Nama Indonesia Muncul di Tahun 1920, Jadi Nama NKRI Tahun 1945 (seri 2 – bersambung)

  • Post author:
  • Post published:October 24, 2022
  • Post category:Budaya
  • Post comments:0 Comments
  • Reading time:4 mins read

Akankah Selamanya Dibiarkan Tidak Jelas Asal-usulnya?

IMNEWS.ID – DARI penjelasan seorang peliti sejarah dari Lembaga Olah Kajian Nusantara (Lokantara) yang berkantor pusat di Jogja, Dr Purwadi, didapat data bahwa nama Indonesia dimunculkan seseorang di tahun 1920. Hanya saja, tokoh yang diduga menggunakan nama Indonesia kali pertama itu, tidak begitu jelas identitas pribadinya. Tetapi menurut Ketua Lokantara Pusat itu, tokoh ini dimungkinkan berasal dari lingkungan para aktivis yang disebut-sebut kaum nasionalis dan religius membawa pengaruh kurang baik bagi kehidupan sosial-politik bangsa pada masa pra hingga pasca 1945.

Hingga kini, belum didapati sebuah hasil penelitian dan kajian ilmiah yang serius untuk menelusuri dan mengungkap jati diri pencetus nama Indonesia dan asal-usul nama itu, serta alasan yang mendasari digunakannya nama tersebut sebagai nama kelengkapan nama NKRI seperti disebut dalam Bab I pasal 1 angka 1 UUD 45. Sebagai sebuah analisis, kalau memang benar nama itu yang mencetuskan dan menggunakan kali pertama di tahun 1920, apakah berarti karena alasan “yang disebut-sebut membawa pengaruh kurang baik” itu yang menyebabkan asal-usul nama Indonesia hingga kini tidak jelas?.

Tetapi mungkin bisa saja, sudah ada atau bahkan sudah dilakukan lebih dari satu penelitian dan kajian ilmiah oleh kalangan intelektual kampus menemukan jati diri pencetus dan asal-usul nama Indonesia, namun mengingat adanya pertimbangan riskan bagi keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa dan negara, identitas nama pencetus (Indonesia) itu tidak dipublikasikan alias masih disembunyikan. Langkah ini, dari satu atau beberapa sisi bisa disebut bijak dan idealistik, tetapi dari satu sisi yang lain bisa dipandang sebagai sikap tidak jujur tentang adanya fakta kebenaran sejarah.

Menyembunyikan kebenaran sejarah untuk pertimbangan menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa dan negara, memang baik dan bisa dianggap bijak, tetapi bagaimana jadinya jika ada sesuatu kebutuhan yang muncul dari sebuah kejujuran yang terkesampingkan, yaitu kebutuhan pengetahuan untuk kepentingan edukasi bagi generasi anak bangsa dan negara itu sendiri. Apakah bijaksana para pemimpin bangsa dan negara ini terus-menerus menyembunyikan kejujuran tentang adanya fakta yang bisa digali untuk menunjukkan kebenaran itu?

Meloncat Jauh

Perjalanan sejarah sebuah bangsa yang bersepakat mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 17 Agustus 1945, layak dan wajib menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang punya multi manfaat, baik bagi seluruh anak bangsa yang terus berganti dari generasi ke generasi, maupun bagi masyarakat bangsa-bangsa di dunia. Salah satu manfaat itu adalah, sebagai sumber ilmu, sumber tata nilai, sumber semangat dan sumber inspirasi serta menjadi kebanggaannya sampai akhir zaman kelak.

Oleh sebab itu, sejarah perjalanan bangsa Indonesia harus disusun selengkap-lengkapnya dan sejujur-jujurnya sesuai kaidah yang disyaratkan sebagaimana ilmu pengetahuan. Para ahli/peneliti sejarah dan para ahli hukum tata negara memang sangat berkompeten untuk menggali sumber-sumber sejarah perjalanan bangsa untuk keperluan melengkapi bagian-bagian yang selama ini masih samar-samar, atau bahkan tidak jelas, meskipun ada sebuah konsekuensi logis tentang adanya fakta sejarah yang “dipersepsikan” pahit ketika diungkap ke ranah publik.

Bangsa Indonesia memang bukan bangsa pencipta segala macam ilmu pengetahuan dan teknologi yang kemunculannya didominasi bangsa-bangsa barat, tetapi seiring perjalanan peradaban dunia, bangsa Indonesia juga terus mengasah diri menjadi bangsa yang cerdas. Oleh sebab itu, hal-hal yang berkait dengan identitas, jati diri dan asal-usul bangsanya sendiri, kelak pasti akan terus dikritisi dan digali fakta-fakta keberadaan dan kebenarannya terutama untuk kepentingan meyakinkan bangsa Indonesia sendiri, bila sampai sekarang belum ada yang berani mengungkapnya.

Dalam sebuah forum diskusi di salah satu TV swasta beberapa tahun lalu, juga forum-forum seminar kebangsaan yang pernah digelar di Surakarta di masa Orde Baru, nama Indonesia pernah disebut-sebut untuk dibahas, terutama soal asal-usul kata itu dan maknanya. Kata Nusantara juga muncul, untuk menjelaskan posisi geografis pulau-pulau yang tersebar dari ujung timur Papua hingga ujung barat pulau Sabang. Bahkan dilengkapi juga dengan menyebut batas ujung utara di Pulau Miangas, dan ujung selatan di pulau Rote. “Berkat kecerdasan” bangsa ini, perjalanan sejarah meloncat jauh, karena nama Nusantara ditetapkan sebagai nama Ibu Kota Negara (IKN) oleh Presiden Jokowi. (Won Poerwono-bersambung/i1) 

Leave a Reply