Huruf Jawa Hanya Ada 20, Tapi Wong Jawa tak Bisa Menguasai
BANJARNEGARA, iMNews.id – Pengurus Pakasa Cabang (Kabupaten) Banjarnegara menggelar upacara penyerahan SK penetapan pengurus dua anak cabang yang sudah terbentuk, yaitu di Kecamatan Susukan dan Mandiraja. Upacara yang digelar sederhana di kediaman Ketua Pakasa Anak Cabang Susukan, MNg Karso Hadiprojo di Desa Gumelem, Minggu siang (17/1), dihadiri 40-an warga Pakasa dari dua kecamatan dengan jamuan yang sangat sederhana pula.
”Acara ini belum saya laporkan kepada Pangarsa Punjer Pakasa di Solo. Nanti sekalian laporannya akan saya jadikan satu dengan acara yang kami rencanakan berlangsung bulan Maret. Mudah-mudahan pandeminya sudah benar-benar reda. Yang jelas, acara ini sudah berlangsung lancar, walau dalam kondisi yang sangat sederhana,” jelas KRAT Eko Budianto Tirtonagoro, menjawab pertanyaan iMNews.id, sore tadi.
Menurut Ketua Pakasa Cabang Banjarnegara itu, penyerahan SK penetapan pengurus Pakasa anak cabang, merupakan tindak lanjut dari harapan Pangarsa Punjer Pakasa KPH Edy Wirabhumi yang disampaikan saat berlangsung upacara pelantikan pengurus cabang, di Balai Budaya Kabupaten Banjarnegara, awal Desember 2020 (SMNusantara.Com, 13/12).
Dalam kesempatan itu, KPH Edy meminta agar pengurus cabang yang sudah terbentuk, segera menuntaskan agar di semua kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, bisa terbentuk pengurus anak cabang secara lengkap dan definitif. Karena itulah menurut KRAT Eko, dalam waktu sekitar sebulan setelah pelantikan pengurus cabang, bisa dibentuk dan diresmikan dua pengurus anak cabang sekaligus, yaitu di Kecamatan Susukan dan Kecamatan Mandiraja.
”Bagus. Saya ucapkan selamat untuk pengurus-pengurus baru di dua anak cabang yang diresmikan. Maaf, kami belum bisa ikut datang ke sana (Banjarnegara-Red), karena masih PPKM (PSBB-Red). Ini yang kami harapkan, segera terbentuk pengurus lengkap di semua kecamatan. Dan segera membuat program kerja,” pinta KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Punjer Pakasa, yang dimintai komentarnya di tempat terpisah tadi sore.
Kini, lanjut KRAT Eko, dari 20 kecamatan yang ada, sudah terbentuk 12 pengurus anak cabang dan tinggal 8 kecamatan yang diharapkan segera menyusul membentuk pengurus dan bisa diresmikan. Diharapkan, sebuah hajadan yang diagendakan mulai Maret nanti, bisa terwujud peresmian pengurus anak cabang baru, yang diharapkan bisa dihadiri Pangarsa Punjer Pakasa dan Ketua LDA Keraton Mataram Surakarta (GKR Wandansari Koes Moertiyah).
”Ya, mudah-mudahan suasananya segera kembali pulih, normal. Karena, kami berharap bisa menggelar acara-acara itu dan mengharap kehadiran Pangarsa Punjer Pakasa dan Ketua LDA/Pengageng Sasana Wilapa,” harapnya.
Hanya 20 Huruf
Berkait dengan makna ”gawa-gawene” sebagai konsekuensi menjadi abdidalem warga Pakasa Keraton Mataram Surakarta, KRAT Eko menyebutkan, selain aktif menginisiasi terbentuknya pengurus anak cabang, pihaknya juga aktif untuk menjalankan tuntutan konsekuensi berupa pelestarian budaya Jawa. Yaitu, menginisiasi gerakan menulis dengan aksara Jawa di kalangan anak-anak melalui berbagai kegiatan yang diadakan Pakasa cabang.
Menurutnya, menjadi wong Jawa belum sempurna kalau tidak bisa berbahasa Jawa dan bisa menulis dengan aksara Jawa kemudian membacanya dengan baik. Karena, aksara Jawa hanya 20 huruf, sedangkan aksara nasional ada 26, bahkan aksara Arab ada 32, tetapi hampir semua orang yang mengaku wong Jawa tidak menguasai huruf Jawa yang hanya 20 itu.
”Mosok, huruf Jawa yang hanya 20, dan itu peninggalan nenek-moyang, leluhur Jawa, kok sampai tidak dikenal, aneh sekali. Ngakunya wong Jawa, mengenal aksara Jawa saja tidak. Apalagi menulis dan membaca tulisan Jawa. Ini sangat memprihatinkan,” sebutnya.
Dalam kesempatan wawancara ini, KRAT Eko juga menyampaikan duka mendalam dan rasa kehilangan karena KRAT KH Saefudin Hamzah Pujoadinagoro selaku Penasihat Pengurus Pakasa Cabang, meninggal pada 21 Desember 2020. Sebagai pengganti, pengurus meminta pengasuh Pondok Pesantren Yaqutun Nafis, Petambakan, Banjarnegara, KH Muhamad Safi’ S. Ag. (won)