Untuk “Ngalab Berkah” Hajad-dalem Gunungan Garebeg Mulud Sekaten 2024
SURAKARTA, iMNews.id – Para “abdi-dalem” yang tergabung dalam Pakasa cabang di berbagai daerah khususnya di Jateng dan Jatim, kini bersiap-siap untuk hadir dalam pisowanan yang akan digelar “Bebadan Kabinet 2004”, Senin (16/9) pagi besok. Karena, prosesi hajad-dalem Gunungan sebagai puncak ritual Garebeg Mulud Sekaten 2024, akan digelar di Masjid Agung.
Seperti dalam surat “dhawuh” yang diterbitkan Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa LDA sudah disebarluaskan kepada semua elemen masyarakat adat Kraton Mataram Surakarta, dari rangkaian tatacara upacara adat Sekaten Garebeg Mulud 2024, akan berakhir pada Senin (9/9) itu. Ada dua tatacara yang akan berlangsung dalam beberapa jam mulai Senin pagi besok.
Yaitu, diusungnya kembali sepasang gamelan Sekaten yaitu Kiai Sekati yang terdiri dari Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari, untuk dibawa masuk ke tempat penyimpanannya, di gedhong Langen Katong. Hanya dalam waktu sekitar sejam kemudian yang diagendakan pukul 10.00 WIB, sepasang Gunungan akan dikeluarkan dari kraton menuju Masjid Agung untuk didoakan.
“Tetapi, dengan adanya insiden saat gamelan Sekaten ditabuh kali pertama, Senin (9/9) lalu, maka pelaksanaan prosesi Gunungan Garebeg Mulud Senin (16/9) besok, jajaran Bebadan Kabinet 2004 akan pasif saja. Karena, insiden yang terjadi di luar dugaan kami itu, justru kami (Bebadan Kabinet 2004) yang disalahkan. Padahal, keputusan MA sudah jelas dan”.
“Masyarakat lebih banyak digiring untuk percaya dan meyakini bahwa Sinuhun (PB XIII) adalah sumber dari segala perintah dan keinginan yang sah menurut aturan apa saja. Padahal, sampai Sinuhun PB XII (1945-2004), posisinya tidak pernah berurusan dengan siapa yang harus diberi tugas menyampaikan dhawuh. Sinuhun tidak pernah mengurusi hal-hal seperti itu”.
“Posisi Sinuhun dalam kapasitas sebagai pemimpin apapun, hanya menerima laporan atas segala kegiatan adat, baik sebelum maupun sesudah dilaksanakan. Secara administratif, Sinuhun tidak pernah menggunakan kewenangan apapun kepada jajaran kabinet pendukungnya. Karena, sudah ada Pengageng Sasana Wilapa yang mengurusi tugas adat,” tandas KPP Haryo Sinawung.
Oleh sebab itu, lanjut sentana-dalem Wakil Pengageng di kantor Karti Praja itu, insiden yang terjadi Senin (9/9) jelas menunjukkan niat tidak mengakui hasil proses hukum yang final dan mengikat. Yaitu keputusan Mahkamah Agung dan peristiwa eksekusi atas putusan itu, yang dibacakan tim eksekusi PN Surakarta di topengan Kori Kamandungan, pada 8 Agustus lalu.
Pengingkaran terhadap putusan hukum tertinggi itu, dianggap telah melahirkan insiden yang justru “diputar-balikkan” dari fakta hukum yang ada, yang menyebabkan “Bebadan Kabinet 2004” malah dianggap bersalah. Karena itu, rapat yang dilakukan jajaran “Bebadan” memutuskan, pihaknya akan bersikap pasif pada hajad-dalem prosesi Gunungan Garebeg Mulud, Senin besok.
Sementara itu, hampir semua Pakasa cabang dari berbagai daerah di Jateng dan Jatim dan juga di wilayah DIY, sudah bersiap-siap untuk hadir dalam pisowanan puncak upacara adat Garebeg Mulud Sekaten 2024, yaitu hajad-dalem Gunungan, Senin (16/9) besok pagi. Mereka akan hadir memenuhi surat “dhawuh” yang sudah diedarkan melalui pengurus Pakasa Punjer.
“Dhawuh timbalan sowan” yang diterbitkan Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa LDA melalui pengurus Pakasa Punjer (Pangarsa KPH Edy Wirabumi-Red) itu, berisi urut-urutan acara dan tatacara pisowanan. Kalangan pengurus Pakasa cabang langsung menyambut gembira dan banyak di antaranya akan mengajak rombongan berangkat dari daerah asal, tengah malam nanti.
“Kami akan membawa rombongan 10 orang saja dan berangkat tengah malam nanti. Sebelum subuh nanti bisa sampai di Solo dan bisa beristirahat sebentar, dan berdandan. Karena persiapannya pagi,” ujar KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro saat dimintai konfirmasi iMNews.id, semalam. Dia menyatakan sudah sehat setelah mengalami vertigo sepulang dari Jepara.
Kesiapan untuk “ngalab berkah” Gunungan Sekaten peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tepat pada tanggal 12 Mulud tahun Je 1958/12 Rabiulawal 1446 H, Senin (16/9) besok, juga diungkapkan Ketua Pakasa Cabang Trenggalek (Jatim), KRAT Seviola Ananda. Pengurus cabang yang biasanya berboncengan motor ke kraton ini, akan mengajak rombongan 8 orang, besok.
Persiapan serupa juga dilakukan pengurus Pakasa Cabang Jepara yang dipimpin KP Bambang S Adiningrat selaku ketuanya. Saat dimintai konfirmasi secara terpisah kemarin, disebutkan akan membawa rombongan 20-an orang ke kraton. Demikian pula Pakasa Pangeran Timur Madiun yang dipimpin KRAT Haryana Joyonagoro (Ketua), berencana akan membawa rombongan 15 orang.
Sukacita “ngalab berkah” Gunungan juga sudah diharapkan pengurus Pakasa Cabang Ngawi (Jatim), karena KRT Suyono Sastroredjo (Ketua Harian Pakasa) akan membawa rombongan sekitar 50 orang. Pakasa cabang baru yang banyak didukung anggota SAR dan BPBD ini dikenal aktif dalam setiap kerja-bhakti dan ritual adat yang banyak membutuhkan bantuan tenaga.
Pakasa Cabang Klaten dan Cabang Boyolali yang dikenal punya pasukan “Wana Pedhut”, Senin pagi besok akan disusul pasukan “Semut Ireng” Pakasa Cabang Karanganyar dan Sragen untuk mengantar prosesi Gunungan. KP MN Gendut Wreksodiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang Ponorogo, juga sudah bersiap membawa rombongan sedikitnya 50 orang untuk “ngalab berkah Gunungan”. (won-i1)