Prajurit Kraton Surakarta Akan Meriahkan Kirab Budaya yang Digelar Pemkab Purbalingga

  • Post author:
  • Post published:December 16, 2023
  • Post category:Regional
  • Reading time:7 mins read
You are currently viewing Prajurit Kraton Surakarta Akan Meriahkan Kirab Budaya yang Digelar Pemkab Purbalingga
SIMBOL IDENTITAS : Warna-warni sejumlah Bregada Prajurit Kraton Mataram Surakarta yang sudah dikembangkan di tingkat Pakasa cabang, menjadi kekayaan budaya dan potensi menarik. Simbol identitas Mataram inilah yang akan ikut mewarnai peringatan Hari Jadi ke-192 Kabupaten Purbalingga, Senin (18/12). (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Tanggal 18 Desember, Tepat 192 Tahun Usia Kabupaten Purbalingga  

SURAKARTA, iMNews.id – Beberapa Brebagada Prajurit dari Kraton Mataram Surakarta terutama korp musik (korsik) drumband Prajurit Tamtama yang semuanya berkekuatan 50-an orang, akan memeriahkan peringatan Hari Jadi ke-192 pada (Senin besok-Red) tanggal 18 Desember, tepat hari kelahiran Kabupaten Purbalingga.

“Di antara yang akan mendukung kirab budaya peringatan hari jadi di Purbalingga, Senin (18/12) nanti, korsik drumbannya saja 24 orang. Sisanya dibagi beberapa bregada. Ada Sarageni, Jayengastra, Darapati dan Jayasura. Kalau komposisi warnanya biar komplet, ya semua unsur warna cirikhas bregada prajurit diambil,” ujar KRT Darpa Arwantodipuro.

SUDAH BERKEMBANG : Sebagai produk budaya dan peradaban, simbol Prajurit Kraton Mataram Surakarta sudah berkembang menjadi lebih warna-warni dan bervariasi, ketika Pakasa Cabang Jepara menginovasi, melengkapi dan menggenapi keragaman dan komposisi keindahan itu, seperti yang tampak pada hari Jadi ke-92 Pakasa, belum lama ini. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

KRT Darpa Arwantodipuro selaku penanggungjawab urusan prajurit staf kantor Pengageng Sasana Wilapa saat dimintai konfirmasi iMNews.id, kemarin menyebutkan, Pemerintah Kabupaten Purbalingga melibatkan dukungan Kraton Mataram Surakarta dalam kirab budaya peringatan ulang tahun kabupaten, sudah kali ketiga di tahun 2023 ini.

Dikatakan, untuk menjalankan tugas mendukung kirab budaya peringatan Hari Jadi ke-192 Kabupaten Purbalingga, Senin (18/12) akan dipimpin KRA Kuncoro Adiningrat selaku penanggungjawab di lapangan. Dia juga akan bertindak sebagai “Manggala” (komandan) kirab, yang sudah pula dilakukan pada dua kali peringatan berturut-turut dua tahun lalu.

KABUPATEN NGAWI : Para prajurit Tamtama dari Kraton Mataram Surakarta, saat memeriahkan kirab peringatan Hari Jadi Kabupaten Ngawi, lebih lima tahun lalu. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Dukungan atau keterlibatan prajurit Kraton Mataram Surakarta di acara peringatan hari jadi yang digelar sejumlah pemerintah kabupaten di Provinsi Jateng dan Jatim, sudah sangat sering terjadi sejak beberapa tahun lalu dan sudah banyak Pemkab dari dua provinsi itu yang memanfaatkannya.  

Keterlibatan beberapa Bregada Prajurit Kraton Mataram Surakarta yang lengkap dengan korsik drumband Prajurit Tamtata di acara hari jadi sejumlah kabupaten itu, bukan hal yang aneh, karena justru menjadi cara yang baik untuk mengeratkan tali silaturahmi di antara kabupaten-kabupaten itu dengan kraton.

DI PONOROGO : Peringatan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo (Jatim) yang selalu dibungkus event “Grebeg Suro”, nyaris tak pernah melewatkan dukungan prajurit Kraton Mataram Surakarta, khususnya untuk “bedhol pusaka” di makam Batahara Katong, tokoh pendiri kabupaten itu. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Kraton Mataram Surakarta yang pernah eksis sebagai “negara” atau “nagari” monarki selama 200 tahun (1745-1945), pernah memiliki wilayah kedaulatan hampir dua pertiga pulau Jawa ditambah pulau Madura selama 200 tahun itu. Semua pejabat “Bupati” atau “Adipati”-nya, ditunjuk, diangkat dan dilantik oleh pemerintah Mataram Surakarta, bahkan sejak sebelumnya.

Pemerintah “nagari” Mataram Surakarta yang eksis selama 200 tahun itu, adalah meneruskan pemerintahan “nagari” Mataram sebelumnya yang Ibu Kotanya di Kartasura (1645-1745), yang meneruskan pemerintahan Mataram di Ibu Kota Kutha Gedhe yang didirikan Panembahan Senapati (1588-1645).

DI BOROBUDUR : Kraton Mataram Surakarta yang diawali dari Demak di abad 15, pada perjalanannya juga bersentuhan dengan produk peradaban abad 8 berupa Candi Borobudur di Kabupaten Magelang. Peringatan Hari Waisak tahun 2023, menjadi titik persinggungan itu, karena para prajurit kraton hadir di sana, awal Juni lalu. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Semua pejabat “Bupati” maupun “Adipati” di kabupaten yang sudah terbentuk sejak zaman Panembahan Senapati selaku pendiri Dinasti Mataram, yang menunjuk dan melantik adalah raja-raja Mataram itu, bahkan sejak sebelum Mataram terbentuk. Banyak kabupaten (di Jateng dan Jatim-Red) sudah terbentuk pada zaman Kraton Pajang (abad 16) dan Demak (abad 15).

Para pejabat “Bupati” itu disebut “Bupati Manca” atau “Bupati Njaba” (di luar kraton-Red). Bagaimana wujud keindahan para Bupati Manca itu ketika mengenakan busana kebesarannya, sering diperlihatkan pada saat berlangsung peringatan hari jadi yang dimeriahkan dengan kirab budaya seperti yang sering dilakukan Pemkab Blora dan peringatan Hari Jadi Pakasa di Surakarta.

DI MADIUN : Para prajurit Kraton Mataram Surakarta juga memberi daya tarik tersendiri bagi warga peradaban masa kini di Kabupaten Madiun (Jatim) saat berlangsung kirab budaya peringatan hari jadi kabupaten, beberapa waktu lalu. Rata-rata generasi muda masa kini terpesona, tetapi sudah tidak mengenal asal-mula daerahnya. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Karena punya latarbelakang sejarah dan ikatan emosional serta kultural itu, maka tidak aneh kalau banyak Pemkab di wilayah Provinsi Jateng dan Jatim menggelar peringatan hari jadi kelahiran kabupatennya dengan kirab dan selalu didukung Kraton Mataram Surakarta, berupa kehadiran beberapa bregada prajurit dalam prosesi kirab.

Pemkab Ponorogo, Pemkab Ngawi dan Pemkab Madiun terhitung paling sering melibatkan kraton dalam peringatan hari jadi kabupatennya. Begitu pula Pemkab Blora dan Pemkab Purbalingga, termasuk paling sering menggelar peringatan hari jadi dengan dukungan prajurit kraton. Banyak daerah lain, sering menggelar haul tokoh leluhurnya melibatkan prajurit kraton. (won-i1).