Minggu Malam Nanti, Panggung Terakhir “Sekaten Art Festival 2024” Ditutup Dengan 12 Sajian Tari

  • Post author:
  • Post published:September 15, 2024
  • Post category:Budaya
  • Reading time:5 mins read
You are currently viewing Minggu Malam Nanti, Panggung Terakhir “Sekaten Art Festival 2024” Ditutup Dengan 12 Sajian Tari
TAMPIL LAGI : Sajian tunggal tari "Kiprah Ratu Sewu" yang dilakukan Aji Tata Wijaya (13) dari Forum Anak Kelurahan Kauman di malam ketiga "Sekaten Art Festival 2024", Jumat (13/9) memang layak diulang di malam keempat, Sabtu (14/9). Selain sajiannya menarik dan menggemaskan, figur remaja penyaji itu pantas jadi suri-teladan. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Ada yang Ditampilkan Ulang, Karena Mungkin Paling Banyak “Diminati Publik”

SURAKARTA, iMNews.id – Minggu (15/9) malam nanti, panggung “Sekaten Art Festival 2024” kembali digelar untuk menyajikan 12 judul tari sekaligus. Pentas itu, sekaligus menutup atau mengakhiri lima malam pentas kesenian dalam mendukung dan melengkapi ritual Sekaten Garebeg Mulud 2024, karena Senin (9/9) besok, digelar prosesi Gunungan puncak ritual itu.

Sebanyak 12 repertoar tari yang akan dipersembahkan Sanggar Sang Citra, Sanggar Pratama Budaya,  Sanggar Amarta, Sanggar Gendewo Pinenthang dan Sanggar Pudak Petak Studio, akan disajikan di tempat yang sama Pendapa Sitinggil Lor mulai pukul 19.30 WIB. MNg Fregi selaku MC semalam berharap, penonton akan tetap banyak hadir, karena Senin besok adalah hari libur.

“MERAK NGIGEL” : Tari “Merak Ngigel” sajian dari Sanggar Semarak Candra Kirana (Surakarta) memberi pesona yang indah, anggun dan mahal di malam keempat “Sekaten Art Festival 2024”, Jumat (13/9) semalam. Sajian yang mempesona segala usia itu, semalam ditonton sekitar 300-an pengunjung Sekaten. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Keduabelas repertoar tari yang akan disuguhkan semalam, yaitu tari “Dongklak” dlanjutkan tari “Lenggang Nyai” dari satu sanggar, rata-rata berdurasi 7 menit. Kemudian tari “Gambyong” dan tari “Kiprah Ratu Sewu” dari satu sanggar, rata-rata berdurasi 10 menit. Disambung tari “Bubuka” dan tari “Ronggeng Nyentrik”, dari satu sanggar rata-rata 5 menit durasinya.

Ada lagi tari “Gambyong Putri Solo” dan tari “Jamasan” yang disajikan satu sanggar, berdurasi rata-rata 1o menit. sedngkan tari “Cendrawasih” dan tari “Kipas”, disajikan dua sanggar berbeda rata-rata 7 menit. Satu sanggar terakhir, akan menutup seluruh rangkaian pentas dengan tari “Rara Ngigel” dan tari “Kethek” yang durasinya rata-rata 7 menit.

SERBA INDAH : Malam keempat pentas “Sekaten Art Festival 2024”, Jumat (13/9), menampilkan sejumlah repertoar tari yang serba indah, seperti tari “Gambyong Calung”. Selain pilihan judul dan garapan tarinya, pilihan kombinasi warna kostum dan atributnya tampak luar biasa disajikan di Pendapa Sitinggil Lor, semalam. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Dari daftar semua yang sudah tampil, tari “Kiprah Ratu Sewu” diperkirakan memiliki “rating” paling tinggi atau paling banyak diminati publik pengunjung, bahkan mungkin animo penonton video Youtube bila sajian pentas Sekaten Art Festival itu disebarluaskan melalui medsos. Karena, judul tarian ini akan berulang pentas kali ketiga Minggu malam nanti.

Meski dari sanggar berbeda, tari “Kiprah Ratu Sewu” yang dibawakan seorang bocah remaja pada Jumat (13/9) dan Sabtu (14/9) malam dimungkinkan sangat disukai publik baik yang menonton langsung maupun melalui medsos. Maka, tarian “kiprah” seorang raja (Ratu-Red) di kraton/kerajaan di dunia seni pedalangan itu, malam nati (Minggu, 15/9) akan disajikan lagi.

PAKET KOMPLET : Menyaksikan rangkaian pentas “Sekaten Art Festival 2024” sampai malam keempat, Jumat (13/9), seperti menikmati “paket komplet” beragam berkualitas mahal. Walau sudah dikreasi, kemasan produk budaya Jawa seperti tari “Rara Ngigel” itu tetap berstetika tinggi, anggun dan berwibawa ketika tampil di Pendapa Sitinggil Lor. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Selain tari “Kiprah Ratu Sewu” yang menggemaskan itu, juga akan dipentaskan ulang tari “Rara Ngigel” di malam kelima atau terakhir malam nanti, setelah tampil pertama di malam keempat, Sabtu malam (14/9). Tetapi, judul tari yang sama itu akan disuguhkan oleh sanggar berbeda, yaitu Sanggar Gedhong Kuning (14/9) dan Sanggar Pratama Budaya (15/9).

Di pentas terakhir “Sekaten Art Festival 2024” malam nanti, dipastikan akan dihadiri Gusti Moeng selaku Pengageng sasana Wilapa sekaligus Pangarsa Yayasan Pawiyatan Kabudayan Kraton Mataram Surakarta. Karena, akan ada pidato sambutan penutupan sekaligus penyerahan piagam penghargaan dan sesi foto bersama seluruh perwakilan sanggar pengisi acara.

“PODANG KUNING” : Satwa unggas burung “Kepodang” yang pernah menjadi kekayaan pulau Jawa dan dikenal dengan “Podang Kuning”, kini mungkin sudah langka bahkan nyaris punah. Tetapi, keindahannya masih bisa dinikmati ketika nama itu menjadi judul tari di pentas “Sekaten Art Festival 2024” malam keempat, Jumat (13/9) semalam. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Sampai malam keempat pelaksanaan “Sekaten Art Festival 2024”, tata laksana penyajian secara keseluruhan cukup menarik dan proporsional sebagai sajian seni di sumbernya budaya Jawa secara langsung, bahkan disajikan di panggung elegan Pendapa Sitinggil Lor Kraton Mataram Surakarta, di sela-sela event upacara adat sekaten Garebeg Mulud yang membanggakan.

Yang menarik, dalam situasi “serba darurat” dan transisi dalam beberapa hal yang bahkan krusial, walau kraton sedang prihatin dan terbatas, tetapi masih bisa menampilkan hiburan penuh edukasi nilai-nilai luhur Sekaten Art Festival 2024. Banyak pihak tentu berharap, ketika semuanya sudah longgar di tahun depan, pasti akan bisa disajikan lebih baik lagi. (won-i1)