Gusti Moeng Mewisuda 60-an Abdidalem, untuk Hadapi Radikalisme dan Intoleransi
MALANG, iMNews.id – Pengurus Pakasa Cabang Kabupaten Malang yang vakum dalam beberapa tahun karena ada beberapa organ pengurus yang tidak aktif, belum lama ini direstrukturisasi dan menghasilkan susunan yang baru. Kepengurusan yang kini diketuai KRAT Muhammad Nuh SH MH itu, Minggu (22/5) kemarin dilantik dan ditetapkan oleh Pangarsa Punjer Pakasa di Karaton Mataram Surakarta, disaksikan putra tertua Sinuhun PB XIII KGPH Mangkubumi, putri tertua GKR Timoer Rumbai Kusumadewayani dan Gusti Moeng selaku Ketua LDA sekaligus Pengageng Sasana Wilapa, dalam sebuah upacara yang digelar di Pendapa Kabupaten Malang.
“Di sela-sela upacara wisuda abdidalem, sekalian diadakan pelantikan dan penetapan pengurus Pakasa Cabang Malang. Kepengurusan hasil restrukturisasi. Karena vakum cukup lama, padahal Pakasa diharapkan cepat berperan dalam menanggulangi radikalisme dan intoleransi yang makin menggejala dalam masyarakat kita. Pulangnya sempat mampir bersilaturahmi dengan pengurus Pakasa Cabang Sidoarjo,” sebut KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Punjer Pakasa, yang dihubungi iMNews.id, tadi siang.
Seperti peristiwa wisuda dan pelantikan pengurus Pakasa yang dilakukan di daerah-daerah lain di wilayah Jateng, misalnya yang terakhir Kabupaten Demak (iMNews.id, 16/5), hampir semua dilatarbelakangi oleh kegelisahan masyarakat di berbagai lapisan dari berbagai daerah karena adanya potensi ancaman radikalisme dan ontoleransi yang berkembang semakin meluas. Potensi ancaman itu masih ditambah dengan delegitimasi terhadap nilai-nilai budaya, yang telah menjadi faktor utama penyebab hilangnya tata krama dan sopan santun di kalangan generasi muda.
Oleh sebab itu, GKR Wandansari Koes Moertiyah dipercaya menjadi Pengageng Sasana Wilapa sekaligus Ketua LDA Karaton Mataram Surakarta sejak 2004, merasa tertantang untuk memenuhi konsistensinya dalam upaya pelestarian seni budaya dan peradaban Mataram yang bersumber dari Karaton Mataram Surakarta. Bersamaan dengan itu, kepengurusan Pakasa cabang di berbagai daerah dibentuk atau diaktifkan kembali, sebagai salah satu cara untuk sosialisasi nilai-nilai budaya dan kearifan warisan leluhur peradaban.
“Karena, kami punya potensi untuk keperluan menanggulangi anasir-anasir radikalisasi dan intoleransi yang ingin menggerus sendi-sendi kebhinekaan bangsa kita. Hanya dengan budaya, anasir-anasir itu bisa dihadapi. Maka, kita bersama-sama kalangan pimpinan di daerah bekerjasama untuk menghadapi potensi ancaman itu. Dengan membentuk dan mengaktifkan pengurus Pakasa yang sudah ada, kita sosialisasikan rasa cinta budaya (Jawa). Pakasa bisa menjadi ruang edukasi nilai-nilai budaya, untuk kemudian disebarluaskan di sekelilingnya,” tandas KPH Edy Wirabhumi.
Disebutkan, kepengurusan Pakasa Cabang Malang sebenarnya sudah terbentuk sekitar 10 tahun lalu, tetapi vakum dalam waktu lama karena sebagian figur pengurusnya tidak aktif. Setelah diaktifkan kembali dan direstrukturisasi, kini terpilih KRAT Muhammad Nuh SH MH sebagai ketuanya dan pada Minggu siang itu dilantik dan ditetapkan di pendapa kabupaten setempat. Bersamaan Gusti Moeng selaku Ketua LDA, mewisuda 60-an abdidalem warga Pakasa setempat, di antaranya figur Ketua Pakasa Cabang yang mendapat gelar Kanjeng Raden Arya Tumenggung (KRAT). (won-i1)