Nyadran di Makam RAy Kleting Kuning, Mendapat Perhatian Warga Desa Pucanganom, Magelang

  • Post author:
  • Post published:March 8, 2024
  • Post category:Regional
  • Reading time:6 mins read
You are currently viewing Nyadran di Makam RAy Kleting Kuning, Mendapat Perhatian Warga Desa Pucanganom, Magelang
CUNGKUP MAKAM : KPP Bambang Kartiko dan beberapa utusan-dalem "Bebadan Kabinet 2004" Kraton Mataram Surakarta, membuka kotak tempat bunga yang akan ditaburkan di pusara RAy Kleting Kuning dalam nyadran di cungkup makam di Astana Pajimatan Pucanganom, Kecamatan Srumbung, Magelang, Kamis kemarin. (foto : iMNews.id/dok)

Dihadiri Beberapa Sentana “Bebadan Kabinet 2004” Utusan Kraton Mataram Surakarta

MAGELANG, iMNews.id – Agenda sadari ritual “nyadran” yang dimiliki Kraton Mataram Surakarta, sudah diakhiri saat rombongan “Bebadan Kabinet 2004” yang dipimpin Gusti Moeng (Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat), berziarah di makam KRT Adipati Tjakra Adiningrat, di Desa Kolpajung, Kabupaten Pamekasan, 29/2.

Tetapi, pengurus Pakasa Cabang Magelang memberi masukan, bahwa masyarakat adat di dua lokasi makam tokoh leluhur Dinasti Mataram yang ada di Kabupaten Magelang, meminta agar Kraton Mataram Surakarta mengirim utusan untuk memimpin ritual nyadran di dua lokasi atau salah satu makam dua tokoh itu.

“Saya bersama rombongan sowan ke kraton dan bisa bertemu Gusti Wandan. Intinya, masyarakat adat dan Pakasa cabang meminta Gusti Wandan untuk memimpin nyadran di dua lokasi makam, atau salah satunya. Kalau sudah padat acaranya, mengirim utusan saja kami sudah senang sekali. Intinya, ada utusan dari kraton yang rawuh”.

“Karena, Gusti Wandan sudah pernah rawuh pada nyadran di Astana Pajimatan Pasarean Ageng Paremono. Jadi, inginnya untuk nyadran tahun ini, juga dirawuhi. Tetapi kami maklum, kalau acara sudah padat. Kemarin, ada utusan dari kraton, kami semua senang sekali dan menyambut gembira,” ujar KRT Bagiyono Rumeksonagoro.

SEPASANG GUNUNGAN : Ritual nyadran di makam RAy Kleting Kuning di Astana Pajimatan Pucanganom, Srumbung, Kabupaten Magelang, Kamis (7/3) kemarin disertai sepasang “gunungan” berisi buah-buahan dan hasil pertanian lainnya secara nyata, bukan simbol-simbol yang penuh makna filosofi. (foto : iMNews.id/dok)

Saat dimintai konfirmasi iMNews.id, pagi tadi, Ketua Pakasa Cabang Magelang itu menyebutkan, ada 5 kerabat sentana dari jajaran “Bebadan Kabinet 2004” yang diutus Gusti Moeng untuk hadir di ritual nyadran di makam KRAy Kleting Kuning, di Astana Pajimatan Desa Pucanganom, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.

Nyadran di makam KRAy Kleting Kuning atau KRAy Pucang itu, jatuh pada hari kedua dari agenda nyadran pakasa Cabang Magelang bersama berbagai elemen, termasuk Dinas Pariwisata dan Dinas Dikbud sebagai utusan Pemkab Magelang. Agenda nyadran pertama, Rabu (6/3) di Astana Pajimatan Desa Paremono, Kecamatan Mungkid.

Nyadran di makam tokoh yang menurunkan Patih Sindureja dan para cerdik-pandai seperti di antara keluarga MAyT Dra Eni Sendang Lestari itu, pernah dihadiri Gusti Moeng tahun lalu dan mendapat sambutan masyarakat luar biasa banyaknya. Karena, makam itu sudah dikenal luas selalu diziarahi utamanya di bulan “Ruwah”.

Sedangkan nyadran di hari kedua, di makam keluarga besar Sinuhun Amangkurat Agung, Kamis pagi (7/3) kemarin, juga mendapat sambutan masyarakat lebih banyak dari tahun lalu. Selain suasananya sudah lepas dari masa pandemi Corona, juga dihadiri utusan jajaran “Bebadan Kabinet 2004”, di antaranya KPP Bambang Kartiko.

PASANG KENDHIT : Seusai upacara inti ritual nyadran, ditutup dengan pemasangan “kendhit” berupa mori putih berukuran panjang yang dililitkan pada batang pohon Randu Alas berukuran besar di kompleks makam itu, Kamis (7/3) kemarin. (foto : iMNews.id/dok)

Sama dengan nyadran di makam Ki Ageng Paremono, nyadran di makam KRAy Kleting Kuning atau KRAy Brungut Kamis kemarin juga dikreasi dengan prosesi kirab yang didukung berbagai elemen dari tingkat desa hingga Pemkab. Ada sepasang gunungan yang berisi buah-buahan dan sayur-mayur atau hasil pertanian kekayaan alam Magelang.

Kompleks makam KRAy Kleting Kuning yang juga dimanfaatkan sebagai pemakaman warga lingkungan sekitar Desa Pucanganom, direpresentasikan dengan kehadiran masyarakat setempat yang bersiap ikut nyadran pada momentum ritual “Ruwahan” yang digelar Pakasa Cabang Magelang bersama berbagai elemen masyarakat kabupaten.

Nyadran di makam RAy Kleting Kuning, rombongan dari kraton yang dipimin KPP Bambang Kartiko memimpin doa dan tabur bunga di dalam “cungkup” makam. Seusia doa dan tahlil yang dipimpin tokoh adat setempat, dilanjutkan dengan tabur bunga di masing-masing pusara keluarga yang hadir.

Sebagai penutup, panitia dan para petugas yang disiapkan juga melakukan ritual secara khusus untuk merawat sebuah pohon “Randu Alas” berukuran besar yang menaungi makam. Ritual itu berupa pemasangan “kendhit” yang melilit pohon, dengan lembaran mori putih bersama-sama, yang juga dilakukan KPP Bambang Kartiko.

ANTUSIASME WARGA : Warga masyarakat yang menyambut ritual nyadran dan kehadiran rombongan utusan-dalem dari Kraton Mataram Surakarta, Kamis (7/3) kemarin, lebih banyak dibanding tahun lalu. Besarnya antusiasme itu menjadi tanda-tanda kebangkitan upaya pelestarian budaya Jawa. (foto : iMNews.id/dok)

Ritual yang hanya sebagai aksi budaya itu disebutkan hanya sebagai simbol untuk mengingatkan bahwa tempat itu menjadi tujuan terakhir badan manusia dari perjalanan hidupnya, setelah rohnya kembali kepada Allah SWT, Tuhan YME. Raga yang tertinggal, akan dibungkus kain kafan berwarna putih seperti itu.

Mengutip penjelasan tokoh adat setempat, KRT Bagiyono menyebut, pepohonan seperti Randu Alas berusia puluhan bahkan ratusan tahun di makam itu adalah bagian dari kehidupan manusia. Pohon juga butuh air, karenanya di akhir ritual ada penyiaraman air dari “kendhi”, tabur bunga diikuti shalawatan. (won-i1).