Pakasa Jepara Siap-siap Dukung Kirab Budaya Ritual Haul Bupati Citrasoma 1-7, Kamis 25 Juli

  • Post author:
  • Post published:July 23, 2024
  • Post category:Budaya
  • Reading time:8 mins read
You are currently viewing Pakasa Jepara Siap-siap Dukung Kirab Budaya Ritual Haul Bupati Citrasoma 1-7, Kamis 25 Juli
MELEWATI LADANG : Para prajurit Bregada Nguntara Praja dan Korsik Sura Praja Pakasa Cabang Jepara yang dipimpin MNg Nurkhan Hadiprojo (Manggala), tampak melewati areal ladang atau "tegalan" saat memandu kirab budaya dalam ritual haul Eyang Langgi di Desa Banjaragung, Kecamatan Bangsri, yang digelar Yayasan Marga Langit, Sabtu (20/7). (foto : iMNews.id/Dok)

Setelah Pakasa Kudus dan Pati, Pakasa Ponorogo Ganti Menggelar “Ruwatan Bumi”

JEPARA, iMNews.id – Untuk kali pertama, Pakasa Cabang Jepara sedang bersiap-siap untuk menginisiasi dan mendukung kirab budaya ritual haul Bupati Jepara Citrasoma 1-7 di tahun 2024 ini, yang akan digelar bersama pengurus makam dan pengurus yayasan trah serta Pakasa cabang. Kirab yang melibatkan berbagai elemen di kabupaten itu, akan digelar Kamis (25/7).

“Rencana kirab budaya Pakasa Jepara mendukung ritual haul Bupati Jepara Citrasoma 1-7 besok Kamis (25/7), adalah kali pertama Pakasa dilibatkan. Kami merasa mendapat kehormatan, karena dilibatkan dalam event untuk mengangkat tokoh-tokoh penting pada zaman Mataram Surakarta, yang telah berjasa pada masyarakat Kabupaten Jepara”.

“Kami sudah bertemu dan berdialog dengan pengurus Yayasan Trah Bupati Citrasoma 1-7, termasuk beberapa keluarga ahli waris yang ada di dalamnya. Intinya, nanti akan bekerjasama menggelar acara itu untuk meluhurkan tokoh-tokoh penting yang berjasa pada Kabupaten Jepara, selain Ratu Kalinyamat,” ujar KRA Bambang S Adiningrat menjawab pertanyaan iMNews.id

Ketua Pakasa Cabang Jepara yang dimintai konfirmasi kemarin, lebih lanjut menuturkan, Pakasa cabang sudah siap menudukung event kirab yang akan menjadi kebanggaan seluruh masyarakat kabupaten. Ada 150-an pasukan yang terdiri dari Bredaga Prajurit Nguntara Praja dan Prajurit Korsik Sura Praja ditambah warga Pakasa, yang akan diterjunkan dalam kirab itu.

ELEMEN RELIGI : Abdi-dalem “Kanca-Kaji” sebagai elemen spiritual religi Pakasa cabang Jepara, juga menjadi kekuatan Pakasa untuk mendukung kirab budaya dalam ritual haul Eyang Langgi di Desa Banjaragung, Kecamatan Bangsri, yang digelar Yayasan Marga Langit, Sabtu (20/7). (foto : iMNews.id/Dok)

Juga disebutkan KRA Bambang, untuk kali pertama Pakasa mendukung event kirab ritual haul Bupati Citrasoma 1-7 tahun 2024 ini, pihaknya belum meminta Pangarsa Lembaga Dewan Adat Kraton Mataram Surakarta dan Pangarsa Pakasa Punjer untuk menghadiri. Pada event kedua atau ketiga nanti yang didukung Pakasa, sangat mungkin akan menghadirkan utusan dari kraton.

Sementara itu, Pakasa Cabang Jepara juga habis mendukung penuh event “Larab Langse” makam Eyang Langgi di Desa Banjaragung, Kecamatan Bangsri, yang digelar Yayasan Marga Langit, Sabtu (20/7). Sebanyak 130 pasukan yang terdiri prajurit dan warga Pakasa cabang, dikerahkan dalam kirab yang dipimpin MNg Nurkhan Hadiprojo selaku “Manggala” kirab.

“Para pengurus Korcab Pakasa ada beberapa yang hadir, seperti dari Korcab Mayong yang dipimpin KRT Hartono. Korcab Bangsri selaku tuan rumah, juga pengurus Pakasa Pati ada 8 orang yang hadir. Pengurus Pakasa Cabang pati tidak ada konfirmasi. Kalau Kanjeng Panembahan (Ketua Pakasa Cabang Kudus), sudah minta izin berhalangan hadir,” ujar KRA Bambang.

Di tempat terpisah, KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro membenarkan pihaknya terpaksa minta izin tidak bisa hadir pada event ritual haul di Kecamatan Bangsri, Jepara itu. Hampir semua warga dan pengurus Pakasa sudah kehabisan tenaga, setelah bergiliran hadir dalam 3 hari bertutut-turut di 3 event yang digelar 3 desa terpisah di Kabupaten Pati dan Kudus.

PAKASA PATI : Kirab budaya yang digelar pengurus makam dan Pakasa anak cabang setempat untuk memeriahkan haul Mbah Bukhori di Dukuh Jongso, Desa Wotan (Kecamatan Sukolilo, Pati) tanggal 16 Juli, mendapat perhatian Pakasa Cabang Kudus yang dihadiri KRA Panembahan Didik bersama 20-an rombongannya mengikuti kirab. (foto : iMNews.id/Dok)

“Mulai dari kirab haul Mbah Bukhori di Desa Wotan (Kecamatan Sukolilo, Pati) tanggal 16 Juli, di Juwana (Pati) 17 Juli dan di Desa Kuthuk (Kecamatan Undaan, Kudus) tanggal 18 Juli, Pakasa Cabang Kudus bergiliran rata-rata 25 orang yang saya bawa untuk ikut kirab. Saya tiga hari berturut-turut ikut jalan terus, tetapi yang mengikuti saya bergiliran”.

“Tetapi, memang tiga hari itu pas bukan hari libur. Banyak di antara rombongan saya masuk kerja, tidak bisa izin. Saya sendiri, sudah kehabisan tenaga. Punggung kaki sampai nglocop kena lingir selop. Kalau nekat untuk jalan, perihnya bukan main, walau sudah dibungkus perban. Maka, Sabtu (20/7) saya terpaksa izin Kanjeng Bambang,” ujar KRA Panembahan Didik.

Semangat Pakasa Cabang Kudus khususnya figur ketuanya, memang patut diteladani, karena begitu peduli, rajin dan berusaha selalu memenuhi undangan mengikuti kirab dalam rangka upacara adat sebagai sarana pelestarian budaya Jawa yang bersumber dari kraton. Untuk itu, ketika juga berusaha hadir ketika diundang panitia haul Bupati Citrasoma, Kamis (25/7) besok.

Selain itu, semua pengurus Pakasa cabang dari berbagai daerah juga sudah bersiap-siap untuk hadir di pisowanan upacara adat “pengetan hadeging nagari” Mataram Surakarta yang digelar “Bebadan Kabinet 2004”, Selasa (23/7) malam nanti mulai pukul 19.00. Upacara donga wilujengan, dzikir dan tahlil akan digelar di gedhong Sasana Handrawina.

MENJADI PUNCAK : Kirab budaya yang digelar untuk haul “Mbah Nyai Sindu” di Desa Kuthuk, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, menjadi puncak kelelahan rombongan Pakasa Cabang Kudus, terutama KRA Panembahan Didik sebagai pimpinan rombongannya. Kedua punggung kakinya melepuh dan “nglocop”, hingga terpaksa absen di Jepara. (foto : iMNews.id/Dok)

Di tempat terpisah, KRAT Heru Arif Pianto Widyonagoro (Ketua Pakasa Cabang Pacitan) menyebutkan, pengurus siap mengikuti pisowanan peringatan hari jadi kraton 17 Sura, nanti malam. Demikian pula rombongan Pakasa “Gebang Tinatar” Ponorogo (Jatim), siap berangkat ke Surakarta untuk mengikuti pengetan hadeging Kraton Mataram Surakarta 17 Sura Tahun Je 1958.

Tetapi, KRRA MN Gendut Wreksodiningrat (Ketua Pakasa Cabang Ponorogo) menyebut, warga cabangnya juga habis menggelar upacara adat “Ruwatan Bumi Ponorogo” pada Minggu malam (22/7) di Astana Pajimatan Desa Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo. Upacara adat yang diinisiasi secara mandiri oleh Pakasa cabang itu, dihadiri sekitar 100-an warganya.

“Ruwatan Bumi Ponorogo” yang digelar di kompleks makam Bupati pertama, Adipati Bathara Katong itu, juga dihadiri pengurus dan warga Putri Narpa Wandawa Cabang Ponorogo. Di antara warga dan pengurus Pakasa cabang yang hadir, tampak para sesepuh yang mendapat tugas untuk menyampaikan ujub, kalangan pejabat dinas di Pemkab, Camat Jenangan dan para pamong desa.  

“Ini ritual euwatan ini bukan untuk kepentingan Pakasa cabang, tetapi untuk kepentingan seluruh masyarakat Kabupaten Ponorogo. Oleh sebab itu kami senang, karena banyak di antara perwakilan Pemkab yang hadir. Itu menandakan mereka semua sadar, bahwa ruwatan ini untuk Ponorogo agar semua warganya, guyub, rukun, ayem, tentrem, subur, makmur dan aman”.

SUASANA DONGA : Suasana saat berlangsung “Ruwatan Bumi Ponorogo” yang digelar Pakasa Cabang Ponorogo di kompleks makam Bupati pertama Bathara Katong di Desa Setono, Kecamatan Jenangan, Minggu malam (22/7). KRRA MN Gendut Wreksodiningrat (Ketua Pakasa cabang) tampak di deretan depan yang mengelilingi berbagai jenis uba-rampe wilujengan. (foto : iMNews.id/Dok)

“Dalam ruwatan itu, kami mengumpulkan air suci dari beberapa sumber, di antaranya sumur masjid tua di Ponorogo dan air tempuran yang ada di seluruh kabupaten. Khataman Alqu’ran kami gelar setelah Subuh hingga Imsak. Kami undang para santri dan ulama Pondok Al Hasan Tanfidzul Qur’an. Juga para juru-kunci Astana Giri Srandil dan beberapa makam kuno”.

KRRA MN Gendut Wreskodiningrat menyebutkan, selain khataman yang didukung para santri Pondok Joresan Ponorogo dan Gontor Pusat, juga ada ekspresi doa dalam tembang “Singgah-singgah Kala Singgah” yang dipimpin KRAT Drs Parwoto (Ketua Pepadi Ponorogo) yang dirangkai kidung “Rumeksa ing Wengi” oleh MNg Sunardi Reksopuspoko (juru-kunci makam Bathara Katong). (won-i1)