Meneruskan Tradisi yang Dimulai Sinuhun PB IV dan PB X
SURAKARTA, iMNews.id – Tradisi kegiatan religi khataman Alqur’an di Kraton Mataram Surakarta yang pernah menjadi bagian dari kehidupan kerajaan Islam Mataram Surakarta pada masa Sinuhun PB IV (1788-1820) dan Sinuhun PB X (1893-1936) itu, mulai diaktifkan lagi oleh Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa. Setelah begitu lama vakum setidaknya di zaman Sinuhun PB XI (1939-1945) dan Sinuhun PB XII (1945-2004), mulai Rabu (11/1) tadi malam tradisi itu dimulai lagi tetapi di Bangsal Smarakata hingga menjelang bulan puasa mendatang.
“Jadi, tradisi khataman Alqur’an ini meneruskan tradisi yang sudah dimulai Sinuhun PB IV dan PB X. Kalau dulu tempatnya di Masjid Gedhe (kagungandalem Masjid Agung-Red). Sekarang kami aktifkan lagi, tetapi di Bangsal Smarakata. Seminggu sekali, tiap Rabu malam. Rabu malam ini (11/1), adalah malam pertama tradisi ini kami lanjutkan lagi. Sampai menjelang bulan Ramadhan nanti,” jelas GKR wandansari Koes Moertiyah yang dimintai konfirmasi iMNews.id, siang tadi, menegaskan kembali penjelasan sebelum khataman di Bangsal Smarakata dimulai, tadi malam.
Tradisi kegiatan spiritual religi ini, disebutkan Gusti Moeng untuk meneruskan yang sudah berlangsung selama jumenegnya Sinuhun PB IV dan PB X. Aktivitas itu sudah selayaknya menjadi tradisi Kraton Mataram Surakarta, karena menjadi penerus Kraton Mataram Islam yang didirikan Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma (1613-1645), yang meneruskan ciri spiritual religi Kraton Demak (abad 15). Menurut dosen pengajar di IAIN Ponorogo, KRT Ahmad Faruk Reksobudoyo MFil-I, Kraton Mataram Surakarta sejak berdiri di tahun 1745 selalu meneladani yang sudah dimulai para leluhur pendahulunya yang memimpin kerajaan Islam, maka khataman Alqur’an sudah wajar dilakukan karena menjadi salah satu ciri Mataram Islam.
Tadi malam, khataman Alqur’an di Bangsal Smarakata dimulai pukul 20.10 WIB dengan pengantar ucapan selamat datang dari Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa kepada semua yang hadir. Ada sekitar 70-an yang mengikuti khataman, 30-an peserta di antaranya adalah rombongan Pakasa Cabang Ponorogo (Jatim) yang dipimpin ketuanya, KRRA MN Gendut Wreksodiningrat, yang juga selaku anggota abdidalem Kanca Kaji. Ketua Pakasa Cabang Boyolali juga tampak hadir bersama rombongan, walau terlambat beberapa menit dan acara sudah dimulai.
Putra mahkota tertua KGPH Hangabehi hadir di sisi Gusti Moeng untuk menyampaikan ujub dawuh kepada abdidalem Ketib kagungandalem Masjid Agung, KRA Madyahadinagoro untuk memimpin khataman 30 juss. Karena acara-acara kegiatan spiritual religi seperti itu, kehadiran abdidalem Ketib menjadi mutlak harus ada, terutama dari kagungandalem Masjid Agung Kraton Mataram Surakarta. Para abdidalem Kanca Kaji sebenarnya juga sangat urgen untuk bisa hadir mendukung, namun rata-rata tinggalnya jauh di luar Kota Surakarta.
Sementara itu, Kamis hari ini tidak ada kegiatan tambahan yang istimewa dalam rangka resik-resik, penataan-ulang dan renovasi yang menghiasi sejak Gusti Moeng memulai semua kegiatan dalam rangka #Safe Kraton dari tanggal 1 Januari 2023 yang bersamaan dengan diadakannya wilujengan sungsuman berakhirnya peringatan Hari jadi 91 Tahun pakasa 2022. Sejak pagi hingga siang, kegiatan resik-resik dan penataan-ulang terjadi di ruang tertutup fasilitas perkantoran beberapa bebadan, seperti Kantor Kusuma Wandawa, Kantor Karti Praja, Pendapa Magangan dan Koken Gandarasan.
Yemi Triana selaku abdidalem Kantor Sasana Wilapa yang memimpin resik-resik dan menata-ulang ruang Koken Gandarasa yang berada di dalam menyebutkan, kegiatan resik-resik dan renovasi berskala kecil terus berjalan di sejumlah titik. Wisatawan yang berkunjung juga dikabarkan terus berdatangan walau jumlahnya tak mencolok, yang kini kembali leluasa bisa menyaksikan suasana di kraton sampai ke halaman Pendapa Sasana Sewaka dan halaman depan Bangsal Smarakata untuk berfoto dengan latar-belakang Panggung Sangga Buwana. Gusti Moeng dikabarkan “sowan” Sinuhun PB XIII di Sasana Narendra siang tadi, tetapi belum diketahui inti pembicaraan atau laporan yang disampaikan.
Di tempat terpisah, KRAT Hendri Rosyad Reksodiningrat selaku pemerhati budaya Jawa dan kraton dari sisi spiritual kebatinan menyambut baik inisiatif Gusti Moeng menginisiasi sema kegiatan yang menjadi cirikhas dan tanda kehidupan Kraton Mataram Surakarta, setelah ditutup 5 tahun lebih. Tradisi kegiatan khataman Alqur’an yang diaktifkan lagi, akan mempercepat pengembalian kewibawaan dan nafas kehidupan kraton untuk bergerak menuntun warga peradaban dengan budaya Jawa yang menjadi pedomannya. (won-i1)
