Mulai dari Kirab Budaya, Sajian Seni Cabang, Wisudan dan Pentas Wayang Kulit
SURAKARTA, iMNews.id – Rencana peringatan Hari Jadi 92 Tahun Pakasa tahun 2023 yang semula akan digelar dalam dua hari yaitu 25-26 November yang dipusatkan di kompleks Pendapa Pegelaran Sasana Sumewa, akhirnya diputuskan hanya akan dilangsungkan dalam sehari yaitu, Minggu (26/11).
Rapat internal “Bebadan Kabinet 2004” yang berlangsung di kraton belum lama ini, memutuskan, rencana peringatan dan agenda kegiatan pengisinya, diputuskan menjadi satu hari itu dan keputusan tersebut langsung disebarluaskan, baik melalui zoom virtual maupun WA grup beberapa komunitas di antaranya grup Pakasa cabang dari berbagai daerah.
“Inggih. Leres. Kula nampi kabar keputusan rapat lewat grup ngaten menika. Peringatan hari jadi dipunputusaken namung sedinten, Minggu, 26 November. Nanging, Pakasa Cabang Magelang namung saget nderek kirab budaya mawon. Menika saestu saget ngenthengaken biaya rombongan utusan ingkang badhe bidhal dhateng kraton,” ujar KRT Bagiyono saat dihubungi iMNews.id.
Ketua Pakasa Cabang Magelang yang dimintai konfirmasi siang tadi lebih lanjut mengatakan, warga cabangnya hanya menyiapkan rombongan sekitar 10 orang untuk hadir dalam perintatan Hari Jadi 92 tahun Pakasa yang digelar di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, Minggu (26/11). Tetapi, rombongan yang diutus hanya siap untuk mengikuti kirab budaya.
Dia menyatakan, sejak awal ada rencana peringatan hari jadi Pakasa yang diinisiasi kelahirannya oleh Sinuhun PB X tanggal 29 November 1931 itu, pihaknya sudah berunding dengan kalangan pengurus dan anggotanya. Mengingat situasi dan kondisi cabang yang belum kuat, direncakan hanya akan mengikuti kirab saja.
Dalam perkembangan, perubahan agenda rencana dari yang semual akan digelar dua hari menjadi hanya sehari, diakui KRT Bagiyono akan lebih meringankan terutama cabangnya, karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap jika ada rencana tampil di acara yang digelar Sabtu (25/11) dan Minggu (26/11).
“Karena rencananya menjadi 1 hari saja, kami malah bersyukur, karena bisa datang untuk sehari saja yang lengkap sekali acaranya, yaitu Minggu (26/11) itu, setelah selesai lalu bisa pulang. Ini jelas meringankan beban biayanya. Secara kebetulan lagi, kami juga belum punya usulan permohonan gelar baru maupun kenaikan pangkat,” jelas KRT Bagiyono.
Keputusan terakhir penyederhanaan rencana agenda peringatan hari jadi Pakasa, juga dibenarkan KRT Darpo Arwantodipuro yang kini berkonsentrasi menggarap pengetikan/pengisian lembar “partisara kekancingan” yang jumlahnya mencapai 400-an orang. Kerja ekstra keras dengan konsentrasi tinggi harus dilakukan, karena harus mengisi 4 ribuan data identitas pemohon.
“Data-datanya ‘kan harus ditulis dalam dua aksara. Jadi, perlu konsentrasi tinggi. Apalagi jumlahnya sampai 400 ratus, tetapi data-data identitas pemohon saya terima dadakan saat upacara wisuda kurang tiga hari. Itu saja, sering kali ada yang datang beberapa menit menjelang wisudan. Maka, sering disiasati diterimakan map-nya saja,” ujar KRT Darpo di tempat terpisah.
Partisara kekancingan yang disiapkan dan dikerjakan dalam waktu yang kurang ideal itu, karena dalam agenda rencana peringatan hari jadi Pakasa, juga diagendakan ada upacara wisuda penyerahan kekancingan bagi 400-an abdi-dalem pemohon baru maupun yang mendapat kenaikan pangkat, gelar dan sesebutan.
Upacara wisuda itu menjadi bagian dari keputusan terakhir rapat yang digelar otoritas internal di kraton termasuk pengurus Pakasa Punjer, yang menyatukan semua kegiatan peringatan hari jadi pada hari Minggu (26/11). Dari informasi melalui WA grup itu disebut, setelah kirab budaya, dilanjutkan dengan upacara wisuda, pentas seni dan malamnya ditutup dengan pentas wayang.
Kabar itu juga diterima pengurus Pakasa Cabang Jepara, yang semakin mengintensifkan latihan para prajurit Bregada Nguntara Praja dan Korsik Prajurit Sura Praja Pakasa Jepara untuk tampil pada kirab budaya yang digelar Minggu (26/11). Menurut KRA Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa), kontingen cabang Jepara siap mengirim 140-an orang untuk kirab budaya itu.
“Kami siap berkolaborasi dengan korsik prajurit Tamtama kraton untuk kirab budaya hari jadi Pakasa. Ini malah sudah selesai menggarap arenseman lagu ‘Taman Jurug’ yang akan mulai jadi materi latihan untuk tampil di hari jadi. Kami juga mendapat dukungan para pembimbing. Termasuk Pasiops Kodim 0719 Jepara sebagai Manggala baru yang akan menggantikan manggala lama.”
“Mayor Rahmat akan pindah tugas ke Bali, digantikan Lettu (Inf) Taufik Mawardi SH MH. Jadi, kami juga terpaksa mencari penggantinya untuk Manggala prajurit Bregada Sura Praja. Saya berharap, Manggala baru juga bisa ikut tampil memimpin prajurit dan korsik yang dikirim Pakasa Jepara di Surakarta. Cabang Jepara menerjunkan 140-an orang,” sebut KRA Bambang.
Menurut KRA Bambang, Pakasa cabang Jepara memiliki anggota atau warga yang didominasi para generasi muda, karena selama ini banyak didukung keluarga besar SMK Bhakti Praja Jepara. Selain kalangan siswa yang memperkuat prajurit khususnya Korsik Drumband Sura Praja, juga dibantu para instruktur drumband termasuk tokoh pembina SMK itu, yaitu H Gunarto SPd ST MM.
Selain itu, sampai hari ini dirinya juga masih menunggu informasi tentang adanya pameran UMKM aneka produk pangan dan aneka industri yang bertajuk “Gebyar UMKM 2023” yang akan digelar Satgas Pangan Nasional di Alun-alun Lor. Sebelumnya, KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Pakasa Punjer berharap kalangan Pakasa cabang bisa ikut andil dalam event itu.
Menurut KPH Edy, kegiatan “Gebyar UMKM 2023” bisa saling mendukung dengan peringatan Hari Jadi 92 tahun Pakasa. Namun, agenda kegiatan yang semula digelar dalam dua hari 25-26/11, disederhanakan menjadi sehari yaitu Minggu (26/11). Sedangkan, tepat tanggal 29 November sebagai peringatan 92 tahun, diserahkan cabang Pakasa untuk menggelar acara di daerah masing-masing.
Hal penyederhanaan agenda kegiatan ini, selain Pakasa cabang Magelang, juga disambut baik oleh Pakasa cabang Ponorogo termasuk pengurus Paguyuban Reog “Katon Sumirat” yang dipimpin KRAT Sunarso Suro Agul-agul. Wakil Ketua Pakasa cabang Ponorogo ini mengaku, tahun ini benar-benar tahun berat yang menuntut pengurus cabang lebih “prihatin”.
“Pakasa Cabang Ponorogo bersama Cabang Magetan dan (embrio) cabang Ngawi, hanya akan mengeluarkan 7 unit reog. Mudah-mudahan tahun depan, kita semua diberi kekuatan lebih agar bisa menyajikan lebih baik lagi. Tetapi intinya, ‘Katon Sumirat’ dan Pakasa cabang, tetap mendukung Pakasa. Selamat Ultah 92 tahun Pakasa,” ucap KRAT Suro Agul-agul di tempat terpisah.
Sementara itu, Rabu Pahing malam (22/11), “Bebadan Kabinet 2004” yang dipimpin Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat (LDA) menggelar tradisi rutin khataman Alqur’an tiap weton atau 35 hari sekali di Bangsal Smarakata. Acara religi itu diikuti sekitar 150-an orang dari berbagai elemen kraton dan LDA.
Di antara para peserta itu, adalah para santri dari Pesantren Jatisobo yang berada di lingkungan Masjid Agung Jatisobo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukohardjo. Abdi-dalem ulama Pakasa Cabang Pati yang dipimpin KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro, juga selalu hadir bersama rombongan sejak dirinya dilantik menjadi “Plt” ketua cabang sekitar setahun lalu.
“Ini Pakasa Kudus hanya sowan 6 orang mengikuti khataman. Karena, nanti masih harus hadir ke hari jadi Pakasa, Minggu (26/11). Saya tadi kontak Kanjeng Mul (KRAT Mulyadi-Ketua Pakasa Cabang Pati), katanya tidak bisa berangkat. Untuk besok Minggu (26/11), inginnya bareng Pakasa Pati. Tapi enggak tahu, apa Pati juga berangkat,” sebut KRA Panembahan Didik, semalam. (won-i1).