BANJARNEGARA – smnusantara.com, Pelaksanaan upacara wisuda abdidalem warga Pakasa Cabang Banjarnegara dan tambahan dari Pakasa Cabang Sidoarjo (Jatim), mendadak harus berubah formatnya akibat datangnya kebijakan dari Satgas Penanganan Covid 19 Pemkab Banjarnegara yang terhitung begitu mepet menjelang pelaksanaan, Sabtu siang (12/12). Akibatnya, dari 160 orang yang rencananya akan diwisuda, diringkas dan hanya diwakili 30-an orang yang di dalamnya termasuk pengurus Pakasa Cabang serta 12 anak cabang di Kabupaten Banjarnegara.
”Kami memang harus menyesuaikan aturan yang berlaku, terutama kebijakan yang digariskan Satgas Penanganan Covid 19 Pemkab Banjarnegara. Jadi, dengan berubahnya format yang tadinya 160-an calon wisudawan, kemudian tinggal 30-an yang diwisuda, itu masih beruntung daripada dibatalkan sama sekali”.
”Jadi, kami masih banyak bersyukur. Karena upacaranya sudah terlaksana, dan yang menerima paringdalem gelar sesebutan juga sudah sah menyandang. Mungkin tinggal seremoninya, bisa dilakukan di kesempatan lain”, ujar KRAT Bambang Setiawan Hadipuro seusai menerima gelar sesebutan yang disandangnya, menjawab pertanyaan SMNusantara.Com, saat rombongan yang mengikuti upacara wisuda dengan hendak beraudiensi dengan Ketua DPRD Banjarnegara, siang itu.
Berubahnya format dari dua sesi menjadi hanya satu sesi dan berlangsung cukup singkat, mulai pukul 09.00 hingga 11.00 WIB, Sabtu itu, sepertinya tak begitu mengurangi makna peristiwa upacara wisuda penyerahan partisara kekancingan paringdalem gelar sesebutan, sekaligus pelantikan pengurus Pakasa Cabang dan 12 anak cabang di Kabupaten Banjarnegara itu.
Karena, semua abdidalem baik dari Pakasa Cabang Banjarnegara yang berjumlah 110-an orang, ditambah dari Cabang Kabupaten Sidoarjo (Jatim) yang berjumlah 30-an orang, berhak menyandang gelar sesebutan yang simbolnya bunyi ”kekancingan” yang ada dalam ”partisara” (piagam).
”Paringdalem gelar sesebutan iki lamun den pepetri, bakal hamberkahi. Nanging menawa siniya-siya, bakal cilaka’. Sabdadalem Sinuhun Paku Buwono IX menika, prayogi dipun emut-emut kangge sinten kemawon ingkang sampun nampi jejibahan. Amargi, ingkang sampun nampi paringdalem gelar sesebutan, menika sejatosipun pikantuk jejibahan tanggel-jawab ingkang trep kaliyan gawa-gawene”.
”Gawa-gawene ingkang sampun nampi paringdalem gelar sesebutan menika menapa?. Ingkah tanggel jawab nglampahi lan nglestantunaken budaya Jawi ingkang asumber saking Keraton Mataram Surakarta, ingkang namung wonten tiga. Gesang kanthi satata budaya Jawi menika, kedah ngginaaken tata basa ingkang sae, tata susila lan suba-sita,” sebut Gusti Moeng selaku Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA), seusai menyerahkan partisara kekancingan kepada 30-an abdidalem yang mewakili 160-an orang siang itu.
Sebelum sambutan, Gusti Moeng selaku Ketua LDA maupun Pengageng Sasana Wilapa, menyerahkan partisara kekancingan tersebut kepada 30-an abdidalem yang mewakili 160-an orang yang sebelumnya direncanakan. Usai itu, giliran KPH Edy Wirabhumi selaku pangarsa Punjer (Pimpinan Pusat) Pakasa melantik pengurus Pakasa Cabang dan 12 pengurus anak cabang Pakasa Kabupaten Banjarnegara.
Seperti biasa, sebelum dilantik pengurus Pakasa diminta berikrar untuk menjaga keutuhan NKRI, Bhineka Tunggal Ika, setia pada UUD 45 dan Pancasila serta menjaga tetap lestarinya Keraton Mataram Surakarta serta budaya Jawa yang bersumber dari keraton dalam kehidupan sehari-hari, di lingkungan terkecil hingga kehidupan berbangsa.
Dalam kesempatan itu, Ketua Pakasa Cabang Banjarnegara, KRAT Bambang Setiawan Hadipuro, juga menyampaikan sambutan dan menyerahkan cinderamata kepada Gusti Moeng atau GKR Wandansari Koes Moertiyah selaku Ketua LDA sekaligus Pengageng Sasana Wilapa. (won)