Dinamika Mulai Terasa Bersamaan Berlangsungnya Penataan-Ulang Pengurus Cabang

  • Post author:
  • Post published:July 2, 2025
  • Post category:Regional
  • Reading time:3 mins read
You are currently viewing Dinamika Mulai Terasa Bersamaan Berlangsungnya Penataan-Ulang Pengurus Cabang
JADI MOMENTUM : Peristiwa ritual kirab pusaka menyambut pergantian Tahun Baru Jawa Dal 1959/Islam 1447 Hijriyah di malam 1 Sura lalu, menjadi momentum yang bagi pengurus Pakasa Punjer untuk melanjutkan penataan-ulang di cabang-cabang. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Pengurus Pakasa Punjer Berencana Mengundang Pengurus Pakasa Boyolali

SURAKARTA, iMNews.id – Pengurus Pakasa Punjer di Kraton Mataram Surakarta berencana mengundang pengurus inti Pakasa Cabang Boyolali, dalam waktu dekat. Undangan pertemuan berkait dengan penataan-ulang susunan pengurus cabang dimaksud, yang dianggap sudah lama berjalan kurang “serasi dan “sehat”.

KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Pakasa Punjer yang ditemui iMNews.id di kantornya eks Badan Pengelola (Kantor BPP Kraton Surakarta-Red), Rabu (2/7) siang tadi menyebutkan rencana itu. Mengenai kapan waktunya dan siapa saja figur pengurus yang akan diundang, akan dilakukan secepatnya dan yang diundang figur tertentu saja.

TERCATAT SEJARAH : Berbagai hal yang berkait dengan peristiwa ritual kirab pusaka menyambut pergantian Tahun Baru Jawa Dal 1959/Islam 1447 Hijriyah di malam 1 Sura lalu, akan menjadi catatan sejarah penting bagi kraton dan lainnya. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Secepatnya akan saya undang ke sini (kantor eks BP/kraton-Red). Biar semakin cepat selesai dan ada kejelasan,” ujar Pimpinan Eksekutif Lembaga Hukum Kraton (Mataram) Surakarta (LHKS) itu, menjawab pertanyaan iMNews.id, siang tadi. Dia tidak merinci kapan dan siapa yang diundang, tetapi mengisyaratkan akan ada yang lain.

Sementara itu, KRAT Teguh Widodo selaku “Ketua” Pakasa Cabang Boyolali yang sudah 3 tahun menyatakan mengundurkan diri, pagi tadi menjelaskan kepada iMNews.id beberapa hal. Tak jelas sebagai atas nama pribadi atau mewakili “warga Pakasa”, dia menyatakan tidak bisa menerima tuduhan “sibuk melakukan pencitraan pribadi”.

PASTI DICATAT : Rombongan Pakasa Cabang Kudus berada di barisan kirab saat tiba di bilangan perempatan Gading, pada pergantian Tahun Baru Jawa Dal 1959/Islam 1447 Hijriyah di malam 1 Sura lalu, menjadi ekspresi dan menebar energi positif yang pasti dicatat sejarah. (foto : iMNews.id/Dok)

Walau iMNews.id tidak menunjuk nama figur tertentu, tetapi tokoh ini merasa mewakili diri dan warganya yang tidak mau dituduh mengabaikan anggota. Menurutnya, Pakasa di Boyolali masih solid dan terus melakukan berbagai kegiatan kebudayaan di berbagai kesempatan. “Kami ora golek pangalembono. Ojo diino,” tandas KRAT Teguh.

Tokoh yang tidak disebut namanya dalam artikel berjudul “Masa Transisi Mulai Terasa, dari “Periode Nggladrah” ke Jalan yang “Nggenah” (iMNews.id, 1/7) itu justru muncul karena merasa melakukan pembelaan, yang akhirnya diketahui jatidirinya oleh publik secara luas. Dia menyatakan juga protes kepada punjer karena jumlah yang sowan menurun.

RAMAH REGENERASI : Para abdi-dalem petugas pembawa pusaka 13 dari Pakasa Cabang Kudus pada kirab pergantian Tahun Baru Jawa Dal 1959/Islam 1447 Hijriyah di malam 1 Sura lalu, banyak memperlihatkan semangat generasi muda. Ini menjadi pertanda, Pakasa cabang yang ramah regenerasi. (foto : iMNews.id/Dok)

Sementara itu, ada seorang figur yang mengaku bernama Dibyo asal wilayah Pakasa Pati mengadu sekaligus meminta “petunjuk” kepada iMNews.id, pagi tadi. Dia menyatakan mengikuti mengikuti berbagai judul artikel dan pemberitaan di media ini, khusus mengenai situasi dan kondisi perkembangan elemen Pakasa cabang belakangan ini.

“Sebenarnya saya ingin mengadu kepada Gusti Wandan (GKR Wandansari Koes Moertiyah-Red) dan KPH Edy Wirabhumi. Tetapi, kami tidak berani. Saya hanya akan menyatakan salut dan bangga kepada Pangarsa pakasa Kudus dan Jepara. Karena bisa mengajak sowan seluruh keluarganya ke kraton di upacara-upacara adat. Melihat itu kami salud”.

GAMPANG DIKENAL : Pakasa Cabang Kudus yang menurunkan lebih 50 warganya dalam kirab pergantian Tahun Baru Jawa Dal 1959/Islam 1447 Hijriyah di malam 1 Sura lalu, selalu membawa banner identitasnya. Cara memperkenalkan diri yang ideal dan efisien agar gampang dikenal. (foto : iMNews.id/Dok)

“Semua diajak ikut kirab. Termasuk yang masih usia remaja dan kalangan generasi mudanya. Bahkan, ibundanya yang sudah sepuh juga tidak ketinggalan. Terus terang saya iri, mengapa para pengarsa di tempat kami tidak bisa begitu. Mengapa tidak bisa memberi contoh baik seperti itu. Padahal, itu bagian dari gawa-gawe,” ujar Dibyo. (won-i1)