Mbah Karto (82) Abdidalem Tertua Mendapat Kehormatan Kali Pertama
SURAKARTA, iMNews.id – Bila kemarin malam Sinuhun menyerahkan zakat dan fitrah berupa sejumlah uang dan beras yang diusung utusandalem ke kagungandalem Masjid Agung Keraton Mataram Surakarta, giliran GKR Wandansari Koes Moertiyah selaku Ketua Lembaga Dewan Adat menyerahkan bingkisan lebaran dari keraton kepada sekitar 500 abdidalem garap di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, siang tadi. Penyerahan secara simbolis dilakukan Gusti Moeng kepada mbah Karto (82), abdidalem tertua yang sudah mengabdi di keraton sejak usia 20-an tahun di bidang urusan Purwakanthi.
“Melalui kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan keprihatinan bagi kita semua warga masyarakatadat Keraton Mataram Surakarta. Karena, ada peristiwa mengejutkan. La wong pager tembok kok dibuldozer, mung arep nggo dalan nglebokne material bangunan. Kuwi lak wis ora nggenah ta. Isih mending tembok Berlin, dibrukne merga Jerman bersatu. Cuwilane tembok nganti entek dinggo souvenir. La neng kene, pager tembok dibrukne merga jare alesane wis ora kanggo,” ucap Gusti Moeng selaku Ketua LDA sekaligus Pengageng Sasana Wilapa, saat memberi sambutan tunggal sebelum membagikan bingkisan lebaran di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, siang tadi.
Apa yang diungkapkan Gusti Moeng di tengah forum pisowanan siang itu, sebagai respon keras atas kasus perusakan pagar tembok situs cagar budaya bekas Keraton Kartasura, yang terjadi Jumat pagi (22/4). Kasus itu menjadi berita gempat dan ditanggapi khalayak luas terutama di media sosial, yang langsung dilaporkan secara resmi oleh berbagai pihak yang peduli budaya dan sejarah, dan akhirnya menjadi kasus yang kini tengah diselidiki Polres Sukoharjo.
Mengenai pisowanan menjelang lebaran, tahun ini menjadi tahun yang mulai terasa longgar dan baik bagi masyarakat adat Keraton Mataram Surakarta untuk berkumpul, dan siang tadi hadir pula para sentanadalem, wayahdalem, putra tertua Sinuhun, KGPH Mangkubumi dan putridalem Sinuhun PB XII yaitu Gusti Ayu (GKR Ayu Koes Indriyah). Sedangkan dari 500-an abdidalem garap termasuk para abdidalem jurukunci di sejumlah makam leluhur Dinasti Mataram, juga para pengawas situs dari kantor BP3 Jateng di sejumlah situs cagar budaya, hanya ada sekitar 300-an yang bisa hadir.
Mereka yang hadir menerima bingkisan berisi sembako sebagai zakat dan sejumlah uang sebagai fitrah, adalah para abdidalem dari sejumlah departemen atau bebadan dan jajarannya seperti mbah Karto (82), selaku abdidalem Purwakanthi yang mendapat kehormatan menerima secara simbolis atau kali pertama. Sedangkan abdidalem juru kunci dari Astana pajimatan Imogiri dan makam leluhur yang jumlah abdidalem jurukuncinya besar, siang itu hanya diwakili beberapa orang saja. (won-i1)