Lagi, Sanggar-sanggar Pasinaon dan Pawiyatan di Kraton Terpaksa Sewa Gedung

  • Post author:
  • Post published:July 14, 2022
  • Post category:Regional
  • Reading time:4 mins read

Untuk Ujian Praktik dan Wisuda Lulusan Sanggar Tata Busana dan Paes

SURAKARTA, iMNews.id – Situasi dan kondisi serba terbatas ketika segala macam aktivitas untuk menjunjung tinggi nilai-nilai pelestarian budaya dan atas nama Kraton Mataram Surakarta harus dilakukan di luar kraton, yang awalnya teras mengganjal tetapi lama-lama memang menjadi terbiasa sejak 2017 hingga 2022 ini. Tetapi, kalau aktivitasnya adalah belajar-mengajar kemudian pendadaran/ujian yang diakhiri dengan wisuda para purnawiayata atau lulusannya seperti yang selama ini harus menyewa tempat atau gedung milik orang lain, terkesan sekali menjadi “keterlaluan”.

Tetapi itulah yang dialami Sanggar Pasinaon Tata Busana dan Paes Pengantin Jawa gaya Surakarta yang menggelar wisuda 14 lulusannya di Gedung Panti Harjo, milik seseorang di Kelurahan Kampung Baru, Pasarkliwon, Solo, Rabu malam (13/7). “Perjuangan” serupa juga dialami sanggar lain di bawah pengelolaan Yayasan Sanggar Pawiyatan Kabudayan Kraton Surakarta, misalnya Sanggar Pasinaon Pambiwara, juga kegiatan elemen-elemen lain yang menjadi bagian dari “nyawa” kraton, harus mencari tempat lain ketika hendak melaksanakan upacara wisuda.

BERFOTO BERSAMA : Sebanyak 13 lulusan Sanggar Pasinaon Tata Busana dan Paes Pengantin Jawa gaya Surakarta yang habis diwisuda di Gedung Panti Harjo, Kampung Baru, Pasarkliwon, Rabu (13/7) tadi malam, berfoto bersama Gusti Moeng dan Gusti Timoer sebagai akhir upacara malam itu. (foto : iMNews.id/dok)

“Nggak apa-apa kalau terpaksa harus cari tempat lain atau sewa gedung. Lama-lama ‘kan publik secara luas tahu, siapa sebenarnya yang ‘kebangeten’ atau keterlaluan. La wong semua (aktivitas) ini demi atas nama kraton, untuk kebesaran kraton, karena menjadi nyawanya kraton atau tanda kehidupan kraton, kok sampai sulit mencari tempat. Kraton punya bangunan atau tempat banyak sekali, kok sampai threthekan cari tempat di luar kraton. Ini bukan untuk diri pribadi saya, tetapi untuk kebesaran kraton dan Dinasti Mataram. Bahkan, ini untuk ketahanan budaya NKRI,” sebut Gusti Moeng selaku Ketua Yayasan Sanggar Pawiyatan Kabudayan Kraton Mataram Surakarta, menjawab pertanyaan iMNews.id, tadi

Sebagai salah seorang dwija sekaligus penguji di Sanggar Pasinaon Tata Busana dan Paes Pengantin Jawa gaya atau “gagrag” Surakarta, Gusti Moeng mewisuda 14 lulusan dengan menyerahkan sertifikat tanda lulus dalam upacara yang digelar secara sederhana di gedung Panti Harji, Rabu malam (13/7) kemarin. RM Restu Setiawan selaku Ketua Sanggar Pasinaon Tata Busana dan Paes Pengantin serta Gusti Timoer (GKR Timoer Rumbai Kusumadewayani) selaku Pengageng Keputren ikut mengalungkan samir kepada para wisudawan.

Wisuda angkatan perdana sanggar itu, disebutkan RM Setiawan hampir seluruhnya sebanyak 14 siswa lulus walaupun yang hadir hanya 13 jarena ada seorang yang terpaksa izin. Karena jumlah dwija atau guru masih terbatas, kegiatan belajar-mengajar yang digelar di Bale Agung kawasan Alun-alun Lor Kraton Mataram Surakarta itu, membatasi jumlah siswa sanggar tidak lebih dari 20 orang, untuk program belajar selama 6 bulan.

SAAT DIUJI : Salah seorang siswa peserta pendadaran atau ujian praktik tata busaja Jawi dan paes pengantin gaya Surakarta berdsama sepasang modelnya, saat sedang diuji dan dinilai oleh Gusti Moeng selaku salah seorang dwija sanggar, di ndalem Purwihamijayan, Baluwarti, 23 Juni lalu.  (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Harapan kami, dengan adanya sanggar ini, bisa memberi pembelajaran dan pengetahuan bagi siapa saja yang ingin belajar untuk menjadi juru paes pengantin Jawa gagrag Surakarta. Juga apa saja yang harus menjadi tanggungjawabnya. Keberadaan sanggar pasinaon, kami harapkan bisa menjadi lembaga yang lebih representatif bagi publik secara luas yang ingin mencari/mendapatkan acuan tentang pengetahuan tata busana Jawi dan paes pengantin Jawi gagrag Surakarta,” pinta Pengageng Sasasana Wilapa sekaligus Ketua LDA yang bernama lengkap GKR Wandansari Koes Moertiyah itu.

Pendadaran atau ujian untk para siswa babaran atau angkatan perdana ini, sudah dilakukan dengan pinjam tempat di ndalem Purwohamijayan, Baluwarti, 23 Juni lali (iMNews.id, 23/6).  Sudah terbiasa selama 5 tahunan ini sejak 2017, berbagai kegiatan wisuda ataupun belajar-mengajar, bila tidak cukup dilakukan di ndalem Kayonan, Baluwarti, menggunakan Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, meskipun selalu “diawasi” oleh operator CCTV yang bermarkas di dekat Sasana Putra, kompleks kediaman Sinuhun PB XIII. (won-i1)