Umbul Donga untuk Peringati Tujuh Hari Jebolnya Pagar Tembok Keraton Kartasura

  • Post author:
  • Post published:April 27, 2022
  • Post category:Regional
  • Reading time:5 mins read

Pakasa Kabupaten Trenggalek Juga Pernah “Kebobolan” di Tahun 2019

SUKOHARJO, iMNews.id – Salah satu kearifan lokal masyarakat Jawa, diperlihatkan kalangan komunitas dan berbagai elemen masyarakat di sekitar situs cagar budaya bekas Keraton Kartasura yang baru saja menjadi korban perusakan oknum tak bertanggungjawab (iMNews.id, 22/4). Walau merasa “kebobolan” akibat situs yang dijaga dan dipelihara serta menjadi habitat aktivitas budayanya, tetap disikapi dengan kearifannya, yaitu menggelar peringatan 7 hari “jebolnya” pagar tembok dengan ritual berjudul “Umbul Donga 7 Dino Jebole Tembok; Tetesing Luh ing Kartasura”, Kamis malam besok (28/4).

“Besok Kamis malam kami memperingati tujuh hari ‘geblag’-nya pagar tembok. Acaranya seperti ritual saat geblag atau jebolnya tembok, Sabtu malam (iMNews.id, 23/4). Undangan kami sebar lewat grup WA dan platform media sosial lainnya. Tempatnya sama, di dalam kompleks situs tembok beteng kraton. Isi acaranya hanya doa dari perwakilan elemen yang hadir. Mudah-mudahan diberi cuaca cerah,” pinta Nugi, seorang panitia dari Komunitas Greget Kartasura, yang dihubungi iMNews.id, tadi siang.

Menurutnya, kalangan komunitas dan elemen masyarakat di sekitar TKP situs cagar budaya yang dirusak, hanya menyiapkan acara berwujud ritual doa untuk menyikapi perusakan situs cagar budaya yang diduga dilakukan beberapa oknum warga di dekat situs itu di wilayah Kelurahan Kartasura, Kecamatan kartasura, Kabupaten Sukoharjo itu. Tak hanya saat kali pertama semua berduka atas kasus itu berupa Umbul Donga Aksi Keprihatinan Tetesing Luh ing Kartasura, Sabtu malam, besok Kamis (28/4) yang diperhitungkan genap tujuh hari dari “geblag”nya pagar tembok, juga diperingati mirip perlakuan adat masyarakat Jawa ketika salah seorang warganya “geblag atau meninggal dunia.

Maijan Dipenggal dan Dicuri

JUGA KEBOBOLAN : Sekretaris Pakasa Cabang Trenggalek, KRAT Seviola (kanan), prihatin tas kasus perusakan di Kartasura, tetapi wilayahnya “kebobolan”, karena makam tokoh penting bagi masyarakat Trenggalek yaitu Adipati Menak Sopal dan makam ibunya, Rara Amiswati, dirusak dan maijannya dicuri pada awal 2019. (foto : iMNews.id/dok)

Di tempat terpisah, Sekretaris Pakasa Cabang Kabupaten Trenggalek (Jatim) KRAT Seviola Ananda Reksobudoyo juga menyampaikan rasa keprihatinannya atas perusakan situs cagar budaya bekas Keraton Kartasura. Perusakan dengan menjebol pagar tembok dan menggali tanah sebidang berukuran lebih kurang 100 meter dengan kedalaman sekitar 1 meter itu, tentu juga membuat prihatin kalangan pemerhati sejarah dan budaya, seperti yang banyak bergabung di acara Umbul Donga saat geblag dan peringatan 7 hari geblag tembok pagar.

“Perusakan itu terkesan sangat tidak menghargai jasa-jasa para leluhur. Saya berharap, semoga peristiwa buruk seperti ini tidak terjadi lagi di masa mendatang. Tetapi, kami warga Pakasa Trenggalek dan segenap masyrakat kabupaten, juga pernah ‘kebobolan’ di awal tahun 2019. Karena, nisan atau maijan makam Adipati Menak Sopal dan nisan ibunya, Rara Amiswati, dipenggal dan dicuri orang. Juga beberapa benda di dalam makam, juga raib. Sampai sekarang tidak diketahui nasibnya,” papar seniman lulusan ISI Solo yang sering tampil di berbagai kesempatan, baik sebagai penari maupun penata tari, saat dihubungi iMNews.id, kemarin.

Di wilayah Kabupaten Trenggalek (Jatim), terdapat sejumlah situs makam tokoh leluhur masyarakat, baik dari zaman Kediri (abad 12), Majapahit (abad 14) diteruskan dan dari penerusnya yaitu zaman Mataram Islam hingga Mataram Kartasura dan Surakarta (abad 16-18) yang sudah layak ditetapkan sebagai cagar budaya. Itulah yang menjadi alasan Kabupaten Trenggalek adalah bagian dari wilayah Mataraman, dan karena eratnya hubungan kekerabatan dengan Keraton Mataram Surakarta, pelestarian situs cagar budaya dan seni budaya di wilayah itu dipercayakan kepada pengurus dan warga Pakasa cabang untuk mengkoordinasi. (won-i1)