Buka Bersama Dilanjutkan Tarawih dan Khotmil Qur’an
PONOROGO, iMNews.id – Pengurus Pakasa Cabang (Kabupaten) Ponorogo (Jatim) membagikan bingkisan Lebaran untuk 70 hingga 100-an juru kunci beberapa titik lokasi makam leluhur Dinasti Mataram yang ada di Kabupaten Ponorogo. Seperti diketahui, di wilayah kabupaten ini memiliki banyak makam leluhur Dinasti Mataram dan situs peninggalan sejarah Mataram Surakarta, karena di kota kabupaten ini Sinuhun Paku Buwono (PB) II pernah tinggl sejak 1738 hingga 1745 untuk keperluan mempersiapkan Surakarta sebagai Ibu Kota “nagari” Mataram yang baru, karena Keraton Kartasura dirusak beberapa kekuatan yang dihimpun Mas Garendi atau Sunan Kuning.
“Karena para abdidalem juru kunci itu telah setia mengabdi ke Keraton Mataram Surakarta dengan menjaga dan merawat kompleks makam yang menjadi tanggungjawabnya, maka Pakasa wajib memperhatikan. Salah satu bentuk perhatian kami, ya dengan mengajak mereka berbuka bersama, tarwih bersama ambil membagikan sesuatu sebagai bebungah saja,” jelas KRRA MN Gendut Wreksodiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang Ponorogo, menjelaskan kegiatannya kepada iMNews.id, tadi malam.
Acara buka puasa bersama yang dihadiri 150-an warga Pakasa itu, bertempat di kediaman KRRA MN Gendut di kota Kabupaten Ponorogo, dilanjutkan dengan shalat magrib, imsak, tarawih dilanjutkan doa tahlil dan doa khotmil Qur’an yang dipimpin pengurus cabang bidang kerohanian, MNg Agus Cokronagoro. Pembagian bingkisan yang secara simbolis dilakukan Ketua Pakasa Cabang Gebang Tinatar KRRA MN Gendut Wreksodiningrat, Pangarso Putri Narpa Wandawa Cabang Ponorogo, Hj Siti Robani SPd menyerahan zakat yang diikuti juga oleh Pangarsa Macapat dan Pangarsa Juru Kunci MNg Sunardi Reksopuspoko kepada semua anggota paguyuban juru kunci.
Pakasa Ponorogo selain terkenal kesenian rakya Reog yang diakui Unesco, juga dikenal punya masa lalu sejarah sangat penting dengan keberadaan Keraton Mataram Surakarta. Karena, Ponorogo menjadi “Ibu Kota” antara sebelum keraton (nagari) pindah dari Kartasura ke Surakarta (1678-1745). Berikut, adalah eksistensi pesantren Gebang Tinatar, Tegalsari mewariskan masyarakat yang religius berbudaya untuk menegaskan Keraton Mataram Surakarta sebagai keraton Islam, hingga Sinuhun PB II menjadikan pengasuh pondok, Kyai Khasan Besari, sebagai guru spiritual sekaligus besan.(won-i1)