Sejumlah Pakasa Cabang “Membutuhkan” Transfer Pengetahuan Budaya Jawa dari Punjer

  • Post author:
  • Post published:July 6, 2025
  • Post category:Regional
  • Reading time:5 mins read
You are currently viewing Sejumlah Pakasa Cabang “Membutuhkan” Transfer Pengetahuan Budaya Jawa dari Punjer
PIMPIN ROMBONGAN : Pada kesempatan ritual khol Raden Ayu Dewi Roro Kuning pada beberapa tahun lalu, Gusti Moeng memimpin sendiri rombongan utusan-dalem dari Kraton Mataram Surakarta. Ritual digelar di dalam ruang kompleks makam di Desa Maitan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Gayung-Bersambut Setelah KP Budayaningrat Menyatakan Siap Berkeliling Tiap Cabang

SURAKARTA, iMNews.id – Setelah KP Budayaningrat, dwija Sanggar Pasinaon Pambiwara Kraton Mataram Surakarta menyatakan siap ditugaskan berkeliling melakukan “penyuluhan”, kalangan Pakasa cabang langsung “bereaksi”. Ada sejumlah Pakasa cabang yang menyatakan “sangat membutuhkan” transfer pengetahuan tentang Budaya Jawa itu.

Transfer pengetahuan tentang Budaya Jawa dan sejarah khususnya perjalanan Kraton Mataram Islam hingga terakhir berhenti Surakarta sejak 1745 hingga kini, menurut sejumlah ketua Pakasa cabang yang dihubungi iMNews.id, sangat penting dan mendesak dibutuhkan. Di antara mereka, bahkan ada yang ingin jadi dikunjungi kali pertama.

“Warga Pakasa Cabang Ponorogo sangat membutuhkan penyuluhan tentang kawruh Budaya Jawa dan sejarah Mataram. Kami menyambut baik kalau ada program penyuluhan keliling dari Punjer (kraton) ke cabang-cabang. Dan, Pakasa Cabang Ponorogo mendaftarkan pertama untuk bisa dikunjungi tim penyuluh dari kraton,” ujar KP MN Gendut.

Ketua Pakasa Cabang Gebang Tinatar Ponorogo yang bernama lengkap KP MN Gendut Wreksodiningrat, saat dihubungi iMNews.id siang tadi, dengan singkat menegaskan hal di atas. Setelah menyelesaikan tugas mendukung dan menginisiasi beberapa ritual di wilayahnya bulan Sura ini, pengurus cabangnya siap menerima kunjungan tim penyuluh.

DOA DAN TAHLIL : Rombongan utusan-dalem dari Kraton Mataram Surakarta yang dipimpin KP Siswanto Adiningrat, mengikuti doa, dzikir dan tahlil ritual khol wafat Raden Ayu Dewi Roro Kuning di dalam kompleks makam tokoh leluhur Dinasti Mataram itu di Desa Maitan, Kecamatan Tambakromo, Minggu (6/7) siang tadi. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Kami warga Pakasa Ponorogo masih melanjutkan beberapa kegiatan di bulan Sura Tahun Dal 1959 ini. Termasuk Ritual ‘Tutup Sura’ di Pesanggrahan Bantarangin, 23 Juli dan beberapa acara lagi. Untuk acara itu, kami sudah mengajukan panyuwunan didukung prajurit kraton. Setelah Sura, kami siap menunggu dawuh dari kraton,” ujarnya.

Setelah Ponorogo, Pakasa Cabang Trenggalek bahkan telah lama menunggu-nunggu datangnya tim penyuluh yang diutus dari kraton. KRAT Seviola Ananda Reksobudoyo selaku Ketua Pakasa cabang yang dihubungi terpisah siang tadi menyatakan, pihaknya menyambut baik ungkapan dan kesediaan KP Budayaningrat yang siap berkeliling ke Pakasa cabang.

“Rencana itu sungguh memberi harapan yang baik bagi Pakasa Cabang Trenggalek. Karena ‘pengendikan’ (hal yang diungkapkan-Red) KP Budayaningrat, sesungguhnya adalah harapan yang bisa memenuhi kebutuhan yang telah lama kami tunggu-tunggu. Warga Pakasa kami butuh sekali dan memerlukan sekali sebagai tambahan pengetahuan”.

“Pengetahuan yang kami butuhkan itu, agar bisa kami pahami benar soal paugeran dan budaya serta tatacaranya baik untuk keperluan sowan di kraton maupun dalam kehidupan di masyarakat,” tunjuk KRAT Seviola. Hal yang lebih detil dari pemahaman berbagai pengetahuan tentang Budaya Jawa dan sejarah, sangat diharapkan Pakasa Jepara.

SAAT TRANSIT : Rombongan utusan-dalem dari Kraton Mataram Surakarta yang dipimpin KP Siswanto Adiningrat (Wakil Pengageng Sasana Wilapa), saat transit di kediaman Kades Maitan, Kecamatan Tambakromo, Pati sebelum mengikuti ritual khol wafat Raden Ayu Dewi Roro Kuning di kompleks makam dekat tempat transit itu, Minggu (6/7) siang tadi. (foto : iMNews.id/Dok)

“Kami warga Pakasa Cabang Jepara sangat senang adanya rencana program penyuluhan itu. Kami warga Pakasa agar bisa memahami pakem-pakem (kaidah baku-Red) paugeran dan Budaya Jawa, terutama yang berkait dengan berbagai jenis pisowanan di kraton,” tandas KP Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Cabang Jepara) menjawab iMNews.id, siang tadi.      

Ungkapan setuju dan menyambut program penyuluhan yang dinilai sangat baik itu, datang dari Ketua Harian Pakasa Cabang Ngawi, KRT Suyono S Adiwijoyo yang dihubungi secara terpisah, siang tadi. Bahkan dia berharap, pendapa Sekretariat Pakasa Ngawi segera rampung dan bisa difungsikan untuk menerima kehadiran tim penyuluh dari kraton.

Kesiapan menerima kehadiran tim penyuluh dari kraton, juga diungkapkan KRRA Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro. Pihaknya menyatakan menyambut baik program itu, dan tinggal menunggu berunding dengan Punjer atau tim, untuk menentukan jadwal terutama soal kesiapan Pakasa cabang yang akan menjadi tuan rumah.

“Kalau kami prinsipnya setuju dan siap menerima kedatangan tim penyuluh. Tetapi, memang perlu dirundingkan, terutama soal jadwal yang sesuai dengan kesiapan kami selaku tuan rumah,” tandas Ketua Pakasa Cabang Kudus itu kepada iMNews.id melalui telepon, siang tadi. Kesediaan serupa, juga diungkapkan Ketua Pakasa Pangeran Timur Madiun.

SIAP DIGUNAKAN : Bangunan pendapa Kantor Sekretariat Pakasa Cabang Ngawi, dinyatakan KRT Suyono S Adiwijoyo (Ketua Harian Pakasa Ngawi) siap digunakan sebagai ajang penyuluhan pengetahuan tentang Budaya Jawa dan sejarah bagi kalangan warga Pakasa, sebagai bekal pasuwitan dan bersmasyarakat.(foto : iMNews.id/Dok)

Ungkapan singkat KRAT Haryana Joyonagoro (Ketua Pakasa Kota Madiun) soal dukungan terwujudnya gagasan penyuluhan keliling dan akan mengajak pengurus berembug mempersiapkannya, juga senada ungkapan KRA Joko Murdianto Bintoro Adiningrat yang dihubungi terpisah, siang tadi. Pihaknya akan menjdwalkan keperluan itu.

Kebutuhan penyuluhan pengetahuan tentang Budaya Jawa dan sejarah untuk bekal “pasuwitan” di kraton, juga dirasakan Pakasa Cabang Banjarnegara sangat butuh. Tetapi, pihaknya harus mengajak pengurus dan warganya untuk berembug. Pakasa Cabang Malang dan Cabang Pacitan, juga akan berunding dengan pengurus menyambut gagasan itu.

Ada beberapa pengurus Pakasa cabang lain yang dimintai tanggapannya atas gagasan penyuluhan itu, ada yang menyatakan sudah mengadakan sarasehan secara mandiri membahas soal itu tiap “selapan” sekali. Tetapi forum itu semakin berkurang pesertanya dan berhenti. Sementara, ada cabang lain yang belum menyatakan sikap.

Gagasan yang sudah menjadi kesanggupan KP Budayaningrat siap ditugaskan berkeliling Pakasa cabang memberi penyuluhan itu, pernah terlontar saat berlangsung upacara wisuda menjelang kirab pusaka 1 Sura. Staf Kantor Sasana Wilapa, KRT Pramudijanto yang bertugas saat itu, juga setuju dan akan ikut membantu program penyuluhan itu.

AJANG HAUL : Kompleks makam Pangeran Puger di Desa Demaan (Demak-an-Red), Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus ini, akan menjadi pusat kegiatan ritual haul (khol) wafat Pangeran Puger. Minggu malam ini, panitia khol bertemu dalam rapat membahas rangkaian event ritual yang digelar 10-13 Juli ini. (foto : iMNews.id/Dok)

Sementara itu, berbagai kegiatan dalam rangka menyambut bulan Sura terus dilakukan setelah diawali kirab pusaka di malam 1 Sura di kraton. Sejumlah cabang Pakasa masih terus menggelar ritual silih-berganti, dan ada rombongan utusan-dalem dari kraton yang menghadiri, bahkan dipimpin Gusti Moeng (Pengageng Sasana Wilapa-Pangarsa LDA).  

Minggu (6/7), rombongan utusan-dalem yang dipimpin KP Siswanto Adiningrat menghadiri haul Raden Ayu Dewi Roro Kuning di Desa Maitan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati. Sebelumnya, Gusti Moeng memimpin rombongan hadir di ritual “Sedekah Gunung” yang digelar bersama Pakasa Cabang Boyolali di Desa Sanggup, Kecamatan Tamansari, Jumat (4/7). (won-i1)