Tahlil dan Khataman Alqur’an Untuk Kembalikan Ciri Islam Kraton Mataram Surakarta

  • Post author:
  • Post published:January 7, 2023
  • Post category:Regional
  • Reading time:5 mins read
TUGUR DAN KHATAMAN
TUGUR DAN KHATAMAN : Para kerabat dan warga Pakasa yang punya jadwal Tugur bertemu para abdidalem yang bertugas khataman Alqur'an pada Rabu malam (4/1) lalu, menjadikan suasana di Pendapa Sasana Sewaka dan teras Nguntarasana di waktu malam kembali "hidup" atau "bernyawa" setelah "mati duri" selama 5 tahun lebih. (foto : iMNews.id/dok)

Menjadi Penanda Hidup Kembali Setelah “Mati Suri”

SURAKARTA, iMNews.id – Mulai Sabtu (7/1) pagi ini, kegiatan layanan kunjungan wisata melalui Museum Art Gallery Kraton Mataram Surakarta sudah beroperasi kembali. Bersama sejumlah kegiatan lain seperti tahlil, dzikir, khataman Alqur’an, “tugur”, gladen karawitan Senin-Rabu, kerjabhakti resik-resik dan renovasi kecil di berbagai titik lokai, layanan publik di bidang pariwisata itu menjadi penanda kraton kembali “hidup” setelah “mati suri” selama lima tahun lebih.

“Tahlil dan Dzikir serta khataman Alqur’an sudah berjalan sejak Rabu malam pertama setelah tanggal 17 Desember saya masuk. Kalau tuguran, ya tiap malam bergantian. Ya intinya kalau tempat ini sudah lama tidak terpakai, ‘kan malah suasana dan hawanya menjadi tidak baik. Berbeda kalau selalu ada aktivitas yang sesuai dengan tempat, ciri dan misinya. Yaitu doa, tahlil dan dzikir ditambah khataman Alqur’an. Ini cara mendekatkan diri kepada Allah SWT, untuk mendapatkan perlindungan, keselamatan dan tuntunan serta petunjukNya,” jelas Gusti Moeng menjawab pertanyaan iMNews.id saat sedang “berkantor” di teras Nguntarasana Kraton Mataram Surakarta, kemarin.

MULAI RAMAI : Begitu Gusti Moeng sudah kembali masuk dan mulai berbenah-benah, beberapa hari kemudian para wisatawan sudah dilayani masuk lewat Kori Kamandungan. Dan mulai Sabtu pagi tadi, kunjungan wisatawan lokal resmi dilayani melalui pintu masuk Museum Art Gallry. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Kegiatan doa, tahlil dan dzikir didukung para abdidalem jurusuranata yang jumlahnya sekitar 20-an, sedangkan khataman Alqur’an dilakukan oleh abdidalem Ketib jumlahnya sekitar 30-an. Tetapi tiap digelar acara spiritual religi itu selalu didukung oleh berbagai elemen Lembaga Dewan Adat Kraton Mataram Surakarta yang mendapat jadwal giliran “tugur” atau “wungon” dari pukul 08.00 WIB hingga pkul 05.00 WIB. Salah satu dukungan untuk “tugur” dan “tahlil dzikir”, datang dari relawan generasi muda Pakasa Anak cabang Kecamatan Wedi, Klaten, yang selalu hadir 10 orang dipimpin Hamid Al Ichsan, seorang mahasiswa Universitas YKPN Jogja.

Salah satu peserta khataman Alqur’an yang sempat dihubungi iMNews.id, tadi pagi, tidak lain adalah KRT Ahmad Faruk Reksobudoyo MFil-A, seorang abdidalem Kanca Kaji sekaligus abdidalem Ketib yang datang jauh-jauh dari Kabupaten Ponorogo (Jatim). Salah seorang dosen di IAIN Ponorogo itu membenarkan, kegiatan doa, tahlil, dzikir dan khataman Alqur’an untuk mengembalikan kewibawaan secara spiritual religi, dan sudah sepantasnya dilakukan Kraton Mataram Surakarta sebagai kewajiban karena Kraton Mataram Surakarta adalah penerus Mataram Islam.

IKUT BERKELILING : Setelah melongok ke Bangsal Marcukunda tempatnya mengajar para siswa Sanggar Pasinaon Pambiwara sampai kraton ditutup April 2017, KP Budayaningrat ikut berkeliling melihat sekeliling wilayah kedhaton di dalam kraton yang tak terawat selama 5 tahun lebih kraton ditutup. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Sementara itu, KRMH Kusumo Wibowo dari Kantor Pengageng Sasana Prabu yang juga pengurus Pakasa Pusat yang dihungi iMNews.id tadi pagi menyebutkan, agenda kerjabhakti hari ini meneruskan pekerjaan resik-resik, menata ulang dan mengembalikan sarana dan prasarana perkantoran di kompleks Pendapa Magangan. Karena dalam satu kompleks itu, ada lembaga bebadan Kantor Pengageng Pasiten, Kantor Pengageng Yogiswara, Kantor Pengageng Mandra Budaya, Kantor Pengageng Karti Praja, Bangsal Lembisana dan kantor abdidalem prajurit.

Menurut Gusti Moeng, Kantor Pengageng Sasana Wilapa, Perpustakaan Sasana Pustaka dan aktivitas Sanggar Pasinaon Pambiwara belum mendapat giliran dibersihkan dan ditata-ulang dan belu diketahui apakah ada kerusakan setelah kraton ditutup lebih 5 tahun sejak Apeil 2017. Untuk Sasana Pustaka dan Sasana Wilapa belum diagendakan, tetapi untuk Sanggar Pasinaon Pambiwara akan segera diagendakan untuk dibersihkan, ditata-ulang dan dilakukan renovasi kecil-kecilan karena tempat utama bangunan Bangsal Marcukunda masih bisa bertahan.

DISANGGA BAMBU : Konstruksi atap Bangsal Pradangga yang berderet-deret di depan Pendapa Sasana Sewaka, setelah Gusti Moeng bisa masuk kraton kembali Sejak 17 Desember lalu, ketahuan kropos dan harus disangga tiga batang bambu agar tidak patah dan ambrol. Beberapa bangunan itu sedang dalam pengerjaan renovasi saat Gusti Moeng “diusir” tahun 2017 lalu. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Gusti Wandan (Gusti Moeng-Red), sudah paring dawuh, memang perlu segera dibersihkan dengan kerjabhakti, dikeroyok rame-rame. Kalau perlu, ya ditata-ulang tempat belajar-mengajarnya. Yang jelas, sudah ada dawuh tepat pada saat ultah genap 30 tahun, akan ada wilujengan dibukanya Sanggar Pasinaon Pambiwara atau Sanggar Marcukunda. Ultahnya di bulan Februari. Mulai saat itu, kegiatan belajar-mengajar kembali berjalan di Bangsal Marcukunda. Nanti pakai acara boyongan dari ndalem Kayonan apa tidak, kita semua menunggu dawuh,” ujar KP Budayaningrat, seorang dwija sanggar yang dihubungi iMNews.id di tempat terpisah.

Gusti Moeng menyebutkan, kawasan kedhaton Kraton Mataram Surakarta luasnya 8,5 hektare yang menjadi inti kawasan kraton yang luasnya sekitar 90 hektare mulai dari batas selatan di Gapura Gading hingga batas utara di Gapura Gladag. Oleh sebab itu, kalau selama 5 tahun lebih ditutup dan nyaris tidak ada tindakan peratawan yang berarti, tentu butuh waktu yang cukup untuk membersihkan, menata-ulang dan membenahi secukupnya ketika akan difungsikan kembali seperti sebelum kraton ditutup karena “insiden mirip operasi militer” di tahun 2017. (won-i1)