Cabang Ponorogo Usul Formasi Komponen Reog “19-11-1931”
IMNEWS.ID – PERAYAAN sekaligus peringatan Hari Jadi ke-91 Pakasa Kraton Mataram Surakarta yang diinisiasi Lembaga Dewan Adat dan dilaksanakan pengurus Pakasa Punjer (Pusat) yang akan dijatuhkan akhir tahun 2022 ini, diperkirakan akan menjadi perhelatan akbar yang kenthal esensi seni budayanya dan bernilai sejarah bagi warga peradaban secara luas. Peristiwa budaya itu akan memberi nilai manfaat dan keuntungan yang luar biasa bagi publik secara luas, terutama nilai ekonomi di sektor industri kepariwisataan, yang bisa membantu bangsa dan negara ini untuk bangkit memulihkan kekuatannya terutama di bidang ekonomi.
Semangat seperti itulah yang lebih tampak dari dialog dalam pertemuan rapat koordinasi (rakor) Pakasa yang merancang perayaan Hari Jadi ke-91 Pakasa, yang berlangsung di pendapa ndalem Kayonan, Baluwarti, Minggu siang (16/10/2022). Dari seratusan peserta yang mewakili sejumlah cabang Pakasa yang tersebar di kabupaten/kota di Jateng, Jatim dan DIY itu, masing-masing tampak dengan ikhlas datang dari tempat yang jauh dengan biaya sendiri. Di situ mereka berembug untuk merancang kegiatan dan berbagai acara budaya pengisinya, untuk disuguhkan secara gratis kepada publik secara luas di Kota Surakarta, di akhir tahun 2022 ini.
Memang, rakor baru berlangsung pertama atau sekali, yang tahapnya baru melontarkan gagasan lalu menampung usul dan masukan, agar rancangan event hari jadi benar-benar sesuai dengan harapan bersama, terutama mencapai tujuan yang ideal bagi Kraton Mataram Surakarta termasuk masyarakat adat di dalamnya terutama Pakasa dalam skala kecil. Tujuan ideal skala besar eksternalnya, kesadaran cinta budaya Jawa yang semakin tinggi, akan memperkuat ciri kebhinekaan yang pada gilirannya akan memperkuat ketahanan budaya bangsa, memperkuat keutuhan NKRI, memperkuat tegaknya Pancasila dan UUD 45.
Jadi Ikon Surakarta
Pertemuan-pertemuan dalam rakor berikutnya masih terbuka waktu longgar, untuk membahas kemungkinan bersinergi dengan berbagai pihak lain, terutama pemerintah dari semua tingkatan. Karena kegiatan hari jadi Pakasa ini memiliki tujuan ideal di bidang ekonomi terutama melalui sektor kepariwisataan dan aktivitas dagang dan jasa sektor UKM, selain sejumlah tujuan ideal untuk kepentingan bangsa dan negara di atas. Setidaknya, sinkronisasi untuk keperluan publikasi event melalui lembaga-lembaga pemerintah yang berkepentingan di bidang itu, karena event ini bisa mendatangkan kunjungan wisatawan manca negara.
Event “Pekan Seni dan Ekraf 90 tahun Pakasa” di tahun 2021 sebagai perayaan ultah kali pertama yang diadakan Kraton Mataram Surakarta dan dilaksanakan Lembaga Dewan Adat selaku penyelenggaranya, bisa menjadi bandingan dan pijakan untuk menata dan mengemas sajian event kedua Hari Jadi 91 tahun Pakasa di tahun 2022 ini. Pemkot Surakarta dan Pemprov Jateng tak perlu lagi mempersoalkan otoritas yang berwenang dalam penyelenggaraan event itu, karena malah akan diuntungkan karena akan menjadi ikon Surakarta kalau segera bersinergi dan mendukung event itu menjadi rutin tahunan. Karena sudah ada Lembaga Dewan Adat yang punya landasan hukum kuat, sebagai representasi Kraton Mataram Surakarta dalam soal otoritas pengelolaan event semacam itu.
Kegiatan hari jadi pakasa yang sudah dimulai kali pertama tahun 2021, adalah murni gagasan dari bawah (bottum up) yang sudah ada wujudnya yang hampir semunya dibiayai sendiri atau mandiri dari kekuatan masyarakat adat, jauh ketergantungannya dari pihak lain terutama pemerintah. Karena event itu mempunyai efek dan aspek positif yang luar biasa bagi bangsa dan negara, terutama pemerintah yang sedang berkuasa, seharusnya sudah tidak perlu ada alasan apapun untuk mendukung sepenuhnya, karena seluruh kegiatan dan pengeluaran biayanya, sangat bisa diandalkan dan dipertanggungjawabkan.
Yang Diuntungkan Surakarta
Melihat esensi kegiatan yang ada di dalam event hari jadi Pakasa itu, siapa yang bisa mengira Kraton Mataram Surakarta yang kini banyak “disepelakan” penguasa itu bisa menghadirkan potensi aset seni Reog Ponorogo asli dari asalnya, dalam jumlah unit berapan? Siapa yang mengira, bahwa Kota Surakarta memiliki hubungan kultural dan historikal dengan Kabupaten Ponorogo?, sehingga ketika sekitar 30 unit reog Ponorogo beraksi pada Hari Jadi Pakasa tahun 2021 di sepanjang Jalan Jendral Soedirman hingga depan Balai Kota, sudah bukan barang asing dan bukan orang lain, tetapi seperti milik warga Surakarta yang jelas mengunsutngkan Surakarta.
Itu saja belum seberapa, ketika usulan Ketua Paguyuban Reog Katon Sumirat Ponorogo, KRAT Sunarso Suro Agul-agul benar-benar diwujudkan di hari Jadi ke-91 Pakasa, pertengahan Desember tahun 2022 ini, pasti akan semakin mengesankan Surakarta sebagai Kota Budaya heritage dunia yang meyakinkan. Karena diusulkan, akan ada sedikitnya 1.000 orang berbusana adat Jawi jangkep gaya Surakarta, menjadi kekuatan formasi barisan kirab yang momentumnya bisa digunakan untuk memecahkan rekor jumlah terbanyak wong Jawa berbusana kejawen, yang notabene di Kota Surakarta.
Belum lagi, gagasan Pakasa Cabang Ponorogo yang diketuai KRA MN Gendut Reksodiningrat itu, ingin membentuk formasi barisan kirab sesuai jumlah angka tanggal, bulan dan tahun kelahiran Pakasa dan angka ulang tahun Pakasa. Yaitu formasi barisan berbusana kejawen dan juga versi seniman reog, dengan jumlah 29 orang “Warok Muda” (sesuai tanggal), 11 orang “Bujang Ganong” (bulan November), tahun 1931 yang terdiri dari 1 orang (pimpinan Pakasa/komandan), 9 orang pembawa “Dhadhak Merak” dan 31 orang pemain “Jathilan” yang melukiskan hari lahir Pakasa 29 November 1931, ditambah 10 “Warok Sepuh” agar menjadi jumlah 91 sesuai ultah 91 tahun Pakasa di tahun 2022 ini.
Antusias dan Militan
Itu adalah baru gagasan dari satu cabang Pakasa, yaitu Kabupaten Ponorogo yang dikenal dengan cabang Gebang Tinatar, untuk memuliakan nama Pesantren besar di Tegalsari, Ponorogo yang melahirkan ulama besar terkenal Kyai Mohammad Khasan Besari. Belum usulan gagasan dari cabang-cabang lain, baik untuk kirab budaya maupun mengisi acara gelar budayanya yang akan disajikan tiap hari dan dipusatkan Pendapa Pagelaran Sasanasumewa. Pakasa Cabang Demak, Banjarnegara, Magetan dan beberapa lainnya memang tidak nampak hadir pada rakor siang itu, tetapi siapa tahu mereka sudah menyiapkan untuk tampil pada kirab budaya dan pentas-pentas kesenian yang akan digelar.
Seperti Pakasa Cabang Boyolali misalnya, bahkan sudah menginisiasi untuk menggelar lomba mocopat untuk generasi muda yang melibatkan peserta dari wilayah Surakarta atau Solo Raya, yang malah akan ditarik menjadi agenda kegiatan hari jadi di Surakarta, dan diperluas cakupan pesertanya dari semua Pakasa di Jateng, Jatim dan DIY. Pakasa Nganjuk, sudah mengusulkan sajian Wayang Timpong, demikian pula Pakasa Trenggalek yang ingin merepresentasikan tari “Bedayan” versinya. Sedangkan Pakasa cabang Pati, mengusulkan penggunaan identitas pengenal untuk masing-masing Pakasa Cabang ketika datang pada rakor-rakor panitia selanjutnya.
Melihat sepak-terjangnya pada Hari Jadi ke-90 Pakasa tahun 2021 dan Hari Jadi ke-628 Kabupaten Ponorogo, Agustus 2022 lalu, segenap pengurus dan warga Pakasa Cabang Jepara pasti sudah merencanakan akan membuat kejutan pada Hari Jadi ke-91 Pakasa, media Desember 2022 ini. Karena, Pakasa cabang dari daerah yang dikenal sebagai “Kota Ukir” itu, memiliki semangat, antusiasme dan militansi yang tinggi mirip Pakasa Ponorogo, yang telah membentuk pasukan prajurit, bahkan lengkap dengan bregada musik drumb band, seperti yang disumbangkan pada kirab budaya peringatan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo, Agustus lalu. (Won Poerwono-habis/i1)