Seluruh Pejabat Bebadan Terima Kenaikan Pangkat, Diwisuda di nDalem Kayonan

  • Post author:
  • Post published:May 20, 2022
  • Post category:Budaya
  • Reading time:4 mins read

Setia Ikut “Berjuang” Sejak 2004 dan Jadi Korban Insiden 2017

SURAKARTA, iMNews.id – Hampir seluruh sentanadalem pejabat “bebadan” (kabinet-Red) dalam administrasi “pemerintahan” yang mendukung jumenengnya KGPH Hangabehi menjadi Sinuhun PB XIII di tahun 2004, mendapat kenaikan pangkat dan  diwisuda Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa dalam sebuah upacara wisuda di ndalem Kayonan, Baluwarti, Jumat (20/5) tadi pagi mulai jam 09.00 WIB. Bersama itu, juga diwisuda 25 lulusan Sanggar Pasinaon Pambiwara, 24 warga berbagai komunitas di Kartasura dan sejumlah tokoh dari luar yang berprofesi sebagai pengusaha, camat dan sebagainya.

“Hampir semua (pejabat) bebadan mendapatkan kenaikan pangkat. Mereka adalah para sentana yang setya-tuhu suwita serta ikut berjuang sejak 2004. Mereka juga menjadi korban (insiden) di tahun 2017. Mereka yang tetap setya-tuhu mengikuti Lembaga Dewan Adat (LDA) sampai sekarang. Selain itu juga ada yang dari Pasipamarta, komunitas Kartasura dan dari luar (masyarakat adat). Ada yang pengusaha, camat dan sebagainya,” papar Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa Karaton Mataram Surakarta sekaligus Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA), menjawab pertanyaan iMNews.id, tadi siang.

Dalam upacara itu, selain KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Punjer Pakasa, Pengageng Sasana Wilapa sekaligus Ketua LDA yang bernama lengkap GKR Wandansari Koes Moertiyah itu bergantian memberikan sambutan. Gusti Moeng menyampaikan ucapan terima kasih kepada 12 sentanadalem yang diwisuda, karena  tetap setya-tuhu suwita dan mengikuti dirinya untuk menjalankan tugas-tugasnya, walau berada di luar keraton sejak 2017, begitu pula bagi para wisudawan lain, karena keikhlasannya  suwita dan melestarikan budaya Jawa yang bersumber dari Karaton Mataram Surakarta.

Mestinya Menjadi Teladan

MENJALANKAN TUGAS : KPHA Sangkoyo Mangunkusumo saat menjalankan tugas membacakan dasar-dasar aturan pemberian gelar kekerabatan, pada awal acara wisuda yang digelar Bupati Demak KMAy Eistianah Retno Puruhita di pendapa kabupaten setempat, Minggu (15/5). (foto : iMNEws.id/Won Poerwono)

Jumlah 12 sentanadalem yang ikut diwisuda, berasal dari 9 “bebadan” atau kabinet seperti yang sejak 2004 dibentuk setelah ikut mendukung jumenengnya KGPH Hangabehi menjadi Sinuhun PB XIII. Tetapi sayang, ada beberapa pejabat “Pengageng bebadan” yang sudah mendahului wafat, seperti KGPH Kusumayuda (Pengageng Kasentanan/Kusuma Wandawa), GKR Galuh Kencana (Pengageng Keputren), GKR Sekar Kencana (Pengageng Mandra Budaya), GKR Retno Dumilah (Pengageng Pasiten), GPH Nur Cahyaningrat (Pengageng Yogiswara), KPH Broto Adiningrat  dan KPH Satryo Hadinagoro (Wakil Pengageng Kasentanan/Kusuma Wandawa).

Kini tinggal KPH Sangkaya Mangunkusumo sebagai satu-satunya sesepuh di antara para sentanadalem, yang tetap setia megikuti jejak Gusti Moeng untuk menegakkan paugeran adat walau di luar keraton. Salah saeorang cucu Sinuhun PB XI yang sejak 2004 dipercaya menjadi Pengageng Karti Praja itu, tadi pagi mendapatkan kenaikan pangkat menjadi KPH Adipati (KPHA) Sangkoyo Mangunkusumo.

“La wong Ratu kok mlaku saksire dhewe, ora manut paugerane. Para sentana yang setia mengikuti Gusti Wandan (GKR Wandansari Koes Moertiyah-Red) ini, memang sudah berkomitmen untuk menjaga tegaknya paugeran adat. Bahkan sejak mendukung KGPH Hangabehi menjadi Ratu (Sinuhun). La yang didukung kok jalannya  malah nyimpang, dielingke malah nekat. Maka, betul kalau dikatakan sudah jauh dari sifat-sifat dan nilai-nilai kapujanggan. Mestinya, beliau menjadi teladan dalam hal ini,” ujar KPP Wijoyo Adiningrat,  salah seorang sentana anggota “paranpara nata” Sinuhun hadir pada wisuda tadi pagi. (won-i1)