Tanggal 18 Desember, Tepat 192 Tahun Usia Kabupaten Purbalingga
SURAKARTA, iMNews.id – Beberapa Brebagada Prajurit dari Kraton Mataram Surakarta terutama korp musik (korsik) drumband Prajurit Tamtama yang semuanya berkekuatan 50-an orang, akan memeriahkan peringatan Hari Jadi ke-192 pada (Senin besok-Red) tanggal 18 Desember, tepat hari kelahiran Kabupaten Purbalingga.
“Di antara yang akan mendukung kirab budaya peringatan hari jadi di Purbalingga, Senin (18/12) nanti, korsik drumbannya saja 24 orang. Sisanya dibagi beberapa bregada. Ada Sarageni, Jayengastra, Darapati dan Jayasura. Kalau komposisi warnanya biar komplet, ya semua unsur warna cirikhas bregada prajurit diambil,” ujar KRT Darpa Arwantodipuro.
KRT Darpa Arwantodipuro selaku penanggungjawab urusan prajurit staf kantor Pengageng Sasana Wilapa saat dimintai konfirmasi iMNews.id, kemarin menyebutkan, Pemerintah Kabupaten Purbalingga melibatkan dukungan Kraton Mataram Surakarta dalam kirab budaya peringatan ulang tahun kabupaten, sudah kali ketiga di tahun 2023 ini.
Dikatakan, untuk menjalankan tugas mendukung kirab budaya peringatan Hari Jadi ke-192 Kabupaten Purbalingga, Senin (18/12) akan dipimpin KRA Kuncoro Adiningrat selaku penanggungjawab di lapangan. Dia juga akan bertindak sebagai “Manggala” (komandan) kirab, yang sudah pula dilakukan pada dua kali peringatan berturut-turut dua tahun lalu.
Dukungan atau keterlibatan prajurit Kraton Mataram Surakarta di acara peringatan hari jadi yang digelar sejumlah pemerintah kabupaten di Provinsi Jateng dan Jatim, sudah sangat sering terjadi sejak beberapa tahun lalu dan sudah banyak Pemkab dari dua provinsi itu yang memanfaatkannya.
Keterlibatan beberapa Bregada Prajurit Kraton Mataram Surakarta yang lengkap dengan korsik drumband Prajurit Tamtata di acara hari jadi sejumlah kabupaten itu, bukan hal yang aneh, karena justru menjadi cara yang baik untuk mengeratkan tali silaturahmi di antara kabupaten-kabupaten itu dengan kraton.
Kraton Mataram Surakarta yang pernah eksis sebagai “negara” atau “nagari” monarki selama 200 tahun (1745-1945), pernah memiliki wilayah kedaulatan hampir dua pertiga pulau Jawa ditambah pulau Madura selama 200 tahun itu. Semua pejabat “Bupati” atau “Adipati”-nya, ditunjuk, diangkat dan dilantik oleh pemerintah Mataram Surakarta, bahkan sejak sebelumnya.
Pemerintah “nagari” Mataram Surakarta yang eksis selama 200 tahun itu, adalah meneruskan pemerintahan “nagari” Mataram sebelumnya yang Ibu Kotanya di Kartasura (1645-1745), yang meneruskan pemerintahan Mataram di Ibu Kota Kutha Gedhe yang didirikan Panembahan Senapati (1588-1645).
Semua pejabat “Bupati” maupun “Adipati” di kabupaten yang sudah terbentuk sejak zaman Panembahan Senapati selaku pendiri Dinasti Mataram, yang menunjuk dan melantik adalah raja-raja Mataram itu, bahkan sejak sebelum Mataram terbentuk. Banyak kabupaten (di Jateng dan Jatim-Red) sudah terbentuk pada zaman Kraton Pajang (abad 16) dan Demak (abad 15).
Para pejabat “Bupati” itu disebut “Bupati Manca” atau “Bupati Njaba” (di luar kraton-Red). Bagaimana wujud keindahan para Bupati Manca itu ketika mengenakan busana kebesarannya, sering diperlihatkan pada saat berlangsung peringatan hari jadi yang dimeriahkan dengan kirab budaya seperti yang sering dilakukan Pemkab Blora dan peringatan Hari Jadi Pakasa di Surakarta.
Karena punya latarbelakang sejarah dan ikatan emosional serta kultural itu, maka tidak aneh kalau banyak Pemkab di wilayah Provinsi Jateng dan Jatim menggelar peringatan hari jadi kelahiran kabupatennya dengan kirab dan selalu didukung Kraton Mataram Surakarta, berupa kehadiran beberapa bregada prajurit dalam prosesi kirab.
Pemkab Ponorogo, Pemkab Ngawi dan Pemkab Madiun terhitung paling sering melibatkan kraton dalam peringatan hari jadi kabupatennya. Begitu pula Pemkab Blora dan Pemkab Purbalingga, termasuk paling sering menggelar peringatan hari jadi dengan dukungan prajurit kraton. Banyak daerah lain, sering menggelar haul tokoh leluhurnya melibatkan prajurit kraton. (won-i1).