Gusti Moeng Bawa 2 Tarian dan Bregada Prajurit Korps Musik Drumband
SOLO, iMNews.id – Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Mataram Surakarta akan melawat ke Keraton Sumenep dan Keraton Pamekasan yang ada di Madura selama dua hari, Sabtu (26/3) dan Minggu (27/3). Lawatan ini, selain dalam rangka menjalin kembali tali persaudaraan antara Mataram Surakarta dengan Madura dengan nyadran ke makam leluhur Dinasti Mataram, juga menggelar seni tari dua kali di dua keraton tersebut.
”Sejak sebelum 2017 itu, baru sekarang bisa diagendakan dan kami wujudkan. Bagaimanapun, Madura tidak bisa dipisahkan dari sejarah Mataram Surakarta. Madura adalah leluhur Dinasti Mataram. Itu leluhur kami. Sampai-sampai diciptakan tari Bedaya Ludira Madu yang artinya ‘darah’ (Ludira) dan Madura (madu). Karena, dua istri Sinuhun PB IV adalah putri Adipati Tjakraningrat, raja Pamekasan, Madura,” jelas Gusti Moeng selaku Ketua LDA sekaligus pemimpin rombongan lawatan, menjawab pertanyaan iMNews.id, tadi padi.
Lawatan dalam dua hari itu, disebutkan Pengageng Sasana Wilapa Keraton Mataram Surakarta itu sebagai upaya mengintensifkan semangat membangun kembali hubungan persaudaraan yang sudah dimulai sebelum 2017. Karena, sejak tahun 1945 pihaknya belum menemukan catatan adanya lawatan secara timbal balik atau dari salah satu pihak dilakukan, mengingat situasi setelah NKRI lahir serba situasi dan kondisinya serba tidak menguntunkan bagi Keraton Mataram Surakarta.
”Dengan kunjungan pertama sekaligus nyadran sebelum 2017 itu, kami bermaksud terus menjalin komunikasi antara kami dan saudara-saudara di Madura. Tetapi, kemudian ada insiden April 2017 yang berlarut-larut dan disusul Covid 19, baru di tahun 2022 ini kami bisa melaksanakan lawatan seni budaya sekaligus nyadran,” jelas mantan anggota DPR RI dua periode terpisah itu.
Dalam agenda lawatan, disebutkan rombongan dari keraton sebanyak 20-an orang akan nyadran di makam raja-raja Astana Tinggi yang ada di Kabupaten Sumenep sekaligus mampir di Keraton Sumenep. Sorenya, rombongan berangkat menuju Keraton Pamekasan yang jaraknya sekitar 70 KM, dan dijadwalkan akan dijamu Bupati Pamekasan di Pendapa kabupaten.
Dalam jamuan itu, tuan rumah dikabarkan akan menyajikan beberapa tarian. Seperti yang pernah disaksikan dalam lawatan beberapa tahun lalu, baik Keraton Sumenep maupun Pamekasan memiliki repertoar tari klasik bernuansa ritual yang bernama tari Muang Sangkal. Sedangkan Gusti Moeng, menyiapkan tarian Bedaya Duradasih dan tari Bandayuda. Minggu pagi (27/3), agendanya adalah nyadran di makam Rangga Sukawati, tempar bersemayam Adipati Tjakraningrat. (won-i1)