Yang ke Grobogan Dibagi Dua Rombongan, Utusan Sesi Siang dan Sesi Malam
SURAKARTA, iMNews.id – Setelah menyelesaikan tugas safari “Tour de Makam” Nyadran di 6 kabupaten/kota dalam tiga kesempatan masing-masing Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali (13/2), Kabupaten Bantul, DIY (15/2), Kabupaten Slawi/Tegal (22/2), Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar (23/2), “Bebadan kabinet 2004” masih punya tugas “nyadran” di tiga lokasi lagi.
Sadari “Tour de Makam” Nyadran di Kota Surakarta adalah kompleks makam Kyai Ageng Henis yang diteruskan ke Kabupaten Boyolali, untuk “Nyadran” di kompleks makam Ki Ageng Adipati Sri Makurung Handayaningrat, Pujangga Jasadipura (Yosodipuro-Red), kompleks makam R Padmanagara (Bupati Pekalongan) dan kompleks petilasan Ki Ageng Kebo Kenanga (iMNews.id, 13/2)
Dari awal, safari Nyadran rombongan “Bebadan Kabinet 2004” Kraton Mataram Surakarta yang dipimpin langsung Gusti Moeng (Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat). Begitu pula ketika rombongan bersafari “Nyadran” ke Astana Pajimatan Imogiri (Bantul), Kutha Gedhe (Kota Jogja) dan Parangkusumo (Bantul), 15 Februari, juga dipimpin langsung Gusti Moeng.
Kesempatan ketiga, GKR Timoer Rumbai bersama adiknya, GRAy Debi Lelyana Dewi, memimpin rombongan utusan-dalem bersafari “Nyadran” ke Astana Pajimatan Tegalarum Kabupaten Slawi/Tegal, 22/2. Nyadran di makam Sinuhun Amangkurat Agung ini, disambut para pengurus Pakasa Cabang Tegal, di antaranya KRT Heriyanto Wironagoro dan KMT drg Fitri Nursapti Puspaningrum SpBM.
Kompleks Astana Pajimatan Tegalarum di Desa Pasarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Slawi, adalah lokasi makam leluhur Dinasti Mataram paling jauh di arah barat dari lokasi Kraton Mataram Surakarta. Kompleks makam ini termasuk istimewa, karena jasad Sinuhun Amangkurat Agung dan Kanjeng Ratu Kentjana (Garwa Prameswari), tidak disatukan di Astana Pajimatan Imogiri.
KRA Subagyo Teguh Wirotaruno (Ketua Pakasa Cabang Tegal) minta maaf tidak ikut menyambut kehadiran GKR Timoer dan rombongan, tetapi mewakilkan KRT Heriyanto dan KMT drg Fitri Nursapti. Menurutnya, masyarakat Tegal berterimakasih karena jasad Sinuhun Amangkurat tidak dipindah. Gusti Moeng juga berterimakasih, karena masyarakat Tegal mau merawat Astana Pajimatan Tegalarum.
Agenda safari keempat, “Nyadran” ke Kabupaten Sragen yaitu di Astana Pajimatan Kyai Ageng Butuh yang ada di Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh. Konvoi enam mobil rombongan “Bebadan Kabinet 2004” dipimpin langsung Gusti Moeng, Jumat pagi (23/2) tiba di kompleks makam Ki Ageng Kebo Kenanga dan Sultan Hadiwijaya, langsung melakukan doa dan tahlil dilanjutkan tabur bunga.
Rombongan yang disertai GKR Ayu Koes Indriyah atau Gusti Ayu itu, tampak menikmati kenyamanan suasana dan situasi kompleks makam yang belum lama selesai dipugar, hingga merasa nyaman dan tidak kepanasan saat mengikuti doa terutama di luar “cungkup” saat siang hari. Di luar cungkup, terdapat nisan Kyai Ageng Ngerang dan Nyi Ageng Ngerang di antara sejumlah tokoh leluhur.
Dalam kesempatan ziarah di bulan Sura beberapa waktu lalu, Gusti Moeng sempat menyebut bahwa dua di antara tiga nisan itu sepertinya tinggal petilasan saja. Keyakinan itu juga diungkapkan KRAT Mulyadi Puspopustoko (Ketua Pakasa Cabang Pati) saat dimintai konfirmasi iMNews.id. Dia menegaskan, makam Kyai Ageng Ngerang ada Nyai Ageng Ngerang adan di Kabupaten Pati.
Safari “Nyadran” Bebadan Kabinet 2004 yang diikuti lebih 50 orang, Jumat (23/2) kemarin, melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Karanganyar, untuk nyadran di kompleks makam para tokoh penting di Kraton Mataram Surakarta, di antaranya para pejabat Pengageng Museum sampai di tahun 1980-an, di antaranya RNg Atmowimono di Astana Pajimatan Desa Bothok, Kecamatan Mojogedang.
Kompleks makam ini berada di tengah desa, agak jauh dari pemukiman, namun bangunan pendapa cungkup peneduhnya mengkhawatirkan, perlu dipugar, segera. Dari Desa Bothok, rombongan safari “Nyadran” pindah menuju kompleks makam Dukuh Kragilan, Desa Bonorowo, Kecamatan Gondangrejo, untuk berdoa di beberapa pusara tokoh leluhur Gusti Moeng dari garis ibunya.
Sabtu (24/2) ini rombongan safari “libur”, tidak melakukan kegiatan “Ruwahan”. Karena, bersiap-siap menata energi untuk melakukan safari “Tour de Makam” Nyadran di Kabupaten Ponorogo (Pacitan), Minggu (25/2) besok. Ada 4 titik lokasi yang jaraknya sampai belasan kilometer, yang disiapkan Pakasa cabang Ponorogo untuk “Nyadran” rombongan dari kraton.
“Kelihatannya hanya makam Eyang Bathara Katong dan makam Eyang Khasan Besari yang akan disadran rombongan dari kraton. Untuk makam Eyang Jayengrono dan petilasan Sunan Kumbul akan diwakilkan rombongan abdi-dalem yang diutus. Seperti beberapa tahun lalu juga begitu, untuk menyingkat waktu. Karena hujannya masih banyak,” ujar KRRA MN Gendut Wreksodiningrat.
Menurut Ketua Pakasa “Gebang Tinatar” Ponorogo yang dimintai konfirmasi iMNews.id, siang tadi, dalam beberapa tahun ini waktu “sadranan” sudah memasuki musim hujan. Padahal, jarak 4 lokasi itu, ada yang lumayan jauh. Seperti di musin “Nyadran” tahun lalu, hanya sampai tiga titik lokasi di makam Eyang Jayengrono, hujan deras turun setelah keluar dari makam.
Untuk “Nyadran” ke Kabupaten Ponorogo itu, Gusti Moeng yang akan memimpin rombongan. Berikut, Senin (26/2), safari nyadran ada dua rombongan menuju ke Kabupaten Grobogan. Utusan sesi malam di makam Kyai Ageng Tarub dan Kyai Ageng Sela karena bersamaan ada ritual haul, sedangkan rombongan lain di makam Ki Getas Pendawa dan Ki Ageng Katong untuk sesi siang hari. (won-i1).