Ada yang Ditampilkan Ulang, Karena Mungkin Paling Banyak “Diminati Publik”
SURAKARTA, iMNews.id – Minggu (15/9) malam nanti, panggung “Sekaten Art Festival 2024” kembali digelar untuk menyajikan 12 judul tari sekaligus. Pentas itu, sekaligus menutup atau mengakhiri lima malam pentas kesenian dalam mendukung dan melengkapi ritual Sekaten Garebeg Mulud 2024, karena Senin (9/9) besok, digelar prosesi Gunungan puncak ritual itu.
Sebanyak 12 repertoar tari yang akan dipersembahkan Sanggar Sang Citra, Sanggar Pratama Budaya, Sanggar Amarta, Sanggar Gendewo Pinenthang dan Sanggar Pudak Petak Studio, akan disajikan di tempat yang sama Pendapa Sitinggil Lor mulai pukul 19.30 WIB. MNg Fregi selaku MC semalam berharap, penonton akan tetap banyak hadir, karena Senin besok adalah hari libur.
Keduabelas repertoar tari yang akan disuguhkan semalam, yaitu tari “Dongklak” dlanjutkan tari “Lenggang Nyai” dari satu sanggar, rata-rata berdurasi 7 menit. Kemudian tari “Gambyong” dan tari “Kiprah Ratu Sewu” dari satu sanggar, rata-rata berdurasi 10 menit. Disambung tari “Bubuka” dan tari “Ronggeng Nyentrik”, dari satu sanggar rata-rata 5 menit durasinya.
Ada lagi tari “Gambyong Putri Solo” dan tari “Jamasan” yang disajikan satu sanggar, berdurasi rata-rata 1o menit. sedngkan tari “Cendrawasih” dan tari “Kipas”, disajikan dua sanggar berbeda rata-rata 7 menit. Satu sanggar terakhir, akan menutup seluruh rangkaian pentas dengan tari “Rara Ngigel” dan tari “Kethek” yang durasinya rata-rata 7 menit.
Dari daftar semua yang sudah tampil, tari “Kiprah Ratu Sewu” diperkirakan memiliki “rating” paling tinggi atau paling banyak diminati publik pengunjung, bahkan mungkin animo penonton video Youtube bila sajian pentas Sekaten Art Festival itu disebarluaskan melalui medsos. Karena, judul tarian ini akan berulang pentas kali ketiga Minggu malam nanti.
Meski dari sanggar berbeda, tari “Kiprah Ratu Sewu” yang dibawakan seorang bocah remaja pada Jumat (13/9) dan Sabtu (14/9) malam dimungkinkan sangat disukai publik baik yang menonton langsung maupun melalui medsos. Maka, tarian “kiprah” seorang raja (Ratu-Red) di kraton/kerajaan di dunia seni pedalangan itu, malam nati (Minggu, 15/9) akan disajikan lagi.
Selain tari “Kiprah Ratu Sewu” yang menggemaskan itu, juga akan dipentaskan ulang tari “Rara Ngigel” di malam kelima atau terakhir malam nanti, setelah tampil pertama di malam keempat, Sabtu malam (14/9). Tetapi, judul tari yang sama itu akan disuguhkan oleh sanggar berbeda, yaitu Sanggar Gedhong Kuning (14/9) dan Sanggar Pratama Budaya (15/9).
Di pentas terakhir “Sekaten Art Festival 2024” malam nanti, dipastikan akan dihadiri Gusti Moeng selaku Pengageng sasana Wilapa sekaligus Pangarsa Yayasan Pawiyatan Kabudayan Kraton Mataram Surakarta. Karena, akan ada pidato sambutan penutupan sekaligus penyerahan piagam penghargaan dan sesi foto bersama seluruh perwakilan sanggar pengisi acara.
Sampai malam keempat pelaksanaan “Sekaten Art Festival 2024”, tata laksana penyajian secara keseluruhan cukup menarik dan proporsional sebagai sajian seni di sumbernya budaya Jawa secara langsung, bahkan disajikan di panggung elegan Pendapa Sitinggil Lor Kraton Mataram Surakarta, di sela-sela event upacara adat sekaten Garebeg Mulud yang membanggakan.
Yang menarik, dalam situasi “serba darurat” dan transisi dalam beberapa hal yang bahkan krusial, walau kraton sedang prihatin dan terbatas, tetapi masih bisa menampilkan hiburan penuh edukasi nilai-nilai luhur Sekaten Art Festival 2024. Banyak pihak tentu berharap, ketika semuanya sudah longgar di tahun depan, pasti akan bisa disajikan lebih baik lagi. (won-i1)