Didahului Khataman Alqur’an di Bangsal Parasedya, Menjadi yang Pertama
SURAKARTA, iMNews.id – Haul atau khol ke-18 wafat Sinuhun PB XII yang digelar kali pertama di “gedhong” Sasana Handrawina, Minggu (5/11), diakhiri dengan ziarah bersama-sama ke Astana Pajimatan Imogiri, Bantul (DIY), tempat para raja Mataram Surakarta (dan Jogja) dimakamkan, termasuk Sinuhun PB XII, Senin (6/11). Ritual khol “perdana” setelah peristiwa 17 Desember 2022 dan 3 Januari 2023 itu, diawali dengan khataman Alqur’an yang diikuti sekitar 50-an abdi-dalem ulama dari berbagai cabang Pakasa yang dipimpin Gusti Moeng di Bangsal Parasedya, Sabtu malam (4/11).
Abdi-dalem garap staf kantor Pengageng Sasana Wilapa, Yemi Triyana yang dihubungi iMNews.id menyebutkan, ada 150-an anggota rombongan ziarah dari Kraton Mataram Surakarta yang sudah sampai di pendapa “tenggan” dan “santun” di zona makam raja-raja Surakarta, Astana Pajimatan, Imogiri pukul 10.00 WIB. Jumlah itu banyak dari kalangan kerabat, sentana dan “Bebadan Kabinet 2004” dan elemen Putri Narpa Wandawa yang dipimpin ketuanya, GKR Timoer Rumbai, ditambah beberapa dari Pakasa cabang dan disambut Bupati Juru-Kunci Astana Pajimatan KRMH Bimo Djoyo Adilogo, untuk mengawali “nyekar” di makam SISKS Paku Buwana XII.
Sinuhun PB XII menjadi tokoh raja Mataram Surakarta yang “dimuliakan” dalam suasana dan momentum menarik, di antara sejumlah tokoh raja pendahulunya. Karena, rangkaian upacara spiritual religi khol wafatnya yang ke-18 diperingati sangat lengkap, dan mendapatkan perhatian luas dari kalangan masyarakat adat yang dipimpin Gusti Moeng sebagai Pengageng Sasana Wilapa sekaligus Pangarsa Lembaga Dewan Adat. Rangkaian upacara yang dipersembahkan untuk memuliakan Sinuhun Amardika ini, adalah kali pertama atau perdana sejak Gusti Moeng dan jajaran “Bebadan Kabinet 2004” bisa kembali bekerja penuh sejak 17 Desember 2022.
Rangkaian upacara yang begitu lengkap itu, diawali dengan khataman Alqur’an yang digelar Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat di Bangsal Parasedya, Sabtu malam (4/11) yang banyak melibatkan abdi-dalem ulama yang terdiri dari abdi-dalem jurusuranata dan abdi-dalem “Kanca Kaji”. Di antara mereka yaitu abdi-dalem ulama dari Pakasa Cabang Kudus yang dipimpin KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro, rombongan Pakasa Cabang Pati yang dipimpin KRAT Mulyadi Puspopustoko, para santri dari Pakasa Cabang Kota Salatiga dan perwakilan-perwakilan Pakasa dari beberapa cabang lain.
Khataman Alqur’an yang digelar Sabtu malam (4/11), disebutkan Gusti Moeng bisa mengingatkan kembali kenangan masa kecil mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan serupa itu, yang dulu selalu dilaksanakan rutin di Bangsal Parasedya hingga tahun 1970-an. Menurut abdi-dalem “Kanca Kaji” asal Kabupaten Ponorogo, KRT Ahmad Faruq Reksobudoyo MFil-I yang nyaris tak pernah absen dari kegiatan spiritual religi di kraton ini, tradisi yang dihidupkan kembali Pengageng Sasana Wilapa sangat positif dan layak didukung, karena elemen kegiatan ini merupakan cirikhas dan simbol Mataram Surakarta sebagai penerus Mataram Islam.
Lokasi khataman Alqur’an yang berada di Bangsal Parasedya, juga sangat ekseklusif dan sangat representatif untuk kegiatan spiritual religi Mataram Surakarta, karena berada di antara lokasi yang biasanya digunakan untuk ritual tingalan-jumenengan raja di sisi timur dan ruang pusaka serta ndalem Pakubuwanan yang menjadi tempat penyimpanan simbol-simbol spiritual raja Mataram yang berada di sisi barat. Lokasi itu, hanya boleh diinjak saat berlangsung kegiatan spiritual religi khataman Alqur’an dan ritual tingalan jumenengan atau ulang tahun tahta raja.
Seusai khataman Alqur’an Sabtu malam, berlanjut dengan ritual khol peringatan wafat Sinuhun PB XII yang digelar di “gedhong” Sasana Handrawina, Minggu siang (5/11). Dalam peristiwa itu, hadir sekitar 300 orang dari berbagai elemen “Bebadan Kabinet 2004” dan Lembaga Dewan Adat, terutama perwakilan warga Pakasa dari sejumlah cabang yang tersebar di berbagai daerah. Kemarin tampak perwakilan Pakasa cabang Kudus, Jepara, Pati, Ponorogo, Trenggalek, embrio cabang Kabupaten Ngawi, Nganjuk, Magetan, Cabang Klaten, Boyolali, Sragen dan para pengurus cabang lain yang mengikuti secara zoon virtual dari masing-masing cabang.
Setelah doa wilujengan, bacaan surat Yassin dan tahlil yang dipimpin abdi-dalem jurusuranata, pagi tadi diteruskan dengan ziarah ke makam Sinuhun PB XII di Astana Pajimatan Imogiri, Bantul (DIY), Senin (6/11) siang tadi, dari pukul 10.00 WIB hingga selesai. Seluruh rangkaian khol wafat Sinuhun PB XII sudah dilaksanakan lengkap dan hampir semua kerabat keluarga besar “Kangjeng Ratu Ageng” Pradapaningrum hadir berziarah, karena dari garwa-dalem ini terlahir lima anak lelaki di antaranya Sinuhun Suryo Partono dan lima anak perempuan di antaranya GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng.
Pertemuan Pakasa cabang dengan pengurus Pakasa pusat yang dipimpin KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Punjer (Ketua Pusat) menggenapi kesempatan bisa bertemu dalam sehari, seusai ritual khol, Minggu (5/11) itu. Rapat koordinasi di ruang di eks kantor Sinuhun PB XI, digelar pengurus Pakasa pusat dan diikuti sejumlah utusan Pakasa cabang, untuk membahas rencana peringatan dan perayaan Hari Jadi 92 Pakasa tahun 2023. KPH Edy menyebutkan, ada beberapa hal penting yang sudah dirancang dan disepakati rapat, untuk dilaksanakan dalam dua hari peringatan/perayaan yang diagendakan, yaitu 25-26 November ini.
Sepulang dari rapat, banyak yang sudah mempersiapkan diri untuk tampil dalam peringatan hari jadi yang puncaknya, 29 November, diberikan kesempatan sepenuhnya kepada Pakasa cabang untuk menggelar doa wilujengan sebagai tanda peringatan dan perayaan di wilayah cabang masing-masing. Selain Pakasa cabang Trenggalek yang dipimpin KRAT Seviola dan Pakasa Cabang Jepara yang dipimpin KRA Bambang S Adiningrat, komunitas “Pagerwojo” Mantingan yang dipimpin Suyono Sastrorejo sebagai embrio Pakasa Cabang (Kabupaten) Ngawi, juga dilibatkan dalam rapat setelah sebelumnya diajak bertemu KPH Edy selaku Pangarsa Pakasa Punjer. (won-i1).