sewaka, memang melanjutkan rangkaian kerjabhakti yang dilakukan dari berbagai elemen khususnya warga Pakasa dari berbagai cabang yang sudah berjalan selama sebulan lalu, misalnya dari Komunitas Reptil Surakarta yang dipimin KPH Nugroho Imam Natapuro, seorang trah darahdalem Sinuhun PB XI. Siang tadi, Gusti Moeng menyebut lingkungan di sekitar bangunan Tasik Wulan yang dulu menjadi tempat tinggal KRAy Adipati Tasik Wulan atau Sedah Mirah di zaman Sinuhun PB X. Lokasi itu sebelumnya penuh semak belukar yang tumbuh setinggi ukuran manusia, mirip hutan di dalam kraton.

SEBELUM DIBERSIHKAN : Lingkungan sekitar Panti Rukmi dan Bangsal Keputren sebelum dibersihkan dalam gerakan kerjabhakti resik-resik bergiliran sampai Pakasa Cabang Sukoharjo mendapat jatah “piket”, pemandangannya seperti hutan di dalam kraton. Semak-belukarnya sudah setinggi manusia dewasa. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Lokasi berikut yang dikerjakan warga Pakasa Anak Cabang Kartasura (Sukoharjo) itu, adalah lingkungan sekitar bangunan Panti Rukmi, bekas tinggal Gusti Moeng bersama keluarga kecilnya yang terdiri sang ibu kandung, yaitu Ibu Ageng atau KR Ageng yang sebelumnya beranama RAy Pradapaningrum. Selain Gusti Moeng ada empat saudara putrinya, yaitu tiga kakak masing-masing GKR Galuh Kencana, GKR Sekar Kencana dan GKR Retno Dumilah kemudian seorang adik bungsunya GKR Ayu Koes Indriyah. Untuk lima anak lelaki termasuk yang kini menjadi Sinuhun PB XIII, tempatnya ada di Sasana Putra.

“Dulu keluarga saya menggunakan 4 bangunan, bahkan tambah satu bangunan lagi di Panti Rukmi yang juga disebut rumah Pradapan (RAy Pradapaningrum-Red). Tambahan yang satu itu sekarang ditempati Gusti Devi (salah seorang putri Sinuhun PB XIII), yang belum lama dibobol maling itu lo (iMNews.id, 18/12/2022). Panti Rukmi ini di sebelah selatan Kraton Kulon. Semak-semak yang tinggi dekat Panti Rukmi sudah dibabat habis, tinggal rerumputan pendek, nanti jatahnya yang mendapat giliran piket. Di Kraton Kulon sendiri, sekarang sudah bersih seperti sebelum 2017,” sebut Gusti Moeng. (won-i1)

Leave a Reply