Besok Malam, Prosesi Malem Selikuran Mengelilingi Baluwarti Menuju Masjid Agung

  • Post author:
  • Post published:March 30, 2024
  • Post category:Regional
  • Reading time:6 mins read
You are currently viewing Besok Malam, Prosesi Malem Selikuran Mengelilingi Baluwarti Menuju Masjid Agung
KIRAB "TING" : Prosesi kirab Malem Selikuran dengan penerangan "ting", "oncor" dan sejenisnya tahun lalu, menjadi cirikhas tradisi Kraton Mataram Surakarta dalam merayakan turunnya "Wahyu Ilahi" dengan sebuah ritual yang digelar "Bebadan Kabinet 2004", Minggu malam (31/3) besok. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Pakasa Cabang Siap Hadir, Cabang Jepara Mengisi Puasa dengan Ngisis Wayang

SURAKARTA, iMNews.id – Besok malam atau Minggu malam (31/3) besok, ritual hajad-dalem Malem Selikuran digelar Kraton Mataram Surakarta. Prosesinya diawali dari jalan kaki mengelilingi jalan lingkar dalam Baluwarti, kemudian menuju kagungan-dalem Masjid Agung untuk mendoakan hajad-dalem tersebut.

Kegiatan upacara adat itu diingatkan GKR Wandansari Koes Moertiyah selaku Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat, saat memberi pidato sambutan dalam ritual khol empat tokoh penting “Bebadan Kabinet 2004” yang wafat antara tahun 2008-2022. Ritual itu berlangsung di Bangsal Smarakata, Kamis (28/3) lalu.

Perihal ritual hajad-dalem Malem Selikuran menyambut turunnya “Wahyu Ilahi” tiap tanggal 20 atau malam tanggal 21 bulan Pasa/Ramadhan (kalender Jawa/Hijriyah), secara umum disebutkan KPP Haryo Sinawung (panitia) hampir tidak ada perubahan atau perbedaan dengan yang digelar tahun 2023 lalu.

Ururt-urutan acaranya, dimulai dengan pisowanan yang digelar di Bangsal Smarakata, mulai pukul 20.00 WIB. Setelah semua elemen prosesi lengkap dan siap, barisan beberapa Bregada Prajurit Kraton termasuk Bregada Korsik Drumband Prajurit Tamtama diberangkatkan dari halaman depan Pendapa Sasana Sewaka.

DI BANGSAL SMARAKATA : Pisowanan ritual hajad-dalem Malem Selikuran yang digelar “Bebadan Kabinet 2004”, Minggu (31/3) besok, akan berlangsung di Bangsal Smarakata seperti yang terjadi tahun lalu. Prosesi jalan kaki mengelilingi Baluwarti, sebelum dan menuju Masjid Agung. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Sesampai di halaman depan Bangsal Smarakata, beberapa elemen lain termasuk pembawa “ting” simbol Sri Radya Taksana, “kremun” pembawa hajad-dalem uba-rampe wilujengan dan para abdi-dalem yang bertugas mengiringnya, bergabung. Termasuk, para abdi-dalem seni Santiswaran atau Laras Madya, masuk ke dalam barisan prosesi.

Setelah semua bergabung sambil berjalan keluar, prosesi kirab juga disambung para abdi-dalem yang membawa “ting” berwarna-warni, obor dan para “pangombyong”. Barisan prosesi ini akan berangkat dari halaman Kamandungan untuk berjalan menyusuri jalan lingkar dalam Baluwarti, hingga tiba kembali di Kamandungan.

Sampai di halaman Kamandungan, seperti tahun-tahun sebelumnya para pejabat “Bebadan Kabinet 2004” yang dipimpin Gusti Moeng yang sudah menunggu di depan topengan Kori Kamandungan, lalu bergabung ke dalam barisan prosesi. Setelah itu, prosesi barisan kembali berjalan menuju kagungan-dalem Masjid Agung.

Dalam prosesi arak-arakan yang diperkirakan diikuti sekitar 500-an orang dengan penerangan “ting” warna-warni dan “oncor” (obor), menjadi tradisi unik kraton dalam memperingati “Laithul Qadar” atau “Malam Seribu Bintang” yang disebut sebagai saat turunnya Nabi Muhammad SAW dari Gunung Jabal-Nur.

SIAP TOTAL : Pengurus Pakasa Cabang Jepara, termasuk di antara warga Pakasa cabang yang punya kesiapan total dalam pelestarian budaya Jawa yang bersumber dari kraton. Kehadirannya di ritual Malem Selikuran tahun lalu, untuk mendukung kelancaran prosesi membawa hajad-dalem ke Masjid Agung. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Barisan prosesi kemudian menuju kagungan-dalem Masjid Agung, yang biasanya sudah banyak utusan warga Pakasa cabang dari berbagai daerah sudah menunggu. Meskipun, banyak juga perwakilan dari Pekasa cabang yang ikut bergabung dengan prosesi kirab keliling Baluwarti, hingga bersama-sama barisan prosesi menuju Masjid Agung.

Baik KRMH Suryo Kusumo Wibowo maupun KRT Darpo Arwantodipuro menyebut, prajurit yang akan memandu prosesi hajad-dalem Malem Selikuran ini adalah prajurit “pengikut setia” Gusti Moeng. Sedangkan “separonya” lagi ada agenda berangkat dari Pendapa Sitinggil Lor menuju Taman Sriwedari, untuk “melayani order proyek Pemkot”.

Sementara itu, kalangan warga Pakasa cabang dari berbagai daerah/kabupaten sudah siap untuk hadir “ngalab berkah” hajad-dalem ritual Malem Selikuran yang digelar “Bebadan Kabinet 2004” Kraton Mataram Surakarta, Minggu malam (31/3). Mereka akan membawa rombongan sedikitnya 5 orang untuk menghadiri pisowanan itu.

Di antara cabang yang sudah mengisyaratkan akan hadir mengikuti pisowanan Malem Selikurang, dari wilayah Provinsi Jatim yaitu Pakasa Cabang Ponorogo, Trenggalek, Ngawi dan biasanya Magetan, Madiun serta Malang Raya. Sementara dari wilayah Jateng, Pakasa Cabang Kudus, Jepara, Magelang dan Pati mengisyaratkan hadir.

NGISIS WAYANG : Sementara itu, di markas cabangnya sendiri, pengurus Pakasa Cabang Jepara juga punya kegiatan meneladani ritual “ngisis ringgit” yang tiap Anggara kasih digelar kraton. Namun, upaya menghindari koleksi wayang dari jamur ini, dilakukan untuk mengisi kegiatan di bulan puasa. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Seperti biasanya, Pakasa Cabang Klaten, Karanganyar, Boyolali dan cabang Sragen juga hadir. Karena, mereka sering bergabung untuk mengusung enam “ancak tantaka” besar berisi nasi gurih dan lauknya sebagai menu khas ritual Malem Selikuran. Diperlukan 185 orang untuk mengangkut berbagai jenis uba-rampe wilujengan.

“Kami juga siap mendukung kebutuhan abdi-dalem untuk mengangkut uba-rampe hajad-dalem. Kami sudah siap memberangkatkan rombongan, untuk sowan ke kraton, Minggu malam (31/3) besok. Kemarin kami sempat mengisi bulan puasa dengan ngisis ringgit. Agar awet,” ujar KRA Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Cabang Jepara). (won-i1).