Agenda Upacara Adat di Awal Bulan Sapar, Jadi Forum Silaturahmi Semua Pakasa Cabang
SURAKARTA, iMNews.id – Kamis Pahing 8 Agustus yang sudah masuk bulan Sapar Tahun Je 1958, jajaran “Bebadan Kabinet 2004” Kraton Mataram Surakarta akan mengawali gelar upacara adat selepas rangkaian ritual serupa yang begitu padat di bulan Sura di awal Tahun Baru Jawa. Ritual yang akan digelar, adalah haul peringatan ke-390 wafat Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma.
Upacara adat memperingati wafat Raja Mataram ke-3 (1613-1645) itu, akan menjadi forum pertemuan silaturahmi seluruh masyarakat adat, baik yang terhimpun dalam organisasi Pakasa cabang di bawah pengurus Pakasa Punjer yang bernaung di bawah Lembaga Dewan Adat (LDA). Untuk keperluan itu, pengurus Pakasa Punjer menggelar pertemuan kecil, Sabtu (3/8).
Pertemuan itu, membahas rencana ritual haul yang akan digelar di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, Kamis (8/8) dan agenda lain. Rapat yang dipimpin KPH Edy Wirabhumi (Pangarsa Pakasa Punjer), dihadiri beberapa ketua Pakasa cabang, misalnya KRA Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Cabang Jepara) dan KRT Suyono Sastroredjo (Ketua Harian Pakasa Cabang Ngawi).
Selain KRAT Heru Arif Pianto Widyonagoro (Ketua Pakasa Pacitan), juga ada KRAT Sunarso Suro Agul-agul (Wakil Ketua Pakasa Cabang Ponorogo) juga kelihatan hadir dalam pertemuan itu. Tokoh ini adalah satu-satunya dari Pakasa cabang di luar Kabupaten Tegal yang hadir di makam Sinuhun Amangkurat Agung saat jamasan makam di Desa Pasarean itu, Kami (1/8).
Di wilayah Pakasa Cabang Kudus, KRA Panembahan Didik Gilingwesi (Ketua cabang) sempat hadir pada ritual haul Mbah Buyut Sripah R Ronggojoyo di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan yang sudah lama diinisiasi Pakasa wilayah Pati yang berbatasan dengan Desa Karangrowo. Dalam waktu yang hampir bersamaan, warga Pakasa Kecamatan Sukolilo juga menggelar ritual.
Ritual haul wafat Raden Ayu Sriyah yang digelar di Desa Wotan, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, dihadiri Ketua Pakasa Cabang, KRAT Mulyadi Puspopustoko. Rombongan dari kraton yang dipimpin KPP Djoni Sosrodiningrat hadir mendukung ritual itu, sebagai utusan kraton yang mewakili Gusti Moeng yang sebenarnya diharapkan hadir tetapi sedang sibuk di kraton.
Rombongan Pakasa Cabang Kudus yang ingin hadir di Desa Wotan saat gelar ritual Mbah Buyut Sriyah, tak bisa mengejar waktu karena jarak cukup jauh dari Desa Karangrowo. KRA Panembahan Didik masih bisa bertemu rombongan kraton di makam Syeh Djangkung di Desa Kayen, Pati dan bersama-sama menziarahi makam kakak ipar Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma itu.
Agenda berikutnya, rombongan dari kraton yang dipimpin Gusti Moeng memenuhi undangan masyarakat adat yang merawat Masjid Baitul Munajat di Desa Juwangi, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Minggu (4/8). Selain peletakan batu pertama dimulainya renovasi dan perluasan masjid cagar budaya itu, juga ada upacara wisuda bagi 21 abdi-dalem takmir masjid.
Pangarsa Pakasa Punjer, KPH Edy Wirabhumi menyerahkan bantuan material pembangunan kepada panitia. Dalam upacara itu tak satupun tokoh atas nama pengurus Pakasa cabang kelihatan. Pakasa Cabang Kudus yang dikabarkan akan ikut hadir dalam upacara wisuda itu, ternyata batal karena diberi kabar bahwa acara di masjid Juwangi itu tidak ada wisuda abdi-dalem.
Senin siang (5/8) ini, gantian wilayah Pakasa Kabupaten Boyolali menggelar acara peresmian penataan kawasan wisata di Pengging, Kecamatan Banyudono. Tak jelas apakah ada partisipasi secara organisatoris Pakasa cabang setempat, acara kirab budaya yang diagendakan panitia yang didukung Pemkab Boyolali, juga dimeriahkan rombongan dari Kraton Mataram Surakarta. (won-i1)